INTERNASIONAL - Kasus penikaman anggota DPR Inggris terungkap. Tersangka pelaku pernah dirujuk ke program pencegahan terorisme. Tersangka pelaku penikaman anggota DPR Inggris, Sir David Amess, telah diketahui identitasnya. Dia bernama Ali Harbi Ali, sebagaimana diungkapkan sejumlah pejabat pemerintah Inggris.
Kepolisian mengatakan Ali, yang merupakan warga negara Inggris, ditahan di kantor polisi London setelah dia diduga menikam Amess hingga tewas pada Jumat (15/10). Ali dikenai pasal dalam Undang-Undang Terorisme tahun 2000 dan aparat punya waktu sampai 22 Oktober mendatang untuk menginterogasinya. Kepolisian meyakini dia bertindak seorang diri.
Seperti dirilis BBC, Ali pernah dirujuk ke program Prevent beberapa tahun lalu. Prevent merupakan program di Inggris yang bertujuan mencegah sejumlah orang mengalami radikalisasi sekaligus mencegah terorisme.
Para guru, anggota masyarakat, layanan kesehatan nasional Inggris, dan pihak lainnya bisa merujuk beragam individu ke sebuah panelis yang terdiri dari polisi, pekerja sosial, dan berbagai ahli guna menentukan apakah intervensi diperlukan dan cara mengintervensi kehidupan individu-individu tersebut. Dia ikut serta dalam program ini bersifat sukarela dan bukan sanksi pidana.
Ali, yang merupakan keturunan Somalia, ditengarai tidak menghabiskan waktu lama dalam program itu dan dia tidak pernah menjadi "sorotan" lembaga keamanan MI5. Sesaat setelah kejadian Ali ditahan atas dugaan pembunuhan, namun kemudian aparat memutuskan untuk menahannya lebih lama menggunakan UU Terorisme. Pada Sabtu (16/10), pengadilan memberi izin kepada kepolisian untuk menahan Ali sampai 22 Oktober.
Bagaimana kejadiannya?
Sir David, seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif sejak 1983, menggelar pertemuan rutin dengan konstituennya di Gereja Belfairs Methodist di Leigh-on-Sea, Essex, pada Jumat (15/10).
Saat itulah dia ditikam beberapa kali hingga tewas. Belakangan kepolisian menyatakan pisau yang dipakai untuk menikam telah ditemukan di tempat kejadian perkara. Keesokan harinya, pada Sabtu (16/10), aparat menggeledah tiga rumah di kawasan London. Sebuah pemeriksaan post-mortem juga berlangsung hari itu.
Sir David berusia 69 tahun saat tewas. Mendiang meninggalkan seorang istri, empat putri, dan seorang putra. Sebuah acara perkabungan diadakan di in Leigh-on Sea pada Sabtu (16/10) malam untuk mengenang Sir David.
Ucapan belasungkawa datang dari berbagai penjuru, termasuk Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Perdana Menteri menyebut Sir David sebagai "salah satu orang terbaik dan teramah dalam politik" dengan "catatan luar biasa dalam meloloskan undang-undang guna membantu kaum paling rentan".
Sir David merupakan anggota DPR kedua yang dibunuh setelah Jo Cox dari Partai Buruh pada Juni 2016. Insiden tersebut meningkatkan kekhawatiran para anggota DPR, mengingat banyak di antara mereka rutin menggelar temu wicara yang dapat dihadiri siapapun.
Menteri Dalam Negeri, Priti Patel, mengatakan langkah keamanan telah diterapkan untuk melindungi para anggota parlemen. Namun, dia menegaskan bahwa para anggota DPR akan terus menjalankan tugas tanpa terhambat. "Kami akan terus melangkah, kami hidup di masyarakat terbuka, sebuah negara demokrasi," cetus Patel saat mendatangi tempat kejadian perkara bersama PM Boris Johnson, pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer, serta ketua DPR Sir Lindsay Hoyle.
"Kami tidak akan tunduk pada individu manapun atau motivasi apapun…sehingga kami berhenti melakukan tugas kami, untuk melayani negara dengan demokrasi melalui pemilu."
Meski demikian, ada beberapa anggota DPR yang memilih tidak melakukan temu wicara sesudah pembunuhan Sir David. Anggota DPR dari Partai Konservatif, Tobias Elwood, yang membantu seorang polisi yang ditikam saat serangan teror pada 2017 di Westminster, mengimbau para anggota parlemen untuk berbicara kepada konstituen melalui telepon atau Zoom untuk sementara. Anggota DPR dari Partai Buruh, Diane Abbott, mengaku memilih menggelar rapat online untuk menghindari serangan penikaman16. (*)
Tags : Politik, Kontra Terorisme, Kejahatan, Inggris raya, Hukum,