Headline Kesehatan   2022/06/23 14:54 WIB

Cacar Monyet Mulai Ditemukan, Seberapa Berbahaya Penyakit Ini?

Cacar Monyet Mulai Ditemukan, Seberapa Berbahaya Penyakit Ini?

KESEHATAN - Singapura telah mencatat kasus pertama cacar monyet baru-baru ini pada seorang pramugara asal Inggris yang memasuki negara itu, pekan lalu.

Pihak berwenang Singapura mengungkap kasus tersebut pada Selasa 21 Juni 2022, seraya mengatakan bahwa pria berusia 42 tahun itu tiba dan meninggalkan negara itu pada pertengahan Juni.

Hal itu menandai kasus cacar monyet pertama yang tercatat di Asia Tenggara.

Lebih dari 2.100 kasus telah terdeteksi di 42 negara sejak Mei lalu. Sebagian besar kasus atau sekitar 80% telah ditemukan di Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun penyakit ini juga telah menyebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia.

WHO telah mencatat satu kematian dalam wabah ini.

Cacar monyet biasanya menjalar di bagian-bagian terpencil negara-negara Afrika tengah dan barat.

Meskipun demikian, ada sejumlah orang yang terinfeksi cacar monyet di luar Afrika pada tahun ini yang luar biasa tinggi, tanpa ada hubungan perjalanan ke wilayah tersebut.
Inggris 'kasus terbanyak'

Penularan cacar monyet biasanya ringan, namun ini adalah pertama kalinya virus itu menyebar secara luas di luar kawasan Afrika Tengah dan Afrika Barat.

Di Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet.

"Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia," katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (24/5).

Kemenkes, menurutnya, sudah menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit.

Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO, khususnya mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.

Dalam informasi terbarunya, WHO mengatakan beberapa negara melaporkan bahwa kasus-kasus baru muncul tanpa sebelumnya berkontak dengan kasus terdahulu. Itu menunjukkan rantai penularan "luput melalui sirkulasi virus yang tidak terdeteksi".

"Sangat mungkin negara-negara lain akan mengidentifikasi kasus-kasus dan akan ada semakin banyak penyebaran virus," kata WHO.

Walau risiko terhadap kesehatan manusia "tetap rendah", menurut WHO, risiko kesehatan masyarakat "bisa tinggi" jika virus cacar monyet menyebar luas di negara-negara yang biasanya tidak ditemukan virus tersebut. Belum ada kematian yang dilaporkan sebagai akibat wabah ini.

WHO menambahkan, sebagian besar kasus sejauh ini terdapat pada pria yang berhubungan seks dengan sesama pria. Tidak ada bukti cacar monyet ditularkan melalui hubungan seks, namun virus itu ditularkan melalui kontak jarak dekat.

Organisasi tersebut mengatakan banyak kasus yang tidak menunjukkan gambaran klinis tipikal cacar monyet. Beberapa kasus, misalnya, muncul bengkak nanah sebelum terjadi gejala lain seperti demam.

Kebanyakan kasus tuntas dengan sendirinya dalam beberapa pekan. Gejala-gejalanya antara lain demam, pusing, bengkak, sakit punggung, nyeri otot, serta ruam pada berbagai tahap.

Bagaimanapun, cacar monyet kadang bisa menjadi parah dan pada masa lalu dilaporkan menimbulkan kematian di Afrika Barat.

Wabah cacar monyet masih bisa ditanggulangi di negara-negara di luar Afrika, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus yang menyebabkan ruam dan demam ini paling umum berjangkit di daerah-daerah terpencil di Afrika Tengah dan Barat.

"Situasinya masih dapat ditanggulangi," kata pemimpin WHO untuk penanganan penyakit baru, Maria Van Kerkhove, pada konferensi pers Senin (23/05).

"Kami ingin menghentikan penularan dari manusia ke manusia. Kami dapat melakukannya di negara-negara non-endemik," lanjutnya - merujuk pada kasus baru-baru ini di Eropa dan Amerika Utara.

Pejabat WHO lainnya menambahkan bahwa tidak ada bukti virus cacar monyet telah bermutasi, menyusul spekulasi sebelumnya mengenai penyebab wabah itu.

Virus dalam kelompok ini "cenderung tidak bermutasi dan cenderung cukup stabil", kata Rosamund Lewis, yang mengepalai sekretariat cacar WHO.
Cacar monyet termasuk 'tantangan berat' dunia

Sebelumnya, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dunia sedang menghadapi tantangan "berat", termasuk Covid, perang di Ukraina dan cacar monyet.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutarakan hal itu di Jenewa, Swiss, tempat para ahli badan kesehatan PBB itu tengah membahas wabah cacar monyet yang telah menyebar di belasan negara luar Afrika.

