Internasional   2020/05/10 23:43 WIB

Penanganan Corona Kacau Balau, Obama Kecam Trump

Penanganan Corona Kacau Balau, Obama Kecam Trump

INTERNASIONAL - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengecam keras penggantinya, Donald Trump, dalam menangani krisis virus corona di AS.

Dalam percakapan video untuk kalangan terbatas, Obama menyebut penanganan pandemi oleh pemerintah AS sebagai bencana yang sangat amburadul.

Obama mengatakan hal itu ketika mendorong eks-stafnya agar membantu tim sukses calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pilpres mendatang, seperti dilaporkan CNN.

Gedung Putih menanggapi pernyataan Obama dengan mengatakan bahwa respons Presiden Trump terhadap pandemi merupakan aksi yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dapat menyelamatkan nyawa rakyat AS.

Selama percakapan video, Obama mengatakan pendekatan Trump terhadap pemerintah dalam menanggapi virus corona patut disalahkan.

Hal itu akan menjadi buruk bahkan dengan langkah terbaik pemerintah, katanya seperti dikutip dalam percakapan video itu.

Itu benar-benar bencana yang sangat kacau ketika pola pikir 'apa untungnya buat saya' dan 'persetan dengan orang lain', diterapkan dalam pemerintahan kita.

Obama juga mengkritik keputusan pembatalan tuntutan pidana terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn.

Bagaimana situasi virus corona di AS?

Hampir 80.000 orang meninggal dunia dan pemerintah AS memastikan lebih dari 1,3 juta kasus - keduanya merupakan yang tertinggi di dunia.

Banyak negara bagian mulai menerapkan karantina wilayah alias lockdown pada Maret lau, namun saat ini sudah mencabutnya, sehingga memungkinkan warga untuk kembali bekerja.

Tetapi para pejabat kesehatan memperingatkan pelonggaran itu dapat menyebabkan virus menyebar lebih jauh.

Pendekatan Trump terhadap pandemi ini tidak jelas. Pada Februari lalu dia menolak ancaman pandemi, dengan mengatakan persoalan itu akan hilang dengan sendirinya, tetapi pada pertengahan Maret dia mengakui tingkat keparahannya.

Pada April, dia mengatakan bahwa mengonsumsi cairan disinfektan bisa menjadi pengobatan - ucapan yang ditolak para ahli.

Pekan lalu dia mengumumkan akan mengakhiri kerja gugus tugas virus corona, tetapi kemudian dia mengatakan masa kerjanya akan berlanjut - namun fokus pada pembukaan kembali aktivitas ekonomi.

Anggota gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih mungkin terpapar virus

Dalam perkembangan terbaru, tiga anggota gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih melakukan isolasi mandiri selama dua pekan karena kemungkinan terpapar Covid-19.

Dr Anthony Fauci, yang dikenal sebagai simbol melawan virus di AS, adalah salah seorang yang akan masuk ke karantina.

Lembaga yang dipimpinnya, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan dia berisiko relatif rendah terpapar virus tersebut.

Anthony Fauci kemudian dinyatakan negatif.

Pria berusia 79 tahun itu akan bekerja dari rumah untuk sementara waktu dan akan diuji secara teratur, kata lembaga itu.

Sekretaris pers Wakil Presiden Mike Pence, Katie Miller, mengatakan istri asisten Trump, Stephen Miller, dinyatakan positif terkena virus itu pada Jumat lalu.
Siapa saja yang mengisolasi diri?

Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyajit (CDC), Dr Robert Redfield, dan komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Stephen Hahn, juga melakukan isolasi mandiri.

Dalam sebuah pernyataan, CDC mengatakan Dr Redfield, 68 tahun, tidak memiliki gejala dan merasa tidak enak badan, namun akan melakukan kerja jarak jauh selama dua pekan setelah berisiko relatif rendah terpapar dari seseorang di Gedung Putih. Tidak jelas siapa sosok tersebut.

Dan seorang juru bicara FDA mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Jumat bahwa Stephen Hahn, yang berusia 60 tahun, juga melakukan isolasi diri. Dia juga dinyatakan negatif, demikian menurut juru bicara itu.

Ketiga orang itu direncanakan diundang komite Senat pada Selasa.

Sebelum ada pemberitaaan tentang Dr Fauci, ketua komite Senator Lamar Alexander mengatakan bahwa Dr Redfield dan Dr Hahn akan diizinkan untuk bersaksi melalui jaringan video. (*)

Tags : -,