PEKANBARU, RIAUPAG.COM - Menyelami sunyinya jalan raya Pekanbaru-Bangkinang kalau malam gelap [tanpa penerangan] dan jika siang bagaikan kota mati.
"Sunyi dan sepi tergambar dari ruas Jalan raya Pekanbaru menuju Bangkinang [Kampar]. Daerah tersebut punya sejarah panjang akan legenda urbannya."
"Kawasan Serambi Mekah selama ini cukup tenar di telinga orang Riau. Entah sejak kapan sebutan itu melekat di kawasan itu," sebut Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau ini yang menyelurusi jalan raya itu, Senin malam (3/7/2023).
"Namun yang cukup jelas, sejak jalan tol difungsikan, jalan raya Pekanbaru-Bangkinang jadi sepi, begitu juga hingga menuju Petapahan yang terlihat hanya dikeliling tumbuhan kelapa sawit," sambungnya.
Tol Pekanbaru-Bangkinang difungsikan sejak Lebaran tahun 2023 ini. Lalu lintas Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang jadi lebih sepi.
"Seperti kota mati saja. Kalau malam tambah sepi dan sunyi. Maklum lampu penerangan di pinggir sisi jalan [kanan-kiri] tidak ditemukan, menambah daerah ini terkesan angker," sebutnya.
Dipinggiran jalan Bangkinang menuju Kabupaten Kampar, hanya terlihat pedagang berjejer menjajakan lopek bugi seperti di kawasan Jembatan Kembar Danau Bingkuang Desa Palung Raya Kecamatan Tambang.
Kawasan ini ikonik dengan aneka oleh-oleh khas Kampar.
Mereka hanya bisa pasrah jika harus gulung tikar. Geliat usaha kecil mereka bakal semakin parah sejak dihantam pandemi Covid-19 awal 2020 lalu.
Yandra, seorang pedagang warga Palung Raya mengaku dagangannya sepi sejak sebulan terakhir. Tetapi makin sepi sejak tol dibuka, kata Larshen mengulang pengakuan para pedagang.
Bakal Calon Legislatif [Bacaleg] DPRD Riau ini mengaku, omzet pedagang dipinggir jalan raya Bangkinang itu pada menurun drastis sejak pandemi.
"Meski sekarang Covid-19 jauh menurun dan aktivitas masyarakat kian normal, tetapi tidak serta merta berdampak positif bagi penjual lopek bugi," kata Bacaleg Partai Persatuan Indonesia [Perindo] Dapil II Kabuaten Kampar ini.
Menurut pengakuan para pedagang, daya beli pengguna jalan yang lewat sudah menurun.
Tetapi para pedagang tetap bersyukur karena bantuan-bantuan yang mengalir dari pemerintah masih dapat diperoleh para pedagang untuk bertahan.
Seperti bantuan yang bersumber dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan lainnya.
Namun demikian, kata Larshen, penjual lopek bugi masih memiliki secerca harapan agar usahanya berlanjut. Misalnya para pedagang berharap, pemerintah menyediakan gerai khusus oleh-oleh khas Kampar di rest area. (*)
Tags : jalan raya pekanbaru-bangkinang, jerit malam hari pedagang, pedagang dipinggir jalan raya pekanbaru-bangkinang, jalan raya pekanbaru-bangkinang malam gelap dan siang bagaikan kota mati,