Sorotan   2021/03/07 15:12 WIB

Corona B117 Diprediksi Akan Mendominasi, Perlu Digencarkan 'Kekebalan Kelompok'

Corona B117 Diprediksi Akan Mendominasi, Perlu Digencarkan 'Kekebalan Kelompok'

"Heboh soal dua kasus Corona B117 yang ditemukan di Indonesia, varian ini menunjukkan peningkatan gejala dan meningkatnya angka mortalitas dari varian Corona B117"

eneliti Genomik Molekuler dan anggota Konsorsium Covid-19 Genomics UK, Riza Arief Putranto mengakui soal dua kasus Corona B117 yang ditemukan di Indonesia. Varian ini mulanya merebak di Inggris dan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Desember lalu. Varian ini mulanya merebak di Inggris dan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Desember lalu. Data terakhir menunjukkan peningkatan gejala dan meningkatnya angka mortalitas dari varian Corona B117.

"Data terakhir dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG), jadi grup yang memberikan nasihat kepada pemerintah Inggris terkait dengan varian baru, secara umum menunjukkan peningkatan gejala dan peningkatan mortalitas, tapi ini potensinya sebanyak maksimal 35 persen," sebut Riza dalam diskusi online CISDI dirilis detik, Sabtu (6/3).

Meski begitu, Riza menyebut data ini masih menjadi perdebatan para ahli lantaran belum bisa dipastikan apa penyebab peningkatan gejala dan angka kematian terkait hubungan dengan varian Corona B117. "Tetapi ini menjadi indikasi kita bersama untuk hati-hati," lanjutnya mewanti-wanti. Lebih lanjut, Riza menyebut varian Corona B117 mulanya dinamakan VUI-202012/01. Kode tersebut diartikan varian under investigation, yang ditemukan pada Desember.

Artinya, varian ini masih dalam investigasi atau pemeriksaan lebih lanjut. Namun, setelah beberapa data dari saintis di dunia muncul, Riza menyebut penularan dari varian Corona B117 terbukti meningkat hingga 50-70 persen dan nama varian berubah dari VUI menjadi (varian of concern) VOC. "Varian yang menjadi perhatian karena penularannya lebih cepat. Ada potensi membuat orang lebih banyak ke RS, menimbulkan potensi kematian, meskipun risetnya masih terus berjalan," kata Riza.

Menurut Riza, sejumlah peneliti besar di dunia sudah memprediksi varian Corona B117 ini akan menggantikan varian dominan saat ini. Jika varian Corona B117 terus mendominasi, ada kemungkinan siklus pandemi akan seperti di awal merebak. "B117 itu lebih cepat, kemungkinan besar hampir peneliti-peneliti besar di dunia memprediksi varian ini akan menggantikan varian yang dominan saat ini," bebernya.

"Kalau dia dominan, lebih cepat, risikonya apa, akan lebih banyak orang ke rumah sakit, akan berulang lagi siklus yang kita alami di awal dulu pandemi," pungkasnya. (*)

Herd Immunity 

Vaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok tengah digencarkan oleh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tujuannya agar penyebaran penyakit dapat dihentikan. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutkan, mencapai kekebalan kelompok mungkin cara yang baik untuk menghentikan atau mengendalikan penyebaran virus corona baru yang menyebabkan COVID-19. Healthline merilis, kekebalan kelompok dapat terjadi ketika banyak orang dalam satu komunitas menjadi kebal terhadap penyakit menular sehingga menghentikan penyebaran penyakit. Penyebaran penyakit ini dapat dihentikan dengan dua acara:

- Banyak orang tertular penyakit dan pada waktunya membangun respons kekebalan terhadapnya (kekebalan alami)
- Banyak orang divaksinasi untuk melawan penyakit untuk mencapai kekebalan.

Terdapat perdebatan berlangsung di antara pemerintah, ahli, dan masyarakat menanggapi kedua cara tersebut. Hal yang dikedepankan oleh berbagai pihak adalah bagaimana pilihan tersebut tidak mencelakai dan dapat menyelamatkan banyak orang. Hingga saat ini dapat dikatakan vaksin menjadi harapan agar herd immunity tercapai agar dapat menghentikan penyebaran virus secapatnya.

