AGAMA - Puasa di dalam Islam ragamnya sangatlah banyak, terutama puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Dalam hal ini, ilmuwan ternyata mengungkap bahwa orang yang rajin puasa usianya bisa jauh lebih panjang.
Agus Rahmadi Dkk dalam buku Hikmah Puasa Perspektif Hadis dan Medis mengatakan bahwa salah satu manfaat puasa yang diungkap oleh riset sains adalah dapat memperpanjang umur. Kesimpulan ini dipahami dari hasil riset Vladimir Nikitin, seorang ilmuwan Rusia.
Penelitian ini berawal dari hasil pengamatannya terhadap kondisi fisik orang Indonesia. Dia merasa heran mengapa banyak orang Indonesia yang bertubuh gemuk padahal mereka ering melakukan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
Akhirnya dia melakukan penelitian dengan menjadikan tikus sebagai objek penelitiannya. Dia mengambil sampel lima kelompok tikus. Masing-masing pola makan kelompok ini diatur dan berbeda antara satu sama lainnya.
Ada yang diberi makan setiap hari, ada pula yang dipuasakan. Bahkan ada yang tidak diberikan makan sama sekali. Kelompok tikus pertama dipuasakan Senin dan Kamis, kelompok kedua dipuasakan model puasa Daud, dan kelompok tikus ketiga dipuasakan setiap hari tanpa ada sahur dan berbuka, dan kelompok tikus berikutnya diberi makan setiap hari.
Hasilnya, ternyata tikus yang diberi makan setiap hari, usianya hanya mencapai 2,5 tahun. Sedangkan kelompok tikus yang berpuasa setiap hari tanpa diberi makan usianya tidak lama. Sementara kelompok tikus yang berpuasa Senin-Kamis dan berpuasa Daud usianya relatif mencapai usia empat tahun. Maka dengan penelitiannya itu, Vladimir menyimpulkan bahwa berpuasa dapat membuat panjang umur.
Kepala Kelompok Kerja Imunologi Asosiasi Alergi Nasional dan Imunologi Klinis Turki (AID), Profesor Sebnem Kilic Gultekin menyatakan bahwa puasa memberikan manfaat yang baik terhadap kesehatan tubuh. Terutama bagi mereka yang mempelajari diet puasa intermiten, pasti akan lebih paham.
Menurut Gultekin, puasa Ramadhan ini sama halnya seperti ketika seseorang melakukan diet intermiten. Maka puasa akan memberikan efek yang sangat baik, seperti memperbaiki sel-sel dalam tubuh. Asalkan, asupan makanan dan cairan tercukupi pada saat berbuka dan sahur
“Ketika tubuh tidak menerima makanan selama 14 jam sampai 16 jam, maka mekanisme pertahanan antioksidan ikut bermain,” kata Gultekin dilansir dari Daily Sabah, Ahad (9/4/2023)
Dia menjelaskan, bahwa perbaikan DNA dimulai di sel dan autofagi, yang merupakan cara tubuh membersihkan sel yang rusak untuk mendapatkan sel baru dan lebih sehat. Perbaikan sel-sel dalam tubuh ini bisa terjadi setelah tubuh mengalami puasa yang panjang.
Gultekin menyatakan bahwa istirahat yang diberikan pada makanan ini memainkan peran penting dalam penghancuran protein yang salah lipat atau berkerumun, pembersihan organel yang rusak dan penghapusan patogen intraseluler.
"Menahan lapar untuk waktu yang lama mengarah pada peningkatan fungsi otak, dan peningkatan kapasitas belajar dan memori. Tubuh keton, yang terjadi sebagai akibat dari pemecahan sel-sel lemak setelah puasa yang lama, menunda penuaan otak dan tubuh kita dan memainkan peran penting dalam fungsi aktif metabolisme,” jelas dia.
Gultekin menyatakan bahwa lapar untuk waktu yang lama juga menyebabkan perbaikan parsial dalam keluhan pasien Alzheimer dan Parkinson.
"Situasi ini juga mengurangi risiko obesitas, penyakit reumatologi dan kanker. Telah ditunjukkan bahwa cara nutrisi pada pasien yang menerima kemoterapi merespon pengobatan dengan lebih baik," kata Gultekin.
"Ritual nutrisi intermiten yang dibawa oleh Ramadhan membawa keremajaan dan kesehatan ke tubuh dengan memperbaiki sel-sel, asalkan cairan tetap terpenuhi pada saat jam-jam dibolehkan makan. Yang terpenting, sistem kekebalan tubuh kita memanfaatkan ini dan melakukan pemeliharaan tahunan tubuh kita,” jelasnya. (*)
Tags : puasa, wajib dan sunnah, hikmah puasa, manfaat puasa, manfaat kesehatan puasa, manfaat medis puasa, keutamaan puasa, kegunaan puasa ,