Berbicara pada pembukaan forum Majelis Kesehatan Dunia pada hari Minggu (22/05), Tedros mengatakan: "Tentu saja pandemi [Covid] bukan satu-satunya krisis di dunia.

"Saat kita berbicara di sini, rekan-rekan di penjuru dunia tengah menangani wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo, cacar monyet dan hepatitis yang penyebabnya tidak diketahui dan krisis kemanusiaan yang kompleks di Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, Republik Arab Suriah, Ukraina, dan Yaman.

"Kita menghadapi konvergensi penyakit, kekeringan, kelaparan, dan perang yang hebat, yang dipicu oleh perubahan iklim, ketidakadilan, dan persaingan geopolitik," tambah kepala WHO itu.

WHO sebelumnya mengatakan bahwa sejumlah kasus cacar monyet lainnya sedang diselidiki - tanpa menyebut nama negara yang terlibat - dan memperingatkan bahwa lebih banyak infeksi kemungkinan akan dikonfirmasi.

Cacar monyet sudah menjangkiti belasan negara non-endemik

Dalam pernyataannya pada Jumat (20/05), WHO mengatakan wabah ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik.

WHO menambahkan bahwa mereka tengah "bekerja sama dengan negara-negara terdampak dan lainnya untuk melebarkan pengawasan penyakit untuk menemukan dan mendukung orang-orang yang mungkin terdampak."

WHO tidak menyebutkan negara mana saja yang terdampak. Namun, sebelumnya, penularan dikonfirmasi di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Hans Kluge, memperingatkan bahwa "saat kita memasuki musim panas…dengan perkumpulan massal, festival, dan pesta, saya khawatir penularan bisa semakin cepat."

Dari semua kasus, menurutnya, hanya satu yang pernah bepergian ke kawasan endemik cacar monyet.

Cacar monyet (monkeypox) biasanya paling sering terjadi di daerah terpencil di Afrika bagian tengah dan barat. Kasus-kasus penyakit ini di negara lain sering dikaitkan dengan perjalanan pasien ke wilayah Afrika.

Cacar monyet adalah infeksi virus langka yang biasanya memiliki gejala ringan. Kebanyakan orang yang terinfeksi umumnya sembuh dalam beberapa minggu, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Virus ini pun tidak menyebar dengan mudah antarmanusia. Risikonya terhadap masyarakat luas dikatakan sangat rendah. 

Kasus pertama dan penyebarannya

Kasus pertama cacar monyet di negara Barat baru-baru ini dilaporkan 7 Mei lalu di Inggris. Pasien yang terinfeksi itu baru saja melakukan perjalanan ke Nigeria. Dia kemungkinan besar telah tertular virus itu sebelum tiba di Inggris, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Sekarang terdapat sembilan kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di Inggris. Sumber dari infeksi itu belum dapat dikonfirmasi, walau menurut WHO berbagai kasus itu tampaknya "muncul karena infeksi lokal.Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Di Eropa, satu kasus LAIN yang terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di Swedia, Kamis kemarin. Italia dan Prancis juga tengah menyelidiki kasus serupa.

Pihak berwenang Swedia mengatakan, mereka tidak yakin bagaimana pasien itu dapat terinfeksi virus cacar monyet.

Meski begitu media lokal di Swedia melaporkan bahwa individu yang terinfeksi di Italia, baru saja kembali dari Kepulauan Canary, sebelah barat laut pesisir Afrika.

Lima kasus terkonfirmasi cacar monyet juga dilaporkan di Portugal dan juga tujuh kasus lain di Spanyol.

Meskipun tidak ada vaksin yang telah disetujui untuk cacar monyet di Eropa, otoritas kesehatan Spanyol telah membeli ribuan vaksin cacar untuk mengantisipasi jika wabah terjadi, menurut surat kabar Spanyol, El País.

Virus cacar monyet adalah anggota keluarga virus yang sama dengan penyakit cacar atau smallpox (disebabkan virus Varicella).

Di Amerika Serikat bagian utara, otoritas kesehatan negara bagian Massachusetts juga mengkonfirmasi bahwa seorang laki-laki telah terinfeksi cacar monyet.

Laki-laki tersebut, baru-baru ini, melakukan perjalanan ke Kanada, di mana media lokal melaporkan terdapat 13 kasus dugaan virus ini yang sedang diselidiki.

