Artikel   2024/01/30 17:45 WIB

Elektabilitas Anies Naik yang Terus Disokong Nasdem-PKB-PKS, Anies: Tunggu Hasil 14 Februari Nanti

Elektabilitas Anies Naik yang Terus Disokong Nasdem-PKB-PKS, Anies: Tunggu Hasil 14 Februari Nanti
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

PASANGAN elektabilitas pasangan calon presiden (Cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) terus naik yang terus disokong partai Nasdem, PKB da PKS.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung calon presiden (capres) Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Mampukah koalisi ini membawa pasangan Anies-Muhaimin memenangi Pilpres 2024?

Elektabilitas Anies terus menunjukkan adanya kenaikan.

Data berbagai survei menunjukkan elektabilitas Anies berada di kisaran 13-27% menurut catatan CNBC Indonesia pada 1 Agustus 2023.

Data menunjukkan adanya kenaikan suara, pada pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) menjadi 18-42% pada 28 Januari 2024.

Tipisnya dukungan paslon Anies-Cak Imin menempatkan diberbagai survei per November 2023 berada di posisi terbawah. Namun, seiring dengan berjalannya masa kampanye, elektabilitas pasangan ini terus meningkat dengan mayoritas di posisi ke-2. 

Kenaikan ini diperkirakan terjadi seiring dengan konsistensi paslon ini dalam menyuarakan perubahan atau keberpihakan sebagai oposisi. 

Selain itu, kekuatan koalisi AMIN juga didukung oleh Indonesia wilayah Timur. Dalam berbagai kesempatan, pasangan ini sudah mengungkapkan targetnya untuk menguasai suara wilayah tersebut.

Hal ini sejalan dengan perolehan suara partai pengusung yang juga kuat di beberapa provinsi Indonesia Timur. 

Hal ini diperkuat dengan visi "Indonesia Adil Makmur untuk Semua" yang dapat memperkuat elektabilitas dari perspektif masyarakat yang mengharapkan pemerataan.

Salah satu bentuk ide untuk mencapai pemerataan tersebut melalui tekad membangun 40 kota selevel Jakarta di berbagai wilayah di Indonesia.

Penggabungan suara antara PKB dan Nasdem pada pemilihan umum (pemilu) 2019 sangat besar bahkan berada di peringkat pertama untuk wilayah kawasan Papua.

Nasdem berada di posisi pertama untuk kawasan Papua dan PKB berada di posisi ketiga, di bawah Partai Amanat Nasional (PAN).

Sementara itu, PKB diharapkan mampu menyumbang suara dari Jawa Timur dan PKS dari Jawa Barat dan DKI.

Gabungan PKB dan Nasdem menjadikan kedua partai ini menguasai 41,68% suara di Papua. Nasdem menguasai wilayah ini sebanyak 544,8 ribu suara dan PKB 267,2 ribu suara.

Basis kekuatan PKB adalah Jawa Timur. Namun, dalam data hasil hitung suara Legislatif DPR RI pada 2019 terdapat suara signifikan dari wilayah luar jawa, yaitu Papua.

Fakta menarik peningkatan suara NasDem berasal dari keberhasilannya menguasai empat provinsi yang tergolong dalam wilayah Indonesia Timur.

Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada Pemilu 2019 berhasil menunjukkan peningkatan perolehan suara yang signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Data Pileg DPR RI 2019 menunjukkan PKB berada di posisi ke-3 dengan perolehan 13,4 juta suara, NasDem posisi ke-4 dengan 12,1 juta suara, dan PKS di posisi ke-4 dengan 11,3 juta suara.

Biasanya, terdapat sebuah tendensi bahwa elektabilitas partai akan meningkat jika membawa sosok capres.

Keberhasilan NasDem pada Pemilu 2019 menunjukkan partai ini dapat meningkatkan dukungan tanpa mengusung capres.

Dengan adanya dukungan PKB dan PKS diharapkan koalisi Nasdem makin kuat. Namun, perlu dicatat jika suara partai tidak mencerminkan suara pemilih dalam pilpres karena tidak ada kewajiban anggota partai tertentu memilih pilpres sesuai pilihannya.

Peta pemilu 2024 bisa saja berubah dari sisi pemilih dan basis suara karena ada pergeseran pandangan dan usia pemilih.

Menyinggung adanya salam 4 jari dari lawan kubunya ini, Jubir Timnas AMIN merespons kemunculan salam 4 jari yang ramai diartikan sebagai gerakan bergabungnya pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Cak Imin, dan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud untuk melawan nomor urut 2, Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

“Gerakan salam 4 jari saya kira muncul sebagai respons atas kegelisahan dan langkah-langkah pendek sang raja,” kata Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim, Minggu (28/1).

Menruutnya, salam itu bisa saja merupakan gerakan perlawanan rakyat terhadap “Sang Raja” alias penguasa yang ngotot memenangkan kandidatnya, ujarnya.

Ramli menggambarkan, ibarat permainan catur, ketika raja mulai banyak gerak, maka tanda skakmat sudah dekat. Sebagaimana bidak raja adalah simbol kuasa.

“Diamnya raja adalah unjuk wibawa. Gerakannya nyaris tetap. Posisi raja, mantap di antara 1 perdana menteri (queen), 2 gajah (bishop), 2 kuda (knight), 2 benteng (rook) dan 8 prajurit (pion) di barisan depan,” bebernya.

“Saat raja mulai memilih banyak gerak; ke sana, ke mari, memprovokasi menteri, gajah, pion, hingga benteng pertahanan sibuk bolak- balik, itu pertanda permainan diambang skakmat,” sambungnya.

Ditegaskan Ramli, artinya tekanan besar dan terbuka yang dilakukan penguasa pada akhirnya akan memunculkan gerakan balik.

“Nah, gerakan salam 4 jari ini adalah arus balik,” jelasnya.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sendiri tak ingin berlebihan mengomentari terkait dengan salam 4 jari yang kini ramai.

Ia menilai semua pihak baiknya menunggu terlebih dahulu hasil pencoblosan pada 14 Februari 2024 nanti.

“Menurut saya tunggu 14 Februari, kita jangan dahului kemauan rakyat. Kita belum tahu kemauan rakyat yang sesungguhnya,” kata Anies di sela-sela acara Kampanye Akbar Partai NasDem di Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/1). (*)

Tags : capres dan cawapres, paslon anies baswedan-muhaimin iskandar, elektabilitas anies naik, amin disokong nasdem, pkb, pks, elektabilitas anies meningkat, artikel,