Riau   2022/09/14 20:35 WIB

Diskominfo Terapkan Aplikasi Sigmon, 'untuk Aliri Sinyal ke Desa'

Diskominfo Terapkan Aplikasi Sigmon, 'untuk Aliri Sinyal ke Desa'

Diskominfo Riau menerapkan aplikasi Signal Monitoring (Sigmon) untuk mengaliri sinyal ke desa.

PEKANBARU - Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kadiskominfotik) Riau, Erisman Yahya mengatakan ratusan desa dilaporkan tak teraliri sinyal, namun belum bisa dipastikan apakah blank spot atau hanya sekedar low signal (sinyal lemah).

"Diskominfo terapkan aplikasi Sigmon untuk aliri sinyal ke desa."

"Dari data yang disampaikan kabupaten/kota ke kita (Diskominfotik Riau), ada sekitar 600-an titik blank spot di Riau," kata Kadiskominfotik Riau, Erisman Yahya dilansir mcr, Selasa (13/9).

"Tapi kita tidak tahu apakah desa-desa tersebut betul-betul blank spot atau cuma low signal, karena nanti segmennya akan berbeda," sambungnya.

Erisman menuturkan, sebelumnya telah menyampaikan surat kepada Kemenkominfo RI terkait desa-desa blank spot di Riau.

Atas hal itu, Kemenkominfo langsung merespon dengan beraudiensi langsung bersama Diskominfotik Riau.

Untuk mengetahui apakah blank spot atau low signal, Erisman mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pendeteksian wilayah blank spot dengan aplikasi Sigmon yang merupakan aplikasi pelacak sinyak seluler dengan pendekatan geolokasi, untuk mengetahui kuat sinyal, kecepatan unduh, kecepatan unggah, kecepatan akses web, hingga kecepatan akses video.

"Kalau blank spot akan dibangun tower, jika low signal kita tinggal tambah kekuatan sinyal. Makanya akan kita sosialisasikan aplikasi Sigmon untuk mendeteksi sinyal," tuturnya.

"Kita berharap progres pembangunan infrastruktur TIK di Riau lebih cepat sehigga target di 2024 seluruh desa teraliri internet segera terwujud," sebutnya.

Terpisah, Analis Kebijakan Muda Direktorat Telekomunikasi Kemenkominfo, Muhammad Ridwan Rauf menjelaskan, tahun 2021 dan 2022 sebanyak 36 desa blank spot di Riau akan ditargetkan tuntas.

"Dari 36 desa blank spot tersebut, 26 desa telah tercover, sedangkan 10 desa lainnya belum tercover. Maksudnya, jika desa A dibangun tower ternyata sinyalnya sampai ke desa B, maka di desa B tidak perlu lagi kita bangun tower hanya perkuat sinyal saja, jadi desa sebelahnya telah tercover," jelas Ridwan.

Untuk itu, Ridwan mengharapkan Diskominfotik Riau bisa secepatnya menyosialisasikan aplikasi Sigmon, sehingga semakin cepat diketahui berapa desa yang betul-betul blank spot. (*)

Tags : Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik, Diskominfo Riau, Aplikasi Sigmon, Sinyal ke Desa,