PEKANBARU - Pemilihan Kepala Daerah [Pilkada] Kabupaten Bengkalis bukan ajang kontestasi yang mudah bagi 4 pasangan calon [Paslon] yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum [KPU] di Bengkalis, Riau.
Empat paslon [pasangan Kaderismanto-Sri Barat nomor urut 1, Abi Bahrun-Herman Ahmad nomor urut 2, Kasmarni-Bagus nomor urut 3 dan pasangan Indra Gunawan-Samsu Dalimunte nomor urut 4] sama-sama saling menggusur mengalahkan juga harus mengantisipasi kenaikan elektabilitas masing-masing paslon.
Direktur Eksekutif Lembaga Melayu Riau [LMR], H Darmawi Aris SE yang juga putera kelahiran Bengkalis menilai Kasmarni-Bagus masih tergolong kuat. Tetapi, Kasmarni [istri dari Bupati non aktif Bengkalis Amril Mukmini] yang tersandung kasus korupsi itu bukan berarti berada di posisi aman.
Darmawi melihat paslon Indra Gunawan Eet-Samsu Dalimunte atau dengan sebutan [ASA] bisa mendongkrak popularitasnya karena paslon ini memang dari partai Golkar yang 'indentik' didukung orang nomor satu di Riau [Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi yang dari Golkar]. Begitu pun paslon Kaderismanto-Sri Barat dan Abi Bahrun-Herman Ahmad harus bekerja keras untuk menggenjot popularitasnya.
"Kalau saya melihat paslon Indra Gunawan Eet-Samsu Dalimunte nomor urut 4 ini mendominasi keluarga Batak, Melayu dan Golkar yang telihat pun masih kuat. Diketahui, Samsu Dalimunte yang mendampingi Indra Gunawan Eet adalah keluarga besar suku Batak, paslon ini terlihat semakin kuat. Terlebih, Indra Gunawan Eet yang Sekretaris DPD Partai Golkar Riau itu juga pasti akan turut berperan memenangkan paslon ini," terang Darmawi.
Dengan demikian, jelang pemungutan suara nanti, dua paslon [nomor urut 3 dan 4] dari 4 paslon yang ada ini diprediksi akan sama kuat. "Dua bulan jelang pencoblosan, sulit diprediksi siapa yang menang karena kekuatan politiknya makin berimbang. Apalagi warga Bengkalis banyak yang menginginkan sosok baru yang memimpin daerah yang dikenal dengan sebutan penghasil ikan Terubuk itu," kata Darmawi.
Kasmarni dan Indra Gunawan Eet, meski masing-masing membawa nama besar tetap memiliki penilaian yang berbeda, tapi paslon Kasmarni-Bagus dianggap kurang berpengalaman oleh masyarakat. Sementara Paslon Indra Gunawan Eet- Samsu Dalimunte, yang selama ini menjabat di jabatan legislatif, punya keunggulan karena akan dinilai lebih mampu memimpin Bengkalis oleh warga.
Namun bukan berarti paslon Kasmarni-Bagus tidak bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya. Seiring berjalannya waktu, paslon nomor urut 1 dan 2 dinilai sebagai para penantang akan berupaya keras meningkatkan elektabilitas masing-masing. "Sekarang peta dinamis. Meski paslon Indra Gunawan Eet- Samsu Dalimunte kuat namun belum aman karena elektabilitasnya mulai dibalap oleh 3 paslon lainnya. Bahkan pasangan Kaderismanto-Sri bisa jadi kuda hitam yang bisa memenangkan pertarungan. Calon ini trend elektabilitasnya positif, terus naik," katanya.
Sekali lagi LMR ini menilai pertarungan di Pilkada Bengkalis akan berimbang. Nama-nama besar di balik keempat paslon akan membuat perolehan suara mereka sulit diprediksi. Masih terlalu dini menurut Darmawi untuk menyimpulkan pihak yang diunggulkan maupun sebaliknya. "Saya belum bisa memastikan karena politik itu kan sangat dinamis gitu kan. Politik itu kan dilihat biasanya permainan ada di ujung. Di ujung permainan di Desember nanti," kata dia.
