Headline Siak   2020/07/14 19:36 WIB

Rasidah Alfedri Perhatikan Kesehatan-Ekonomi Warga di Masa Pandemi

Rasidah Alfedri Perhatikan Kesehatan-Ekonomi Warga di Masa Pandemi

SIAK - Ketua Tim Penggerak PKK [TP-PKK] Kabupaten Siak, Rasidah Alfedri kelihatannya tak begitu tertarik membicarakan soal pandemi corona dan tak terlalu jauh untuk membicarakannya. Istri Bupati Alfedri yang juga Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Kabupaten Siak ini konsen memperhatikan kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Seperti pada Selasa tadi [14/7/2020)] Ia didampingi Camat Bungaraya Amin Soimin mengunjungi peternakan burung puyuh petelur milik Endang Suprihatin (51) warga Kampung Bungaraya, Kecamatan Bungaraya. Guru SMAN 1 Siak ini bangga dan senang bahwa kaum perempuan mampu berinovasi dalam meningkatkan pendapatan atau perekonomian keluarga. Hal ini penting dalam menunjang suksesnya visi dan misi 10 program pokok PKK yang bertujuan mensejahterakan masyarakat. Apalagi di masa pandemi ini, tentunya masyarakat dapat berinovasi meningkat ekonomi, memang beberapa bulan ini, ekonomi masyarakat merosot diakibatkan Covid-19.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Akibat kondisi ini, tubuh anak tumbuh lebih pendek dari ukuran tinggi anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Resiko tumbuh kembang anak akibat kekurangan asupan makanan bergizi tersebut menjadi kerisauan Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Kabupaten Siak Rasidah Alfedri, saat memberi sambutan pada kegiatan Pelatihan Pengolahan Pangan Berbahan Baku Ikan untuk Ibu Hamil dan Balita, yang digelar di dua tempat dalam satu hari, yaitu di aula Kampung Benteng Hilir Mempura, dan Kampung Tumang Kecamatan Siak.

Kenali ciri-ciri anak stunting ini agar kita dapat mendeteksi dan mencegah stunting lebih dini. Diantaranya gigi lambat tumbuh, pertumbuhannya pun jadi lambat dan wajahnya lebih muda dari anak seusianya, jelasnya.

Gencarnya Forikan Siak dalam mengedukasi masyarakat melalui pelatihan pengolahan makanan tambahan berbahan ikan untuk ibu hamil dan ibu balita. Hal ini untuk meningkatkan konsumsi ikan di negeri istana tersebut. Ini kecamatan terakhir kami turun dalam memberikan pelatihan kepada ibu-ibu Penghulu dan kader PKK Kampung, dalam mengolah makanan berbahan ikan lokal, sebut Rasidah.

Menurut dia, pentingnya memberikan edukasi kepada kaum hawa sebagai ibu dari anak-anak agar tumbuh sehat dan cerdas. Karena, stunting tidak bisa diobati namun bisa dicegah melalui asupan gizi dan protein yang cukup kepada ibu hamil dan ibu balita. Istri Alfedri ini menuturkan, bahwa tidak semua orang pendek itu stunting. Faktor gen dari orang tua bisa menyebabkan anak-anak pendek, namun jika diberikan asupan gizi yang cukup anak tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang tinggi dan cerdas.

Kandungan protein dan omega 3 pada ikan menjadi salah satu yang penting untuk anak. Kandungan gizi ini dapat membangun jaringan sel-sel otak dan tubuh. Supaya tak terkesan memaksa, ibu-ibu bisa mengolah ikan semenarik mungkin sehingga anak-anak jadi suka makan ikan, imbuhnya.

Ia juga mengatakan, makan ikan, juga dapat meningkatkan imun pada tubuh, sehingga dapat terhindar dari Covid 19, yang memang saat ini sangat merisaukan masyarakat. Dengan bertambahnya, energi pada tubuh, tentu dapat meningkatkan imun pada tubuh, sehingga kita dapat terhindar dari macam virus didalam tubuh, terutama virus Corona. Maka makan ikan memang sangat penting bagi kita, ungkapnya.

Chef Fitra Nugraha menambahkan, umumnya orang-orang Indonesia itu kalau makan yang penting enak dan kenyang. Padahal menurut dia, makan yang benar itu adalah makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan. Orang-orang barat itu kalo makan ikan tidak mau terlalu matang atau overcook. Artinya, jangan memasak ikan terlalu lama. Akibatnya kandungan gizi dalam ikan akan hilang, ucapnya.

Kegiatan Pelatihan pembuatan makanan tambahan berbahan ikan lokal ini bekerjasama dengan PT Bumi Siak Pusako. Bertujuan agar masyarakat kabupaten Siak gemar makan ikan.

Tingkatkan ekonomi masyarakat masa pandemi

Ketua Tim Penggerak PKK [TP-PKK] Kabupaten Siak Rasidah Alfedri di masa pandemi tetap memperhatikan ekonomi warganya mengingat ekonomi masyarakat merosot diakibatkan Covid-19. Kami senang kaum perempuan bisa membantu suami dalam peningkatan pendapatan keluarga. Apalagi dimasa pademi ini, semoga dengan semakin berkembangnya usaha ini peternak bisa meningkatkan ekonomi keluarga, kata Rasidah.

Ia menjelaskan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) itu masuk di dalam Kelompok Kerja (Pokja) 2 PKK. Untuk itu pula, ibu-ibu PKK harus ikut ambil peran dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Tak lupa Ia mengajak kaum hawa untuk menjadi pelopor gerakan menanam sayur-sayuran, ternak ikan maupun unggas di setiap pekarangan rumahnya, sebutnya yang Ia ditemani Ketua PKK Kecamatan Bungaraya.

Rasidah tampak bersemangat melihat-lihat mulai dari anak-anak burung tersebut dan mulai mengutip telur-telur burung puyuh. Sudah berapa lama beternak puyuh Buk Endang? tanya Rasidah kepada istri Sugianto ini.

Endang mengaku baru setahun setengah beternak burung puyuh. Kepada Rasidah dia menceritakan cerahnya prospek beternak burung puyuh, dimana pemasaran telurnya lancar, harga telur normal, dan ketersediaan pakan cukup memadai. Alhamdulillah, usaha beternak Puyuh ini bisa menguntungkan. Sehari sudah bisa menghasilkan 6 papan sekali panen, ujar Endang.

Ia melanjutkan, satu papan itu sebanyak 100 butir dijual Rp30.000. Jika dijumlahkan sehari diperoleh Rp180.000 per hari, dari 600 ekor yang produktif. Prosesnya ia mulai dari penetasan sampai burung puyuhnya bertelur. Endang memilih beternak puyuh karena tidak banyak memakan tempat, sehingga bisa dipelihara di pekarangan rumah. Ia pun diuntungkan karena sudah ada komunitas peternak burung puyuh di Kecamatan Bungaraya. Berawal dari 50 ekor Puyuh yang diberikan teman suami, hingga saat ini sudah berkembang biak menjadi banyaklah pokoknya, sebut dia sambil tersenyum.

Selain menjual telur burung Puyuh, Rosita mengaku juga menjual burung puyuh anakan dan indukan. Untuk umur 20 hari ia jual Rp8. 000 per ekor, umur 30 hari Rp10. 000 dan yang produktif atau siap bertelur Rp12.000 per ekor. Ia berharap ada bantuan alat pembuat pakan ternak, minimal 1 unit untuk perkumpulan peternak se-Kecamatan Bungaraya. Hal ini kata dia, untuk menanggulangi pembelian pakan dengan harga yang tinggi.(rp.mhr/*)

Tags : -,