RENGAT - Community Development Officer (CDO) PT Mustika Agung Sawit Gemilang (MASG), Zulkifli Panjaitan S.Sos MM membantah tudingan dugaan adanya limbah melalui saluran parit yang mengalir ke anak sungai di sekitar pabrik.
Sebelumnya, Direktur Indenpenden Pembawa Suara Pemberantas Korupsi, Kolusi, Kriminal, Ekonomi (IPSPK3) RI, Ir Ganda Mora M.Si mengaku mendapat laporan dari warga bahwa MASG dengan sengaja membuat saluran air (parit) adanya dugaan mengalirkan limbah hasil olahan CPO yang akhirnya mengalir ke anak sungai, suatu hal yang mustahil dan tidak masuk akal sehat jika dikatakan kolam limbah Pabrik Kelapa sawit (PKS) MASG mer��mbes atau bocor hingga keluar ke mata air di areal kebun sawit warga, jelas Zulkifli.
Zulkifli Panjaitan S.Sos MM ,Community Development Officer (CDO) PT MASG bersama Hadi Chandra dan Milli Taufiq meninjau langsung saluran air (parit gajah) ke sumber air yang mengeluarkan aroma bau tak sedap
Jarak antara lokasi kolam limbah kita dengan mata air itu ada sekitar 1 kilometer (km), selanjutnya 100 meter dari kolam limbah itu tepatnya di batas lahan kebun sawit milik Mulyadi (warga Peranap) sudah dibangun parit gajah yang lebarnya mencapai 10 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.
Posisi kolam limbah jauh diatas kedalaman parit gajah, atau posisi parit gajah jauh dibawah kolam limbah, jika ada terjadi kebocoran dan atau rembesan terhadap kolam limbah, sudah otomatis air bocoran limbah dan atau air rembesan limbah menggenang di parit gajah.
Mata air yang disebutkan berasal dari sumber batu bara (yang dahulunya bekas penggalian batu bara) ada di kebun sawit Mulyadi, kini pada areal yang sama sudah berdiri PKS PT MASG di Desa Simalinang Darat Kecamatan Peranap, Inhu, Riau.
Dibangunnya parit aliran dari mata air yang keluar secara terus menerus itu, merupakan permintaan Mulyadi pemilik kebun sawit yang berbatasan langsung dengan MASG. Awalnya Mulyadi lah yang bermohon untuk dibuatkan parit aliran dari mata air agar tidak berserakan kesana kemari, sekitar 3 bulan lalu, tapi baru kita kabulkan sekitar 2 minggu lalu, terangnya.
Perusahaan juga merasa khawatir jika dibuatkan parit aliran dari mata air itu, Nah sekarang malah dikira kita ada macam macam terhadap mengalirnya air dari mata air tersebut, ternyata benar juga sebagaimana tudingan Hadi Chandra.
Tumpukan sampah di sekitar lokasi parit gajah
Perusahaan telah melakukan pengecekan ke lokasi mata air yang ada di lokasi kebun sawit milik Mulyadi dengan Hadi Chandra dan tokoh pemuda Peranap, Milli Taufiq Kamis tanggal 30 April 2020 kemarin, ternyata ditemui air yang keluar dari mata air itu kondisinya jernih meski memang sedikit berbau tak sedap, bau itu timbul jika saat musim hujan dan jika musim kemarau air yang keluar dari mata air itu justru jernih dan tidak berbau apapun, ungkapnya.
Tokoh pemuda Peranap, Milli Taufiq juga berkata; Setelah melihat posisi dan kondisi mata air di areal kebun sawit milik Mulyadi tidak masuk diakal bau air yang keluar dari mata air merupakan bocoran dan atau rembesan dari kolam limbah PKS PT MASG.
Milli Taufik akan menyampaikan kepada warga sekitar PKS perusahaan bahwa bau air yang keluar dari mata air bukan bocoran atau rembesan dari PKS MASG. Meilihat dari jarak kejauhan antara kolam limbah dengan posisi mata air mencapai sekitar 1 kilomter yang juga dihadang dengan parit gajah yang begitu dalam.
Tudingan bau air yang keluar dari mata air akibat rembesan dan atau bocoran dari kolam limbah tidak masuk akal, artinya tudingan itu mereka-reka. Dilokasi areal mata air juga terdapat puluhan tumpukan sampah yang sengaja diangkut oleh pemilik kebun sawit Mulyadi guna pemupukan kebun sawitnya yang luasannya sekitar puluhan hektar.
Tumpukan sampah itu berasal dari pasar peranap yang terdiri dari segala macam kotoran, dan dibuang secara bertumpuk tumpuk di areal kebun sawit Mulyadi, karena posisi tumpukan sampah di kebun sawit mulyadi itu diatas areal mata air, bisa jadi rembesan sampah tadi meresap dan mengalir ke mata air dimaksud. (rls)
