Linkungan   2021/06/21 17:4 WIB

Ikan Purba yang 'Bisa Hidup Hingga Satu Abad' Ditemukan di Sulawesi

 Ikan Purba yang 'Bisa Hidup Hingga Satu Abad' Ditemukan di Sulawesi
Ahli taksidermi memasukkan coelacanth ke dalam tangki berisi formol untuk pameran berjudul 'Laut' di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris, Maret 2019.

LINGKUNGAN - Seekor ikan purba yang dikenal dengan nama coelacanth dapat hidup untuk waktu yang sangat lama, bahkan hingga satu abad, menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Current Biology.

Ikan ini sebelumnya dianggap telah punah sebelum akhirnya ditemukan di perairan Afrika dan Sulawesi sepanjang abad ke-20. Dalam studi sebelumnya, coelacanth diperkirakan memiliki rentang hidup sekitar 20 tahun. Namun dalam estimasi terbaru, ikan ini bisa hidup selama ratusan tahun di lautan, seperti hiu.

Sejumlah peneliti Prancis mempelajari tanda pada spesimen sisik coelacanth yang disimpan di museum. Sisik itu dianggap sama seperti lingkaran pohon yang dapat menunjukkan usia pohon.

Para peneliti ini yakin coelacanth hanya bereproduksi pada usia paruh baya dan dapat mengandung telur selama lima tahun. Karena menghasilkan sedikit keturunan, ikan yang bertumbuh dalam waktu lambat ini sangat rentan mengalami kepunahan.

Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi eksistensi mereka adalah perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebihan. Mengetahui sejarah hidup coelacanth mungkin dapat menjadi dasar kuat upaya konservasi ikan ini, kata Bruno Ernande akademisi dari University of Montpellier, Prancis. "Salah satu kerangka kerja yang sangat penting untuk konservasi adalah kemampuan menilai demografi spesies ini. Dengan informasi terbaru ini kami akan lebih mampu menilainya," kata Ernande dirilis BBC News. 

Coelacanth sudah lama dianggap punah sampai akhirnya muncul di jaring ikan di Afrika Selatan pada tahun 1938. Dua populasi coelacanth kemudian juga ditemukan hidup di lepas pantai timur Afrika dan di lepas pantai Sulawesi. Populasinya di Afrika digolongkan sangat terancam punah. Peneliti memperkirakan hanya beberapa ratus ekor coelacanth yang tersisa di sana. "Coelacanth tampaknya adalah salah satu bahkan spesies dengan siklus kehidupan terlambat di antara ikan laut, mirip hiu laut dalam dan ikan roughy (hidup di kedalaman 1,8 kilometer di bawah permukaan laut)," kata Kelig Mahe dari Unit Penelitian Perikanan Laut Utara di Boulogne-sur- mer, Prancis.

"Hasil kajian kami menunjukkan bahwa ikan ini mungkin lebih terancam punah daripada yang diperkirakan karena sejarah hidupnya yang aneh. Akibatnya, informasi baru tentang biologi dan sejarah kehidupan coelacanth ini penting untuk konservasi dan pengelolaan spesies ini," ucap Mahe.

Dalam studi masa depan, para ilmuwan berencana menganalisis secara lebih lanjut untuk mengetahui apakah tingkat pertumbuhan spesies ini berkaitan dengan suhu. Jawaban yang akan muncul bakal memberikan beberapa wawasan baru tentang dampak perubahan iklim pada spesies yang rentan ini.

Nenek moyang coelacanth berevolusi 420 juta tahun yang lalu, selamat dari pergeseran benua dan serangan asteroid yang memusnahkan dinosaurus. Tinggal di gua-gua di dasar laut, coelacanth dapat tumbuh hingga 1,8 meter, dengan bobot lebih dari 90 kilogram. (*)

Tags : Ikan Purba, Ikan Purba Berusia Satu Abad, Sulawesi,