Menurut petugas medis di AS, laki-laki itu telah dirawat di rumah sakit, dan sekarang dalam "kondisi baik" serta "tidak menimbulkan resiko bagi publik".

Apa itu cacar monyet?

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, berdasarkan keterangan WHO.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis (dapat ditularkan hewan ke manusia) yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika tengah dan wilayah barat, serta kadang-kadang dibawa ke daerah lain.

Ada dua jenis virus utama, yang berasal dari Afrika barat dan Afrika tengah.

Dua kasus pasien yang terinfeksi di Inggris sebelumnya melakukan perjalanan dari Nigeria. Jadi, kemungkinan mereka terinfeksi jenis virus Afrika Barat, yang umumnya ringan, walaupun ini belum terkonfirmasi.

Kemudian, kasus ketiga terjadi pada petugas kesehatan yang tertular virus dari salah satu pasien.

Empat kasus terbaru - tiga di London dan satu di timur laut Inggris - tidak memiliki kaitan satu sama yang lain ataupun riwayat perjalanan apapun. Tampaknya, mereka terinfeksi saat berada di Inggris.

UKHSA mengatakan, siapa pun yang khawatir bahwa mereka pernah berinteraksi atau memiliki gejala, harus segera menemui petugas kesehatan.

Apa gejala terinfeksi cacar monyet?

Gejala awal jika terinfeksi cacar monyet adalah demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, dan kelesuan.

Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit muncul dan berkembang.

Seringkali, ruam dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang bisa terasa sangat gatal, kemudian mengering dan membentuk keropeng, yang kemudian terkelupas. Setelah itu, di tempat bekas ruam muncul bekas luka.

Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.

Bagaimana penularan virus cacar monyet?

Cacar monyet dapat menular ke pihak lain ketika seseorang melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung hingga mulut.

Penyakit ini tidak digambarkan sebagai infeksi yang dapat menular secara seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks.

Cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.

Seberapa berbahaya cacar monyet dan seberapa umum terjadi?

Sebagian besar kasus cacar monyet masuk dalam kategori ringan, terkadang menyerupai cacar air, dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Namun, cacar monyet terkadang bisa lebih parah, dan telah dilaporkan menyebabkan kematian di Afrika barat.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada monyet yang hidup penangkaran. Sejak tahun 1970 telah terjadi wabah sporadis yang dilaporkan terjadi di 10 negara Afrika.

Pada tahun 2003, penyakit ini menginfeksi pasien di Amerika Serikat, untuk pertama kalinya terlihat di luar Afrika.

Para pasien di AS tertular penyakit ini dari kontak dekat dengan anjing padang rumput yang telah terinfeksi oleh berbagai mamalia kecil yang diimpor ke negara itu.

Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tetapi tidak ada yang mengakibatkan kematian.

Pada tahun 2017, Nigeria mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi, sekitar 40 tahun setelah negara itu memiliki kasus cacar monyet terakhir yang dikonfirmasi. Saat itu terdapat 172 kasus suspek cacar monyet dan 75% korban adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.

Apakah ada obat untuk cacar monyet?

Tidak ada pengobatan untuk cacar monyet, tetapi wabah ini dapat dikendalikan dengan pencegahan infeksi.

Vaksinasi terhadap cacar telah terbukti 85% efektif dalam mencegah cacar monyet, dan kadang-kadang masih digunakan hingga sekarang .

Haruskah masyarakat khawatir?

Para ahli kesehatan mengatakan, masyarakat tidak berada di ambang wabah nasional dan, menurut Kesehatan Masyarakat Inggris, risiko terhadap publik masuk dalam kategori rendah.

"Fakta bahwa hanya satu dari 50 kontak dengan pasien awal yang terinfeksi, menunjukkan betapa kurang baiknya infeksi virus ini," kata Jonathan Ball, profesor virologi molekuler di Universitas Nottingham.

"Jadi, salah untuk berpikir bahwa kita berada di ambang wabah nasional," tuturnya.

Adapun Nick Phin, Wakil Direktur dari Layanan Infeksi Nasional di Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), mengatakan, "Penting untuk menekankan bahwa cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang dan risiko keseluruhan untuk masyarakat umum sangat rendah."

"PHE kini tengah menindaklanjuti kasus yang muncul di Inggris, terhadap mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien, untuk memberikan saran dan memantau mereka jika diperlukan," tuturnya. (*)

Sumber: PHE Englanddan World Health Organization

Tags : Cacar Monyet, Organisasi Kesehatan Dunia, Seberapa Berbahaya Penyakit Cacar Monyet, Kesehatan,