Tetapi, para ahli mengatakan orang masih bisa menyebarkan dan mengembangkan COVID-19 setelah mereka mendapatkan vaksin. Setelah menerima vaksin, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Melakukan vaksinasi ke sebanyak mungkin orang sedang diupayakan oleh berbagai pihak. Para ahli memperkirakan bahwa 70 hingga 90 persen orang mungkin perlu kebal terhadap virus untuk mencapai kekebalan kelompok. Untuk mencapai hal di atas waktu yang diperlukan untuk mencapai kekebalan kelompok bergantung pada seberapa cepat vaksin diproduksi, dikirim, dan diberikan. 

Sebaran kasus Covid-19 

Pemerintah melaporkan adanya tambahan kasus baru virus Corona (Covid-19) sebanyak 5.767 kasus pada hari ini. Total kasus kumulatif positif Corona di RI adalah 1.373.836 kasus. Data penambahan kasus Covid-19 itu disampaikan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19, Sabtu (6/3/2021). Data diperbarui setiap hari per pukul 12.00 WIB. Pemerintah melaporkan pada hari ini kasus aktif Covid-19 di RI sebanyak 147.172 kasus. Tercatat DKI Jakarta menjadi daerah yang melaporkan tambahan kasus baru terbanyak, ada 1.616. Total kasus Corona di DKI pun menjadi 348.591 kasus.

Kemudian tambahan kasus terbanyak kedua adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.094, sehingga totalnya menjadi 221.034. Selanjutnya diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 586 tambahan kasus Corona sehingga totalnya menjadi 157.343. Selain itu, pemerintah melaporkan penambahan pasien sembuh Corona sebanyak 6.823, sehingga sampai hari ini ada 1.189.510 pasien Covid yang sembuh.

Sementara itu, pada hari ini sebanyak 128 pasien meninggal akibat Covid-19. Total tercatat 37.154 pasien telah meninggal akibat Covid-19. Dilaporkan juga pemerintah pada hari ini memantau kasus suspek Corona sebanyak 66.525. Selain itu, pemerintah memeriksa 78.745 spesimen terkait Corona yang diperiksa hari ini. Pada hari ini tidak ada satu pun provinsi yang nihil kasus Corona. Ada enam provinsi dengan tambahan kasus Corona di bawah 10, yakni Bengkulu (8), NTB (3), Sultra (2), dan Sulbar (4), seperti yang dolansir dari detik.

Berikut ini sebaran kasus baru Covid-19 di RI pada 6 Maret:

1. Aceh: 16
2. Sumatera Utara: 87
3. Sumatera Barat: 92
4. Riau: 68
5. Jambi: 17
6. Sumatera Selatan: 58
7. Bengkulu: 8
8. Lampung: 41
9. Bangka Belitung: 75
10. Kepulauan Riau: 13
11. DKI Jakarta: 1616
12. Jawa Barat: 1094
13. Jawa Tengah: 586
14. DI Yogyakarta: 89
15. Jawa Timur: 393
16. Banten: 13
17. Bali: 153
18. Nusa Tenggara Barat: 3
19. Nusa Tenggara Timur: 130
20. Kalimantan Barat: 73
21. Kalimantan Tengah: 122
22. Kalimantan Selatan: 171
23. Kalimantan Timur: 396
24. Kalimantan Utara: 61
25. Sulawesi Utara: 27
26. Sulawesi Tengah: 34
27. Sulawesi Selatan: 165
28. Sulawesi Tenggara: 2
29. Gorontalo: 13
30. Sulawesi Barat: 4
31. Maluku: 38
32. Maluku Utara: 12
33. Papua: 53
34. Papua Barat: 44. 

(*)

 

Tags : Corona B117, Kasus Corona B117, Corona B117 Masuk ke Indonesia,