Riau   2023/02/25 12:25 WIB

Blok Rokan Berkali-kali Makan Korban, Nawasir Kadir: 'Ini Sudah Merusak Reputasi dan Merugikan Negara'

Blok Rokan Berkali-kali Makan Korban, Nawasir Kadir: 'Ini Sudah Merusak Reputasi dan Merugikan Negara'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Area operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) blok rokan berkali-kali mengalami peristiwa kecelakaan kerja yang menimpa karyawannya.

"Pertama kecelakaan kerja di lingkungan blok rokan dilaporkan telah menyebabkan 7 nyawa pekerja tewas sejak Juli 2022 hingga Januari 2023. Seorang di antaranya merupakan pegawai PHR sementara 6 lainnya adalah buruh mitra kerja PHR."

"Insiden kecelakaan kerja di Blok Rokan kembali memakan korban jiwa yang dilaporkan sebanyak 3 pekerja diduga merupakan buruh PT PPLI tewas pada Jumat 24 Februari 2023 siang."

"Blok Rokan berkali-kali alami peristiwa kecelakaan kerja hingga merengut nyawa karyawan. Ini sudah merusak reputasi dan merugikan negara," kata Nawasir Kadir, mantan Direktur Utama PT Bumi Siak Pusako (BSP) menanggapi peristiwa ladang minyak blok rokan yang dikelola pertamina itu, melalui Whats App (WA), malam Sabtu.

Dalam pengamatannya, peristiwa kecelakaan kerja di blok rokan sudah merusak reputasi dan merugikan negara, yang terakhir 3 pekerja dikabarkan tewas masuk ke kontainer limbah.

"Mungkin Pertamina terlalu memaksakan diri ambil alih operasi blok rokan (giant block) yang besar dengan permasalahan komplek itu," kata Nawasir berpendapat.

"Kalau saya liat Pertamina belum siap, ya begitulah jadi seperti amatiran masih jauh untuk mencapai performa world class company, sehingga layak mengambil alih blok rokan," sebutnya.

"Akhirnya kan nanti bisa jadi bahan cemooh pihak luar. Masalahnya, Sudah berkali-kali pekerja tewas," sambungnya menyampaikan melalui WA nya, Sabtu (25/2).

Menurutnya, GM PHR  harus mundur dan dipidanakan. Polisi pun segera bergerak jangan menunggu ada korban lagi. Selain itu perlu dilakukan audit investigasi  yang menyeluruh dengan melibatkan auditor independen.

"Kalau itu tidak segera dilakukan tentu akan merusak reputasi dan merugikan negara," pesannya. 

Insiden kecelakaan kerja di blok rokan terjadi di lokasi bernama CMTF Balam Selatan, Kecamatan Bangko Pusako, Rokan Hilir sudah memakan korban jiwa yang dilaporkan sebanyak 3 pekerja diduga merupakan buruh PT PPLI.

Informasinya, ketiga pekerja jatuh ke dalam kontainer limbah. Foto-foto yang beredar mengungkap penampakan jenazah ketiga pekerja sudah mengapung di dalam kontainer berisi cairan. Ketiganya terlihat masih mengenakan seragam lengkap.

"Iya bang, situasinya masih mengevakuasi korban," kata Yusuf, salah satu masyarakat Bangko Bakti membenarkan adanya kecelakaan kerja yang menyebabkan 3 orang meninggal dunia.

Atas peristiwa itu, warga setempat tidak diperbolehkan masuk lokasi.

Sementara itu, Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto melalui Kasat Reskrim AKP Reza Fahmi membenarkan adanya kecelakaan kerja yang terjadi di area operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) tersebut.

"Anggota sudah menuju ke TKP di PHR," terang AKP Reza.

Berdasarkan pesan yang beredar, tiga korban yang tewas bernama Hen, Des dan Ad. Namun, soal identitas korban belum diketahui secara pasti. Vice President Corporate Affairs PHR wilayah kerja Rokan, Rudi Ariffianto belum memberikan penjelasan soal peristiwa ini.

Begitupun pihak PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang telah memberi keterangan ikhwal kasus kematian 3 buruhnya (Hendri, Desy Krismanto dan Ade Ilham) menyebut peristiwa ketiga pekerja tewas terjadi saat jam istirahat.

"Sehubungan dengan insiden yang terjadi di lokasi Balam, Kelurahan Bangko Bakti hari ini. PPLI saat ini dibantu oleh PHR dan SKKMigas masih melakukan investigasi," kata PR dan Legal Manager PT PPLI, Arum Tri Pusposari dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/2).

Arum menyebut peristiwa itu terjadi pada jam istirahat. Di mana pada jam itu tidak ada jadwal kegiatan untuk berada dalam area kerja.

"Karena peristiwa terjadi pada jam istirahat dimana tidak ada jadwal kegiatan untuk berada dalam area kejadian. Maka kami sedang mendalami motif dari para korban sehingga insiden tersebut bisa terjadi," kata Arum.

Selanjutnya untuk pekerja PPLI yang tewas, jajaran manajemen menyampaikan duka mendalam. Bahkan menajemen pun sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga.

"Untuk para pekerja PPLI yang meninggal dunia, atas nama jajaran direksi dan manajemen PPLI beserta seluruh karyawan, kami menyampaikan duka cita mendalam. Selanjutnya kami telah berkoordinasi dan menyampaikan informasi tersebut kepada pihak keluarga, kami terus melakukan pendampingan terhadap keluarga dan telah menyiapkan santunan kepada keluarga almarhum," kata Arum.

"Kami mendukung upaya investigasi yang dilakukan. Mohon doa dari teman-teman wartawan dan semua pihak," katanya lagi.

Tetapi Nawasir Kadir kembali menambahkan atas peristiwa merengut korban jiwa di perusahaan migas (PHR) itu, merupakan tanggungjawab pihak PHE. Hanya saja, sebutnya, management perusahaan sepertinya belum siap dan masih kerja acak-acakan.

Menurutnya, selama ini pihak kontraktor yang menjadi korban yang terus disalahkan. "Saya kira ini bukan sekedar permasalahan HSE PHR, tapi boleh jadi permasalahan yang selama ini diderita perusahaan migas itu sepertinya sudah menjadi gunung es yang komplek, tetapi terkesan ditutup-tutupi di dalam management antara devisi/departemen PHR maupun dengan pertamina pusat," kata dia. 

Informasinya, atas peristiwa jatuhnya korban dalam kecelakaan kerja ini telah menyebabkan 2 pejabat teras PHR dicopot. Keduanya yakni Exevutive Vice Presiden Upstream Business Feri Sri Wibowo dan Exevutive Vice Presiden Business Support Fransjono Lazarus pada awal tahun ini. Dengan demikian, dengan adanya tiga korban dalam kasus terbaru ini, total korban pekerja yang tewas di blok rokan sudah mencapai 10 orang. (*)

Tags : blok rokan, pertamina hulu rokan, pekerja phr tewas, korban kecelakaan kerja, reputasi phr rusak,