Kendati demikian, Darmawi tak menampik bahwa peran dinasti politik selama ini, termasuk dalam pemilihan kepala daerah masih cukup berpengaruh. Darmawi pun menambahkan sejauh ini Bengkalis masih didominasi oleh pemilih irasional sehingga kemungkinan Indra Gunawan Eet- Samsu Dalimunte juga masih cukup kuat. Mereka adalah pemilih yang cukup berperan melanggengkan kekuatan dominasi politik di Bengkalis. "Jadi pemilih yang masih belum memilih berdasarkan visi masih banyak. Kadang-kadang memilih berdasarkan 'gizi', bukan visi misi," katanya memprediksi 'Gizi' yang dimaksudkannya itu adalah pemilih yang masih mungkin dapat dibeli lewat praktik politik uang.
Diprediksi menang
Sementara Pengamat Politik Universitas Riau Saiman Pakpahan, menilai Kasmarni jauh lebih unggul dari calon lain karena merupakan istri Bupati nonaktif Bengkalis. Apalagi selama ini Amril Mukminin dikenal sebagai sosok pemimpin yang dermawan.
Prediksi itu mementahkan asumsi pengamat politik lainnya, yakni Hasanuddin. Hasan menilai pasangan Calon Bupati dan Wakilnya nomor urut 3 Kasmarni dan Bagus Santoso (KBS) di Kabupaten Bengkalis, di Pilkada 2020 mendatang, tidak dalam posisi unggul. "Tentunya calon petahana maupun keluarganya, memiliki jaringan di masyarakat dari yang paling bawah sampai teratas. Juga di struktur organisasi pemerintah dan di masyatakat. Istilahnya, Kasmarni start di pemilih 30 persen suara warga Bengkalis," kata Saiman Pakpahan, Sabtu (5/12).
Saiman menanggapi pemberitaan yang menyangkutpautkan dengan adanya kasus gratifikasi yang menimpa suami Kasmarni yang juga mantan Bupati Bengkalis, Amril Mukminin akan memberatkan pasangan tersebut meraih kursi Bupati-Wakil. Padahal khusus untuk dugaan gratifikasi, Amril tidak terbukti di pengadilan. Saiman menilai, penyampaian Hasanuddin merupakan asumsi yang butuh dilakukan pendalaman. "Karena ini baru sekedar asumsi, dan butuh pendalaman empiris," kata dosen Fisipol Universitas Riau itu.
Terkait dengan pemberitaan tanggal 4 Desember 2020, dengan judul Suami terjerat kasus Gratifikasi, pengamat politik prediksi Kasmarni sulit raih suara, menurut Saiman hal itu perlu penjelajahan akademis lebih lanjut. Karena untuk membuktikan asumsi keterhubungan antara kasus gratifikasi dan tingkat elektabilitas Kasmarni Bagus di Pilkada 9 Desember yang akan datang, tidak bisa sembarangan. Dia menilai, Hasanudin mencoba memperlihatkan keadaan pemilih tradisional dengan memberi indikator nilai, norma dan pranata. "Dalam konteks sosial, benar. Karena norma, pranata dan norma-norma dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia secara umum, dan diasumsikan akan berbeda ketika agenda settingnya bergeser ke arena politik, dengan struktur politik yang patronage (patron-clien). Kita masih membutuhkan data di lapangan/empiris untuk menghasilkan hubungan kasus gratifikasi dan elektabilitas di Kabupaten Bengkalis pada Pilkada yang akan datang," kata Saiman.
Dalam suasana/typical politik pemilih yang tradisional, format politik di Indonesia yang patronase sangat dimungkinkan sosok yang telah berjasa, sosok pengayom dan sosok yang mengerti akan kebutuhan dasar masyarakat diposisikan sebagai ‘ayah’ oleh pemilih. "Dan kondisi ketergantungan ini sangat gampang untuk diarahkan melakukan pilihan pilihan politik tertentu. Massa (pemilih) dengan kesadaran tinggi akan memutuskan pilihan kepada sosok yang telah memberikan mereka kebutuhan dasar. Ini juga barangkali yang ditemui oleh surveyor lembaga survey di lapangan, dengan menempatkan pasangan KBS pada posisi nomor satu dalam hasil survey," ucap Saiman.
Saat ini, informasi yang beredar di publik beberapa survey itu menepis asumsi Hasanuddin yang menyebutkan bahwa ada relasi antara kasus gratifikasi dan elektabilitas. "Ternyata di sejumlah survey terlepas itu dari survey mana saja (lembaga). Tapi beberapa surve dari partai masih menempatkan Kasmarni pada posisi teratas," pungkasnya. (rp.sdp/*)
Tags : Pasangan Calon, Kasmarni - Bagus, Nomor Urut 3, Pilkada Bengkalis, Paslon Kasmarni-Bagus Diprediksi Menang,