Riau   2021/05/27 21:2 WIB

Anggaran Penanganan Covid-19 Masih Menjadi Soal, yang Dinilai 'Tak Transparan'

Anggaran Penanganan Covid-19 Masih Menjadi Soal, yang Dinilai 'Tak Transparan'

Anggaran yang difokuskan untuk menangani Covid-19 Tahun 2020 senilai Rp497 miliar menjadi sorotan, selain pihak anggota dewan juga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau.

PEKANBARU - Kasus penanganan Covid-19 di Provinsi Riau dituding penuh hal tidak transparan oleh Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau. Seperti berapa anggaran dan kemana saja peruntukan  anggaran itu. Manajer Advokasi FITRA Riau, Taufik mengatakan kalau bicara soal transparansi ruang lingkupnya adalah bagaimana kebijakan terkait anggaran bisa diakses oleh publik.

"Covid itu kan sangat berkaitan dengan anggaran. Bukan sekadar jumlah berapa kasus per hari dan sebagainya. Tapi bagaimana pemerintah bisa membuka informasi terkait dengan anggaran publik," kata Taufik pada wartawan, Kamis (27/5/2021).

Ia mencontohkan pada November 2020 FITRA melakukan riset berbasis media sosial atau berbasis website pemerintah dan hasilnya memang tidak ada informasi terkait anggaran yang dipublikasikan. "Kita traking itu informasi yang berkait informasi anggaran ada publikasi atau tidak. Tidak ada. Ada kanal Covid kan di web pemprov. Seharusnya dimasukkan berapa anggaran, realisasinya," katanya.

Menurut penelusuran FITRA Riau, pada 2020 dana untuk Covid-19 sebesar Rp433 miliar. "Itu di Provinsi Riau aja ya, belum kabupaten kota. Digunakan untuk apa? Untuk kesehatan, pengamanan jaringan dan bantuan sosial. Dari anggaran 433 miliar kita tidak tahu berapa persen anggaran itu dikeluarkan dan untuk apa saja. Dana hibah untuk Polda Rp3 miliar dan Korem Rp1 miliar, kita tak tahu untuk apa. Publik tak mengetahui untuk apa dana itu," ujarnya.

Oleh sebab itu, menurut Taufik, pada 2020 pihaknya mendesak Pemprov Riau benar-benar terbuka terkait dengan persoalan anggaran ini. "Apalagi untuk arah kebijakan 2021 itu pemprov Riau fokus pada program vaksin, untuk ekonomi belum. Dan itu kalau kita lihat pengadaan vaksin Rp5 miliar anggarannya."

Sebelumnya anggota DPRD Riau Ade Hartati juga menyoroti Pemprov Riau yang minta untuk serius mengatasi Covid-19. Menurutnya, sudah ada anggaran yang difokuskan untuk menangani Covid-19 tahun 2020 senilai Rp497 miliar. "Jangan sampai anggaran yang digelontorkan menguap, anggaran Rp 497 miliar tak berdampak di 2021. Seharusnya 2021 refocusing anggaran bisa dititikberatkan pada penguatan ekonomi mikro, menekan angka pengangguran terbuka yang dapat membantu ketahanan masyarakat dalam menghadapi pandemi," kata Ade.

Dia juga mempertanyakan untuk apa saja anggaran itu Ade juga tak tahu. "Kita belum telisik Rp 497 miliar itu ke mana saja. Intinya, Riau tanpa rencana penanganan pandemi Covid-19," katanya.

Ade Hartati juga mengakui, kasus COVID-19 yang masih tinggi di Riau menimbulkan sorotan terhadap kinerja aparatur daerah setempat. Dia mengungkapkan perkembangan kasus COVID-19 di Riau menunjukan kesan tidak seriusnya penanganan oleh pemerintah daerah. "Kesannya jadi autopilot gitu, tidak terkoordinir. Ini karena memang tidak direncanakan di anggaran 2021, sebab pemerintah berharap adanya refocusing seperti tahun 2020. Artinya tidak ada anggaran khusus untuk Covid-19 pada 2021," katanya pada wartawan di gedung wakil rakyat, belum lama ini.

Ade menyebut, jika penanganan COVID-19 termuat dalam postur Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021, maka hal tersebut menandakan pemerintah daerah Riau memiliki rencana aksi yang nyata untuk merespon virus asal Wuhan itu. Tindakan itu, kata politisi PAN ini, juga akan membantu para pegawai dalam mengambil aksi yang diperlukan untuk penanganan Covid-19. "Persoalanya di APBD 2021 tidak dibunyikan secara jelas, melainkan coba diakomodir melalui dana bantuan tidak terduga yang mencapai Rp50 miliar. Dana itu yang jadi pengharapan, baik untuk insentif tenaga kesehatan, atau kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan Covid-19," pintanya.

Sebagai informasi penanganan Covid-19 membutuhkan anggaran besar. Pasalnya, anggaran itu diperuntukkan sejumlah hal baik pada urusan kesehatan, meliputi pengadaan alat perlindungan diri (APD), pembayaran tunjang insentif tenaga kesehatan, hingga urusan sosial seperti pembayaran bantuan dana untuk meringankan efek  Covid-19. Di tahun 2020 Riau melakukan refocussing anggaran sebesar Rp477 miliar. Dari jumlah tersebut jaring pengamanan sosial memiliki porsi paling banyak, yakni Rp271 miliar. Sedangkan untuk urusan kesehatan mencapai Rp154 miliar, sisanya untuk keperluan lain mencapai Rp51 miliar.

Diketahui, pada Minggu 18 April 2021 sebanyak 330 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau. Data Dinas Kesehatan setempat mendapati, jumlah total kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau telah mencapai 38.876 orang. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 35.258 orang, isolasi mandiri 2.024 orang, dirawat di rumah sakit 637 orang, dan pasien meninggal dunia 957 orang.

Adapun dua kelurahan di kota Pekanbaru menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPMK) Skala Mikro. Kedua kelurahan tersebut merupakan zona merah penyebaran COVID-19 di Kota Pekanbaru, yakni Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, dan Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya. (*)

Tags : Anggaran Penanganan Covid-19, Riau, Anggaran Corona di Soal, Anggaran Corona yang Tak Transparan,