Lingkungan   2020/03/09 22:59 WIB

Pabrik Sawit PT SIPP Cemari Lingkungan

Pabrik Sawit PT SIPP Cemari Lingkungan

Warga memberitahu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis soal adanya pencemaran lingkungan sungai

LINGKUNGAN - Pada Maret 2020 ini, warga memberitahu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis, soal adanya pencemaran lingkungan sungai, di kilometer 6 Rangau Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau.

Air sungai sudah tercemar sekitar satu kilometer dari lokasi pabrik sawit PT Sawit Inti Prima Perkasa (SIPP). Sejauh ini Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maupun pihak LHK Bengkalis belum turun ke lokasi ambil sampel. Hasilnya, perusahaan buang limbah ke sungai melebihi baku mutu, ungkap aktivis lingkungan Ir Ganda Mora MSi yang juga dari Barisan Relawan Jalan Perubahan (BARA-JP).

class=wp-image-20702

Temuan lain, kata dia terjadi pencemaran udara dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Cerobong udara tempat pembakaran tandan kosong sawit diduga rusak. Emisi keluar dari tempat yang tidak seharusnya. Persoalan ini perlu ditndaklanjuti berupa kajian dan analisa dampak dari investasi perusahaan tersebut apakah nanti menguntungkan atau justru merugikan masyarakat, sebutnya.

Menurutnya, DLH Bengkalis perlu mengawasi dan menunggu laporan pabrik sawit di Bengkalis ini yang bermasalah pembuangan limbah, keberadaan PKS SIPP juga diduga tidak memiliki kebun inti dan tidak memiliki kerjasama dengan pihak koperasi, kami menduga sumber Tandan Buah Segar (TBS) berasal dari kawsan hutan (Suaka Marga Satwa, Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas) di sekitar PKS, ujarnya.

H Arman AA, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bengkalis dikontak ponselnya tadi ini pada wartawan menanggapi, pihaknya belum meninjau kelapangan baik untuk melihat apakah benar perusahaan sudah melakukan perbaikan cerobong. Perusahaan, kata dia, jika benar telah terjadi pencemaran air sungai tentu perlu melakukan penambahan kolam penampungan limbah. Kita mesti melihat berapa jumlah kolam yang tersedia jika PKS perusahaan mengelola lebih dari 40 sampai 60 ton tandan buah sawit (TBS) per jam. kalau kapasitas seperti itu, bagusnya 13-15 kolam, katanya.

class=wp-image-20703

Namun disisi lain Ganda Mora menilai SIPP diduga belum memiliki izin Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga tidak memiliki instalasi pengolahan limbah ( IPAL) yang memadai. Itu bisa saja menjadi penyebab pencemaran lingkungan oleh limbah yang dibuang ke sungai Rangau yang mengakibatkan penurunan kualitas air dan berdampak sangat buruk terhadap kehidupan dalam air sepeti ikan dan tumbuhan akan mati, sebutnya.

Ganda juga mempersoalkan terjadinya pencemaran udara (embien) yang bersumber dari cerobong pembuangan asap pabrik, ini diakibatkan belum adanya sistem pembersih atau saringan udara yang dipasang didalam pabrik PKS SIPP, urainya.

class=wp-image-20705

Dia mengusulkan pihak Dinas KLHK Provinsi dapat melakukan pemantauan dan mengukur kualitas air dan udara disekitar pabrik bilamana belum memiliki Amdal dan Ipal. itu perlu dehentikan, ucap alumni pasca sarjana lingkungan Universitas Riau (UR) dan Ketua Lembaga Independen Pembawa Suara Pemberatas Korupsi, Kolusi Kriminal Ekonomi (IPSPK3) RI itu, Selasa (10/3/2020).

Sementara Dermawan Irawati Nasution, tokoh masyarakat setempat menyesalkan keberadaan PKS SIPP di km 6 Rangau tersebut. Dia juga mengaku telah mendapat laporan keluhan masyarakat akibat pencemaran lingkungan cerobong PKS SIPP. Dalam pernyataannya Irawati menyebutkan, ikan hilang dari sungai Rangau dan udara yang sangat mengganggu pernapasan warga perlu segera pihak pemerintah memperhatikan persoalan yang dianggap kecil oleh sebagian orang, tetapi itu malah menjadi bumerang warga disini, terang salah satu tokoh yang juga maju di Pilkada Bengkalis 2020 dari calon perseorangan ini.

Pemerintah setempat harus lebih perduli terhadap perizinan dimiliki PKS SIPP, jangan menunggu ada korban ditengah masyarakat, ujar Irawati kepada media.

Tetapi ditiap pergantian hari warga Suku Sakai yang permukimannya tinggal disektar PKS SIPP sudah merasa gerah dan telah mendatangi pihak pihak perusahaan soal limbah dan pencemaran asap cerobong yang menggumpal mengeluarkan asap hitam bertebar kesegala arah penjuru itu. Alhasil mereka selalu tidak ditanggapi.

class=wp-image-20706/

Sulung, warga Suku Sakai mengaku sudah berulang kali secara bersama warga lainnya menyampaikan sekaligus meminta keterangan masalah bau busuk dan abu hitam yang disemburkan dari corobong pabrik PKS SIPP, tidak pernah ditanggapi, pak, kata Sulung.

Pengakuan warga mereka mengalami derita menyakitkan seperti gangguan pernafasan dan teras rumah dan atap seng rumah penuh vertikal abu hitam. Sungai Sorong memiliki anak sungai (parit) yang mengalir keberbagai arah. Diduga keras disekitar perusahaan dimamfaatkan sewaktu waktu sebagai sarana pembuangan limbah disaat turunnya hujan. Dipastikan setiap aliran parit tidak seekor ikan pun ditemukan yang hidup. Sebaliknya, mengarah ke hulu sungai, yang tidak dilintasi air limbah perusahaan justru terlihat loncatan loncatan ikan yang masih layak dikonsumsi. (rp.sdp/*)

Tags : -,