News   2023/10/27 23:19 WIB

Harga Sembako Berterbangan dari Sabang-Merauke, 'Beras juga Masih Ugal-ugalan'

Harga Sembako Berterbangan dari Sabang-Merauke, 'Beras juga Masih Ugal-ugalan'
Harga sembako dan beras masih ugal-ugalan dari Sabang-Merauke.

JAKARTA - Harga sembilan bahan pokok [Sembako] berterbangan dari sabang-merauke, sementara harga beras diyakini juga masih ugal-ugalan.

"Harga beras di dalam negeri masih bergerak liar dan cetak rekor baru."

Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, hari ini, Rabu (27/9/2023), harga beras di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas harga eceran tertinggi (HET).

Pemerintah sendiri baru menaikkan HET beras pada Maret 2023 lalu, setelah sebelumnya ketentuan HET berlaku adalah sejak tahun 2017.

HET terbaru per kilogram beras medium saat ini ditetapkan Rp10.900 per kg untuk Zona I (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi), Rp11.500 per kg untuk Zona II (Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, dan Kalimantan), dan Rp11.800 per kg untuk Zona III V).

Sedangkan, HET terbaru per kilogram beras premium adalah Rp13.900 per kg untuk Zona I (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi), Rp14.400 per kg untuk Zona II (Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, dan Kalimantan), dan Rp14.800 per kg untuk Zona III V).

Hari ini, harga tertinggi beras premium dilaporkan mencapai Rp18.150 per kg di Papua, dan terendah Rp13.780 per kg di Sulawesi Selatan.

Sedangkan, harga tertinggi beras medium hari ini mencapai Rp16.030 per kg di Papua, dan terendah Rp11.990 per kg di Kalimantan Selatan.

Pergerakan harga beras yang terus naik saat ini terjadi saat pemerintah sudah mempercepat penyaluran bantuan pangan beras yang sebelumnya dijadwalkan bulan Oktober 2023.

Di mana, pemerintah sudah mulai menggelontorkan bantuan pangan beras 10 kg tahap II sejak September 2023 lalu.

Bantuan beras tersebut disalurkan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama 3 bulan, September-November 2023.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini sudah mencapai 59%.

Arief berharap penyaluran bantuan pangan beras tersalurkan sesuai target untuk menekan harga beras di pasar. Dengan begitu mampu mengendalikan tingkat inflasi secara nasional.

Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar ritel dan tradisional kemasan 5 kg. Dan, curah ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Di saat bersamaan, pemerintah memerintahkan Perum Bulog terus melakukan pengadaan beras cadangan pemerintah (CBP), baik dari dalam negeri maupun impor.

Mengutip paparan Bulog dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023, Senin (25/9/2023), stok beras yang dikuasai Bulog hingga 22 September 2023 adalah sebanyak 1,723 juta ton. Di mana 1,659 juta ton lainnya merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan sisanya 63.910 ton adalah stok komersial.

Tercatat, per 22 September 2023, realisasi pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 838.414 ton. Dan, dari impor yang sudah masuk Indonesia adalah 1.028.478 ton dari total penugasan 2 juta ton impor tahun 2023 ini.

Penyebab Harga Naik

Arief Prasetyo menuturkan, kenaikan harga beras di konsumen tidak terlepas dari lonjakan harga gabah di tingkat produsen.

"Naiknya harga gabah tersebut ditengarai akibat kurangnya stok di lapangan sehingga terjadi perebutan gabah yang memicu kenaikan harga di tingkat petani," kata Arief dikutip Rabu (27/9/2023).

"Secara historis biasanya pada semester kedua memang produksi beras dalam negeri lebih sedikit dibandingkan semester pertama. Dan hingga akhir tahun ini berdasarkan data BPS, neraca beras bulanan mengalami defisit," tambahnya.

Untuk itu, kata dia, perlu upaya antisipasi. Yaitu, dengan memacu produksi di hulu dan menggencarkan intervensi di hilir.

"Karena kita tidak hanya berhadapan dengan kondisi defisit tersebut, tapi juga ada momentum Natal 2023 serta Tahun Baru dan Pemilu tahun 2024," ujarnya.

Dia berharap, harga gabah yang naik akan mendorong peningkatan produksi oleh petani.

"Kalau hari ini kita lihat petani happy dengan kenaikan harga gabah, namun di tingkat penggilingan tidak bisa berjalan seperti biasa karena stok gabah di lapangan terbatas. Jadi tugas kita bersama-sama mendorong kementerian teknis untuk meningkatkan produksi hingga akhir tahun," cetusnya.

"Jadi harus terintegrasi dari hulu hingga hilir. Di on farm menjaga dan meningkatkan produksi harus terus diupayakan. Di off farm atau pasca-panennya kita menyerap hasil panen petani dengan mengoptimalkan BUMN pangan sebagai offtaker, dan Bapanas ditugaskan oleh Presiden untuk menyiapkan Cadangan Pangan Pemerintah," pungkas Arief. (*)

Tags : beras, harga eceran terendah, het beras, harga gabah, arief prasetyo adi, bansos beras, beras medium,