DALIEM (55) warga miskin asal Dusun Sukamaju Desa Pematang Tebih Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu [Rohi], Riau kini hanya bisa merintih menahan rasa sakit di bagian perut dan terbaring lemah di kediamanya.
Daliem divonis menderita tumor di rahimnya, setelah sempat dirawat di RSUD Rohul sehari, namun pihak RSUD menyarankan agar dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru agar bisa ditangani dengan baik, karena keterbatasan peralatan di RSUD Rohul.
Namun Natalia (31) anak sulung Dari Pasangan Daliem ini mengisahkan tentang awal mula penyakit yang menimpa ibunya. Ibu terlihat gemuk kami kira ya biasa biasa saja tapi lambat laun perutnya semakin membesar, dan ibu sering merasa sesak bahkan sulit buang air besar, jadi sering dikusuk kami kira masuk angin, ujar Lia saat ditemui wartawan dikediamanya, Minggu (12/7/2020) Sore.
Lia menambahkan, badan ibu terlihat makin gemuk dan perut membesar sejak bulan Ramadhan lalu hingga lama kelamaan ibu selalu mengeluh perutnya sakit dan perih bagai dicucuk jarum, bahkan nafas sesak saat dibawa berbaring dan duduk selain itu badannya semakin kurus, perutnya kian membesar, sebut Natalia dengan nada lirih sambil sesekali menyeka air matanya yang menetes tanpa disadarinya.
KarEna tak ingin ada masalah terhadap orang tuanya Lia membawa Ibunya berobat ke Bidan Nur di Lubuk Bendahara lalu bidan merujuk untuk USG ke RSIA HARAPAN MEDIKA, dan saaat itu langsung ditangani oleh dr Friadi Ginting dari hasil USG, Ibu kami dinyatakan bahwa ada tumor di rahim menurut dr Friadi Ginting tumornya hanya bisa diangkat dengan jalan operasi, cerita Lia.
Setelah diperiksa ulang oleh dr Friadi Ginting di RSUD Rohul mengatakan kalau saya yang menangani sendiri, gak bisa. Harus kerja sama dengan dokter bedah, ini tumornya sudah besar dan kemungkinan lengket dengan usus, sebaiknya ditangani di Pekanbaru saja nanti kalau disini, Pendarahan gimana?, sedangkan stok darah O (positif) di RSUD Rohul kosong, ulang Lia menjelaskan pernyataan dr Friadi.
Meskipun begitu Lia tidak berputus asa dia terus berupaya berkoordinasi dengan pihak RSUD Rohul, dan hasilnya Manajemen RSUD Rohul menyatakan jika Pasien dirawat di RSUD Rohul biayanya ditanggung Pemkab, namun bila dirujuk maka tidak ditanggung, jadi saya binggung, mau dirujuk tidak ada biaya, sehingga setelah dirawat sehari di RSUD Rohul, akhirnya ibu kami bawa pulang saja, kata Lia sambil menahan tangis, melihat kondisi ibunya yang semakin melemah.
Apalagi ibunya kini tensi darahnya rendah, biasanya keadaan normal tensi darah ibunya 179 kini turun menjadi 120. Ibunya setiap hari hanya mau makan buah buahan saja, dan tidak mau makan nasi, sebutnya.
Natalia dan keluarganya mengaku binggung, karena untuk merujuk ibunya ke RSUD Arifn Ahmad tidak memiliki dana, sedangkan ayahnya hanya bekerja serabutan dengan penghsilan pas pasan. Untuk biaya hidup hanya cukup kebutuhan sehari hari saja, darimana kami bisa memenuhi kebutuhan untuk biaya operasi ibu karena butuh dana besar, keluhnya.
Natalia hanyalah seorang guru honorer dengan gaji kecil, selain tulang punggung bagi keluarga dia juga menghidupi dua orang anaknya yang masih kecil. Dirinya hanya bisa berharap ada bantuan dari Pemkab Rohul juga dari para dermawan agar ibunya bisa sembuh kembali. Dia merasa iba dengan penderitaan Ibunya yang setiap harinya hanya terbaring lemah dan tak berdaya. Kini Natalia, ayah dan adiknya setiap saat haya bisa mendengarkan rintihan sakit dari ibunya tanpa bisa mampu berbuat banyak.
Ditempat terpisah Kadiskes Rokan Hulu dr Bambang Triono saat dikonfirmasi via Canal WhatsApp nya terkait kendala biaya operasi pasien miskin asal Rohul, mengatakan pasien sudah dirawat di RSUD menggunakan biaya dari RSUD dan BPJS dalam proses di Dinsos, hasil konsul dengan dr Friadi ginting tidak bisa dioperasi di RSUD, Pasien harus dirujuk ke Pekanbaru. Kalau dirujuk ke Pekanbaru tidak bisa lagi pakai anggaran RSUD, jadi nunggu selesai kartu BPJS nya, kata Bambang.
Penulis: Rian Alfian
Editor: Elfi Yandera
Tags : -,