PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar mengimbau pemilik kebun sawit yang sudah tua agar segera direplanting dengan bibit unggul.
"Sudah banyak sawit petani yang sudah tua dan butuh peremajaan."
"Banyak petani yang belum mau sawitnya diremajakan, padahal itu sudah waktunya diremajakan. Mereka masih takut karena sawit mahal," kata Gubri Syamsuar saat panen perdana sawit plasma PTPN V, KUD Makarti Jaya, Desa Kumain Kecamatan Tandun, Rohul juga dihadiri Bupati Rohhul Sukiman serta Dirut Holding PN III Persero Mohammad Abdul Ghani dan Direktur PTPN V Jatmiko Santosa dilansir mcr, Senin (24/10).
Syamsuar menyarankan agar para petani sawit bisa menggunakan bibit unggul. Sebab bibit sawit merupakan hal yang paling penting dalam perkebunan.
Diakui Syamsuar saat ini memang harga sawit naik, namun di sisi lain petani banyak yang mengeluhkan mahalnya harga pupuk.
Panen perdana sawit plasma binaan PTPN V seluas 697 hektare tergabung dalam KUD Makarti Jaya di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Rohul, Riau.
Diakui, saat ini para petani sawit di Riau tengah mengeluhkan naiknya harga pupuk yang tentu berpengaruh pada pendapatan.
Menurut Gubernur Riau Syamsuar, naiknya harga pupuk karena adanya permasalahan dalam impor bahan baku yang banyak dipasok dari Rusia.
Sementara Rusia saat ini sedang terjadi peperangan, sehingga berdampak terhadap distrubusi bahan baku pupuk ke Indonesia.
"Iya, keluhan petani sekarang itu pupuk naik, karena bahan baku banyak diimpor dari luar," kata Syamsuar.
"Banyak dari rusia, sementara di sana kan sedang perang, jadi kita harus maklumi," sebutnya.
Terlepas dari harga pupuk yang melonjak itu, Syamsuar juga mengimbau para petani sawit untuk melakukan replanting.
"Sudah banyak sawit yang sudah tua dan butuh peremajaan, mereka masih takut karena sawit mahal. Mereka belum mau diremajakan, karena masih menghasilkan. Padahal itu sudah waktunya diremajakan," ungkapnya. (*)
Tags : Replanting Kebun Sawit, Petani Replanting Kebun Sawit, Sawit Bibit Unggul, Harga Pupuk Tinggi,