JAKARTA - Warga Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bali diminta tidak perlu khawatir asap tipis yang terbawa angin dari Kalimantan dan Sumatera sudah sampai di langit empat provinsi tersebut.
"Kabut asap bahkan sudah tiba di Wilayah Pulau Jawa."
"Tidak perlu khawatir, setiap hari akan berubah-ubah," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG], Andi Eka Sakya pada media belum lama ini.
Selain tidak berbahaya, menurutnya, asap tipis itu tidak menetap di langit Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Bali.
Andi Eka Sakya mengungkapkan bahwa asap tipis tersebut tidak berbahaya bagi warga Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bali.
Dia mengungkapkan, asap tipis yang sudah sampai langit Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bali itu berada di lapisan yang sangat tinggi, di atas 1,5 kilometer.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, karena asap tipis yang dimaksud itu sangat ringan, akan terus terbawa angin sesuai arah.
"Sangat bergantung arah anginnya. Variasi arah ini juga menunjukkan bahwa mulai memasuki transisi ke musim hujan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan Sindonews, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan melalui akun Twitter-nya, Minggu 25 Oktober pagi, bahwa asap tipis dari wilayah Sumatera dan Kalimantan akibat pembakaran hutan dan lahan sudah sampai di langit Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bali.
Menkes Nila F. Moeleok menyatakan keprihatinan atas kejadian kabut asap di sejumlah wilayah.
Untuk mengurangi risiko terkena dampak asap, Menkes mengimbau masyarakat agar tidak keluar rumah bila tidak perlu; selalu pakai masker; cukup minum dan konsumsi buah; dan segera berobat jika sakit.
Saat ini jam operasional layanan kesehatan (Puskesmas dan Puskesmas Pembantu) di Riau ditambah selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu
Menkes menegaskan hingga saat ini belum ditemukan hubungan kejadian penyakit kanker dengan asap kebakaran hutan.
Menurut Menkes paparan asap kebakaran hutan yang terus menerus (seumur hidup) berbeda dengan paparan asap rokok yang dihisap selama 10 – 20 tahun.
Sebagaimana diketahui sejak 1 Maret 2015 sampai dengan saat ini terjadi bencana kabut asap di Provinsi Riau.
“Sejak tanggal 1 Maret s/d 13 September 2015 status siaga darurat meningkat menjadi tanggap darurat sejak 14 september 2015”, jelas Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dr. Achmad Yurianto, di Jakarta (18/9).
Menurut Yuri, jumlah penduduk Provinsi Riau terpapar asap sebanyak 6,3 juta jiwa di 12 Kabupaten/Kota.
Sedangkan data sampai tanggal 17 September mengenai jumlah penduduk yang menderita penyakit sebanyak 31.518 jiwa terdiri dari ; ISPA sebanyak 25.834 jiwa, iritasi kulit 2.246 jiwa, iritasi mata 1.656 jiwa dan pneumonia sebanyak 538 jiwa.
Dalam penanganan kabut asap ini Kementerian Kesehatan berupaya meminimalisir dari dampak ini dengan mengirim Tim Asistensi Teknis Manajemen bencana dari PPKK, Dit. Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Matra, Pusat Promosi, serta mengirim Tim Rapid Health Assesment (RHA) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) untuk melaksanakan pendampingan manajemen bencana ke Dinkes Provinsi Riau dan merekomendasikan dalam peningkatan upaya Promotif.
Kemenkes juga mengirim masker; Logistik kesehatan berupa paket gizi (MP-ASI, MPT- Bumil dan PMT-AS) sebanyak 3 ton, Paket obat dasar 0,5 ton, dan tenda Pos Kesehatan. (*)
Tags : kabut asap, asap menyebar hingga jakarta, banten, jawa barat dan bali, BMKG imbau warga tak khawatir dengan asap, News,