Headline Pilkada   2020/07/15 00:02 WIB

Cawabup Bagus Santoso: Komunitas Bisa Rawat-Kelola Situs Sejarah Datuk Laksamana

Cawabup Bagus Santoso: Komunitas Bisa Rawat-Kelola Situs Sejarah Datuk Laksamana

PILKADA - Calon Wakil Bupati [Cawabup] Bengkalis Bagus Santoso mengharapkan komunitas dapat kelola dan merawat Situs Sejarah Datuk Laksamana yang kini terlihat makam nya sudah minim sarana pendukung seperti akses jalan yang memadai.

Melalui komunitas pelestarian dan pengembangan nantinya bisa diterapkan pola-pola yang ada di kawasan situs makam dan lingkungan situs juga diperlukan master plan, kata Bagus Santoso yang berkunjung ke situs makam didampingi Kades Izhar Sapawi, Pemuka masyarakat Atan Hamzah, Heru Wahyudi, Arif, Sarwo dan rombongan.

Menurut Agus Santoso Bengkalis memiliki ketenaran nama besar dan tersohor seperti Laksamana Raja di Laut, peninggalan bersejarah tanah Melayu dan sudah diketahui bersemayam di Bukit Batu. Hanya saja situs budaya yang sakral dan bernilai sejarah tersebut belum sepenuhnya mendapatkan sentuhan pemeliharaan. Begitu juga masih kurang memadainya sarana utama seperti akses jalan serta prasarana pendukung lainnya.

Melalui komunitas nantinya kita bersama-sama dapat mengembangkan kawasan situs di Bengkalis ini menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk semuanya, baik di sektor pariwisata, ekonomi, budaya dan sejarah. Saya kira jika diterapkan pengelolaannya menggunakan pola komunitas yang ada di kawasan situs bisa berjalan dengan baik, sebutnya dalam berbincang-bincangnya dengan para tokoh desa yang hadir.

class=wp-image-26075

Encik Yassir keturunan Panglima Dalam Encik Umar dalam pembicaraan itu mengharapkan makam Datuk Laksamana yang berada di Desa Bukit Batu dan Desa Sukajadi dilengkapi prasarana penunjang bagi para pengunjung dan peziarah. Setakat ini, baik infrastuktur akses jalan menuju lokasi makam Laksamana satu dan Laksamana dua belum di semenisasi. Begitu juga sarana peziarah di Laksamana satu, walau sudah ada bangunan terbuka untuk istirahat pezi namun belum dilengkapi dengan sarana yang sangat dibutuhkan seperti toilet, bak air, mushola dan sumur, kata Encik.

Kami bermohon disini dibangun jalan yang memadai dan juga sarana pendukungnya.

Hal senada juga disampaikan Izhar Sapawi Kepala Desa (Kades) Sukajadi pemekaran dari Desa Bukit Batu dan pemuka masyaRakat Atan Hamzah. Sapawi menyatakan, pihak desa sudah dan mengajukan program kegiatan terkait pendukung kawasan wisata religi Datuk Laksamana. Diantaranya pembangunan jalan, jembatan, perbaikan fasilitas makam, dan yang terpenting akses jalan menuju makam Laksama satu, dua, dan tiga.

Namun menanggapi pengaduan para tokoh desa itu Bagus Santoso berpendapat perlunya membuat masterplan pengembangan objek wisata dan paling utama menggali sejarah secara komprehensif dengan melibatkan masyarakat setempat serta berbagai stakeholder. Jika situs SEJARAH dikelola dengan maksimal misalnya dijadikan komplek pemakaman Laksamana satu hingga empat tentu akan lebih baik. Langkah ini tepat sekali sehingga akan menarik banyak pengunjung untuk datang ke Bukit Batu, kata Bagus Santoso.

class=wp-image-26068

Itu lah sebabnya, kata Bagus Santoso lagi, pengelolaan situs ini berbeda dengan pengelolaan dilakukan pihak swasta. Semoga pengelolaanya nanti akan menjadi lebih baik lagi melalui komunitas yang diterapkan tentunya komunitas-komunitas yang peduli dengan situs cagar budaya, sarannya dalam pembicaraan itu.

Dari hasil kunjungan Bagus Santoso dan rombongan diketahui infrastruktur jalan menuju lokasi makam Laksamana satu tak memadai, walupun sebagian sudah disemenisasi tetapi bukan jalan utama melainkan jalan untuk akses pertanian. Hal yang sama, akses jalan menuju makam Laksamana dua harus melewati perkebunan sawit dan sebagian masih semak belukar. Pasca pemekaran desa Bukit Batu menjadikan situs pemakaman yang dulunya di Desa Bukit Batu sekarang berubah. Dimana makam Datuk Laksamama satu terletak di Desa Bukit Batu sedangkan makam Laksamana dua, tiga, dan empat masuk ke desa pemekaran Sukajadi.

Bagus kembali melihat, perlunya diterapkan dan dilibatkan komunitas ini merupakan orang-orang sekitar yang peduli dengan warisan budaya dan para komunitas inilah yang nantinya membantu pemerintah dalam pengembanan pariwisata dan mengelola makam Datuk Laksamama, tentunya kita berharap dengan pengelolaan secara mandiri melalui komunitas bisa lebih baik, ujarnya.

class=wp-image-26069

Cabup Bengkalis yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Bengkalis ini juga mengungkapkan pada para tokoh desa dimana beberapa catatan penting yang harus menjadi perhatian bersama untuk menjadikan makam Datuk Laksamama sebagai situs yang menjadi warisan yang diterapkan UNIESCO, salah satnya adalah kemanfaatan dari keberadaan situs tersebut bagi masyarakat sekitar harus membawa dampak yang positif, bukan hanya dari segi pariwisata saja, Beberapa catatan penting itulah yang menjadi tugas kita bersama dalam melakukan pengelolaan situ makam Datuk Laksamama di Bengkalis ini, sehingga nantinya bisa menetapkan situs makam bisa dikembangkan melalui zonasi untuk kawasan dan menghidupkan kembali kanal-kanal yang ada sebagai salah satu upaya dalam mendorong makam situs Datuk Laksamama sebagai warisan anak cucu kita, ungkap Bagus Santoso. (rilis)

Tags : -,