Sorotan   2020/05/29 22:54 WIB

Penyebaran Virus Corona Pengaruhi Jasa Katering

Penyebaran Virus Corona Pengaruhi  Jasa Katering

Jasa katering seakan mati seketika saat Pemerintah setempat mengumumkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

class=wp-image-20818/

eberapa pengusaha jasa katering di Kota Pekanbaru, Riau telah mengeluhkan kendala dan hambatan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai diberlakukan tanggal 17 April lalu lantaran penyebaran virus corona.

Saya benar-benar sedih dan kecewa karena membayangkan semua kegiatan akan dibatalkan. Sebelum PSBB saja semua order sudah dibatalkan. Bagaimana rasanya, pemasukan saya selama ini dari katering, ungkap Ria, seorang pengusaha Katering di kota itu menyikapai PSBB yang sudah diperpanjang dan bahkan akan memasuk New Normal.

Kekhawatiran perempuan dengan panggilan akrab Ria itu terbukti benar. Warga diperintahkan untuk bekerja dari rumah, kecuali mereka yang bekerja di sektor-sektor esensial. Mereka pun hanya boleh keluar sekali per hari untuk kepentingan olahraga.

Seluruh kegiatan perkantoran, bisnis dan acara sosial dihentikan. Pembatalan pemesanan datang bertubi-tubi mulai dari pesta pernikahan, keperluan makan mahasiswa dan kosan hingga pemesanan rutin.

Namun Riau dibalik itu dengan bendera usaha Riau Catering itu menemukan peluang atas dasar kesulitan yang dialaminya. Alhamdulillah, sejak ada kebijakan PSBB animo peminat masakan Riau Catering justru semakin meningkat dan rutin setiap minggu, ungkap perempuan yang pertama kali merintis usaha makanan di Kota Pekanbaru pada tahun 2018 tersebut kini omsetnya turun 50% jika dibandingkan pemasukan sebelum PSBB.

Masakan Padang, siomay dan jajanan pasar menjadi menu yang laris. Ia terpaksa melakukan langkah lain melalui media sosial, ia gencar menawarkan masakannya. Pemesanan pembelian diterbitkan setiap minggu dan makanan yang dikemas dengan teknik kemasan vakum lantas dikirim via jasa kurir kepada pelanggan yang tinggal di dalam dan luar kota.

Adapun pada biasanya untuk pemesanan dalam kota, ia biasa berkeliling seminggu sekali untuk mengantarkan pesanan dengan dibantu suaminya.

Masak menu makanan

Lain lagi disebutkan Dewi Catering juga menemukan peluang di tengah kesulitan bertepatan denagan pemberlakuan PSBB di wilayah kota Pekanbaru. Dari dapurnya, Dewi membuat berbagai makanan khas Riau, terutama bakso, otak-otak dan kue lapis.

Awalnya hanya melayani pesanan untuk even atau pesta, selama bulan puasa kemarin ia membuka pemesanan pembelian (PO) secara daring. Dewi memulai usaha kuliner di Pekanbaru sejak tahun 2016, awalnya atas dorongan para mahasiswa yang mencicipi masakannya di rumah. Usahanya sempat berhenti pada tahun 2017. Pada saat Ramadan kemarin, dalam kondisi PSBB terlintas untuk mulai mempromosikan kuliner lagi dengan buka open PO (pemesanan pembelian) di Facebook. Alhamdulillah ternyata banyak customer lama yang sudah menanti.

Karena ramainya customer yang antusias dan feedback positif yang kita terima, hal tersebut membantu mengundang banyak peminat customer baru, katanya menambahkan usahanya di dunia maya dinamai Dewi Catering miliknya itu diakui berangsur pulihwalu tak seratus persen.

Masa pandemi virus corona

Baik Dewi Catering maupun Riau Catering sebagai salah satu contoh usaha dapur makanan yang mengandalkan pasar masyarakat yang tinggal di Pekanbaru dan warga setempat yang telah mengenalnya berdasarkan data pemerintah setempat, jumlah warga yang terdaftar di Pekanbaru mencapai 700.000 orang, sebagian besar berdomisili di Kota Pekanbaru.

Hanya ada beberapa rumah makan yang menyajikan masakan campur dengan menu-menu daerah. Kedua pengusaha Catering itu juga membuka warung tenda di acara-acara komunitas seperti bazaar, acara kebudayaan dan pertandingan olahraga. Selama ini konsumen pun cukup positif terhadap masakan Catering dan selama ini feedback dari konsumen cukup bagus, jelas AA Catering.

Di samping menyasar pasar yang sama, AA Catering juga mempunyai kontak dengan kantor-kantor swasta. Ia mengaku telah melayani katering untuk kantor bagi sebagian, ketersediaan kuliner Riau di tengah PSBB karena virus corona bisa menjadi obat penawar rindu. Menurut saya jasa katering di masa saat ini sangat mempermudah dan menguntungkan konsumen yang memberikan pelayanan pemesanan jarak jauh. Tetap bisa menikmati masakan khas Riau di masa PSBB yang sekarang sudah New Normal, ungkapnya.

Seorang mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Kota itu, Zuardi mengaku kerap memesan makanan Catering karena dirinya kos dibilangan jalan Durian, Pekanbaru, Kita bisa sama-sama menikmati kekhasan makanan Riau, ujarnya.

Akan tetapi Ia juga mengaku tidak semua konsumen merasa puas. Zuardi berbagi pengalaman ketika ada pemesan yang mengadu karena pesanannya datang terlambat. Ada konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan, pada hal sudah dikasih tahu kalau terlambat dalam pengiriman itu diluar kontrol, tapi masih saja tak terima kalau ada keterlambatan dan tak mau memahami bahkan menuntut tanggung jawab penjual, ia mengisahkan.

Konsumen lainnya mengadu karena kemasan yang dipesan rusak sehingga keamanan isinya diragukan. Tetapi setelah hendak dikembalikan pembayarannya, si konsumen menolak karena mengaku makanan sudah dimakan. Dan tidak hanya itu persoalan yang muncul. Tidak semua bahan yang diperlukan untuk memasak makanan tersedia di warung dan restoran, walau ada sebagian warung tetap buka selama PSBB.

Namun pengakuan sebagian pengusaha catering bahwa bahan-bahan masakan selama dalam masa PSBB mengalami keterbatasan stok bahan masakan. Di samping itu, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengikuti prosedur social distancing (jaga jarak), jelas para pengusaha catering itu. Betapapun, para pengusah acatering merasa beruntung karena berhasil menggaet konsumen ketika banyak restoran dan kafe tidak beroperasi, Pemerintah mengharuskan tempat-tempat itu hanya melayani pesanan untuk dibawa pulang atau diantar selama PSBB. (elfi yandera)

Tags : -,