LINGKUNGAN - Keganasan hewan kuno [buaya] di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau terus menggemparkan, bahkan warga gelisah bercampur kekhawatiran berkepanjangan.
Tak sedikit nelayan sekitar Lingga bertemu bahkan 'beradu' nasib saat berhadapan dengan buaya yang hidup di dua alam itu. Pengakuan warga ada yang beradu fisik dan berkahir selamat, tetapi tetap mendapatkan pertolongan dari rumah sakit akibat hempasan dan gigitan buaya dengan sejumlah jahitan ditubuh, bahkan ada warga yang tewas dan hilang diseret buaya. Seperti Azman diduga diterkam buaya, kisahnya Sabtu, 12 Mei 2018 lalu. Namun, jenazah seluruh tubuhnya belum diketemukan. Hanya beberapa bagian tubuh yang diduga milik Azman yang ditemukan pada Selasa, 15 Mei 2018.
Buaya di Lingga, semakin menarik untuk dibahas. Fakta-fakta tentang hewan purba yang termasuk dilindungi undang-undang yang ada di Kabupaten Lingga tersebut diantaranya.
1. Berukuran Besar: Buaya di Lingga berukuran besar. Misalnya, buaya yang ditangkap warga Dapur Arang, tahun 2016 berukuran 4,5 meter. Pada tahun 2020, buaya berukuran besar kembali ditemukan di Lingga. Buaya 4,2 meter ditemukan di Sungai Daik.
2. Memakan Korban: Seorang nelayan di Lingga diduga tewas dimakan buaya. Ini bukan kejadian kali pertama di kabupaten tersebut. Sebelumnya, Polsek Daik Lingga pernah mencatat, korban yang dimakan buaya sudah banyak. Sebagian bisa menyelamatkan diri. Buaya di Daik Lingga juga sering menerjang warga nelayan yang sedang menjaring ikan di pantai.
3. Populasi Meningkat
Mantan Bupati Lingga H Daria pernah mengimbau warga khususnya nelayan, untuk berhati-hati terhadap keberadaan buaya yang populasinya semakin besar di Lingga. Imbauan tersebut dia sampaikan usai meninjau lokasi pencarian orang hilang di Sungai Ular, beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Lingga pada saat itu juga menyampaikan, populasi buaya yang semakin besar di wilayah Kabupaten Lingga harus cepat ditangani. Jika terlambat, korban keganasan buaya ini akan terus bertambah.
4. Jenis Buaya Muara
Buaya di Lingga, termasuk jenis buaya muara atau buaya rawa. Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini terutama hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara). Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya.
Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 2,5 sampai 3,3 meter, namun hewan dewasa bisa mencapai 12 meter. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari buaya nil (Crocodylus niloticus) dan alligator amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya pun juga "terluas" di dunia.
Buaya ini aktif pada siang dan malam hari. Buaya ini memangsa siapa pun yang memasuki wilayahnya. Mangsanya adalah ikan, binatang amfibi, reptilia, burung, dan mamalia (termasuk mamalia besar). Buaya ini adalah salah satu dari buaya-buaya yang berbahaya bagi manusia. Buaya muara sangat berbahaya bagi manusia. Mereka adalah buaya pemangsa manusia sejati yang sering menyerang manusia yang memasuki wilayahnya.
Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan, bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. (*)
Tags : Buaya, buaya muara, buaya makan manusia, lingga,