DAIK LINGGA - Kabupaten Lingga yang dijuluki Bunda Tanah Melayu terus memajukan kebudayaan yang kini memiliki 16 karya ditetapkan warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2019.
"Pemerintah daerah Daik Lingga komitmen dalam memajukan kebudayaan."
“Keputusan tim WBTB Indonesia Untuk WBTB kue mueh pengantin yang berjumlah 12 jenis kue, disatukan saja menjadi 1 WBTB Indonesia 2019 dengan nama kue mueh pengantin,” kata Datok Muhamad Ishak saat menjabat Kepala Dinas Kebudayaan yang juga sebagai Ketua LAM Kepri Kabupaten Lingga.
Ia mencontohkan penetapan 16 karya budaya dari Kabupaten Lingga jadi yang berhasil ditetapkan WBTB membuktikan warisan budaya tak benda Provinsi Kepri meloloskan 16 karya budaya dan semuanya dari Kabupaten Lingga.
"Keberhasilan ini sangat luar biasa karena tahun-tahun sebelumnya setiap tahun ditetapkan paling banyak dua sampai lima karya budaya sejak 2015," katanya.
Adapun 16 WBTB yang lolos sebagai WBTB Indonesia tahun 2019 tersebut adalah tradisi Basuh lntai, Sunat Mudim, Bele Kampung, Kue Mueh Pengantin Lingga, Kepurun, Ambung Gile, Kain Lipat 44, Tradisi Tujuh Likur dan Pintu Gerbang , Bekatam Alquran Lingga, Bersih Tembuni Lingga, Tudung Saji Pandan Lingga, Gasing Lingga, Tangkap Ayam, Tam Tam Buku Lingga, Layang layang Lingga dan Tutur Kampung Kampung Nerekeh.
Datok Muhamad Ishak meriwayatkan, semula Kabupaten Lingga mengusulkan 52 WBTB. Setelah melalui beberapa proses verifikasi dan beberapa kali sidang, tim ahli WBTB Indonesia menerima 41 WBTB yang diusulkan.
Selanjutnya setelah diseleksi akhirnya 27 WBTB dapat dilanjutkan ke sidang penetapan dan 14 WBTB ditangguhkan. Dari hasil sidang tim merekomndasikan lagi menjadi 16 WBTB.
Dalam sidang WBTB ini, tim dari Provinsi Kepri hadir lengkap. Kadisbud Provinsi Kepri, Yerri Suparna, Kadisbud Kabupaten Lingga, Muhammad Ishak, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya(BPNB) Kepuluan Riau, Totok Sucipto dan Hendri Purnomo(staf BPNB), Kabid Sejarah dan Tradisi Disbud Kepri, Mafilina Salasia, Kasi Tradisi Disbud Kepri,Raja Erliza , Kasi Nilai Adat,Tradisi dan Nilai Budaya Disbud Lingga, Ika Sartika, dan budyawan Lingga, Lazuardi.
Tim ahli WBTB Indonesia, Muklis PaEni memberikan laluan penilaian terhadap Kabupaten Lingga.
Dari catatan statistik, Lingga termasuk kabupaten yang masih rendah pendapatan masyarakatnya. Tapi untuk usulan WBTB Kepri yan lolos tahun ini, semuanya usulan dari Lingga.
“Kabupaten Lingga sangat kaya budaya dan pemerintahnya sangat peduli dengan warisan budayanya. Untuk itu mari kita beri apresiasi,” kata Mukhlis.
Dari tahun 2015 sampai 2018, sudah sembilan karya budaya dari Kabupaten Lingga ditetapkan jadi WBTB Indonesia. Lingga terbanyak diantara kabupaten/kota lainnya di Kepri.
Tahun 2018 ditetapkan lima karya budaya dari Lingga. Yaitu tepuk tepung tawar, silat pengantin, bubur lambok, mandi safar serta ratib saman. Tahun 2015, tudung manto dan bangsawan. Tahun 2017 ditetapkan tari inai dan ritual bejenjang. Nah, hebatnya tahun 2019 ditetapkan karya budaya. (*)
Tags : daik lingga, bunda tanah melayu, kabupaten lingga majukan kebudayaan, daik lingga miliki 16 karya tak benda, 16 karya budaya lingga ditetapkan wbtb, news daerah,