Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022 terus meningkat, sudah dua warga meninggal dunia.
PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru mencatat dari 715 kasus, dua diantaranya meninggal dunia. Tercatat paling banyak ada di Kecamatan Marpoyan Damai dengan 108 kasus. Selanjutnya 89 kasus tercatat di Tuah Madani dan 87 kasus muncul di Payung Sekaki.
"Demam Berdarah Dengue (DBD) melonjak di Kota Pekanbaru yang terhitung sejak Januari hingga minggu ke-41 Tahun 2022."
"Jadi kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, itu hanya 454 kasus DBD dalam setahun. Sementara tahun ini baru sampai dengan pertengahan oktober sudah mencapai 708 kasus," kata Kepala Dinkes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih pada media, Selasa (18/10).
Melihat jumlah kasus sementara ini, pihak Diskes menilai kasus DBD tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 lalu. Dimana pada tahun 2021, total DBD mencapai 454 kasus.
"Saat ini, kasus terbanyak berada di Kecamatan Marpoyan Damai, Tuah Madani, Payung Sekaki, termasuk juga di Tenayan Raya, dan Rumbai," sebutnya.
DBD terjangkit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Untuk antisipasi, dengan cara menguras dan membersihkan, menutup tempat-tempat air penampungan.
"Serta mengubur barang-barang bekas atau yang berpotensi tempat perkembangbiakan nyamuk," jelasnya.
Dalam menanggulangi DBD, dirinya pesan jika terjadi gejala demam pada anak supaya dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Kemudian bagi anak di bawah umur 14 tahun yang belum vaksinasi campak dan rubela agar segera mendapatkannya di Puskesmas terdekat.
Berikut daftar kasus per kecamatan di Pekanbaru:
Dua warga meninggal dunia
Kasus DBD melonjak di Kota Pekanbaru. Bahkan, hingga pekan ke-40, kasus DBD mencapai 708 kasus.
Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding Tahun 2021. Kasus DBD pada tahun lalu cuma mencapai 454 kasus.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, itu hanya 454 kasus DBD dalam setahun. Sementara tahun ini baru sampai dengan pertengahan Oktober sudah mencapai 708 kasus," sebut Zaini Rizaldy Saragih.
Dia menambahkan, hingga saat ini sudah ada dua orang yang meninggal dunia akibat DBD.
"Sudah ada, sejak januari hingga minggu ke 40 itu sudah dua orang. Mereka yang meninggal anak-anak di bawah umur 16 tahun," katanya.
Ratusan kasus DBD itu lanjut Zaini, banyak terpapar di daerah yang kepadatan penduduknya tinggi. Selain itu juga di tempat yang banyak lahan-lahan tak terpakai sehingga nyamuk aedes aygepty mudah berkembang biak.
"Saat ini, kasus terbanyak berada di Kecamatan Marpoyan Damai, Tuah Madani, Payung Sekaki, termasuk juga di Tenayan Raya, dan Rumbai," sebutnya.
Ia berharap kasus demam berdarah ini tidak bertambah lagi. Kadiskes menilai, untuk menghindari terjadinya DBD, kepedulian masyarakat perlu ditingkatkan.
"Karena DBD ini merupakan penyakit menular ditularkan oleh nyamuk aides aygepty. Antisipasi dengan cara 3M plus, menguras dan membersihkan, menutup tempat-tempat air penampungan, dan mengubur barang-barang bekas atau yang berpotensi tempat perkembangbiakan nyamuk," jelasnya.
Menurutnya, menanggulangi DBD ini tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. Namun juga kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan masyarakat.
Dalam menanggulangi DBD, Zaini mengingatkan masyarakat jika ada gejala demam pada anak supaya segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Kemudian bagi anak di bawah umur 14 tahun yang belum vaksinasi campak dan rubela agar segera mendapatkannya di Puskesmas terdekat. (*)
Tags : Demam Berdarah Dengue, Jumlah Kasus DBD Sepanjang 2022, Pekanbaru, DBD Menyebar di 15 Wilayah Kecamatan,