PEKANBARU - Subsektor minyak dan gas (migas) masih menjadi penggerak dalam pemulihan perekonomian di Rau.
"Kejar target pengeboran Migas, PT Bumi Siak Pusako (BSP) perlu segera bentuk Drilling Summit 2022."
"Untuk percepatan pemulihan ekonomi BSP harus bisa menyusun beberapa strategi mencapai target lifting," kata Azwir Effendy, Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Migas Riau (AKMR) tadi ngopi bersama di warung kopi dibilangan Jalan Rajawali Pekanbaru, Rabu (27/7).
Menanggapi PT BSP Ia menilai hanya ada satu kunci yang harus dibenahi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu yakni sumber daya manusia (SDM) nya.
"Pada sesi pertama, yang harus dibenahi adalah strategi penguatan kapasitas secara berkelanjutan di Industri Hulu Migas."
"Tujuan ini hanya akan tercapai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) oleh pengurus BUMD dan pembinaan serta pengawasan yang memadai dari Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)," kata Azwir.
Persoalannya masih terdapat beragam carut marut di berbagai BUMD provinsi riau yang terus akan menjadi perhatian serius gubernur Riau.
Jadi, kata Azwir, disini tidak asal angkat pengurus (direksi dan komisaris), demikian halnya terus membenahi SDM yang dimiliki.
Azwir juga menyinggung fungsi tugas seorang Direktur Utama di BSP itu.
Sudahkah beliau memenuhi tugasnya sebagai Direktur?
"itu 'gaco' Gubernur Riau Syamsuar. Sebenarnya apakah tugas direktur utama yang harus dipahami."
"Direktur kan seorang karyawan yang menjadi pemimpin atau kepala sebuah organisasi, bisnis, agensi, atau institusi tertentu," kata Azwir.
Jadi, sebenarnya apa saja tugas direktur di perusahaan dan apa saja tanggung jawab dan tugas seorang direktur perusahaan?
Azwir meyakinkan, seharusnya Ia mengorganisasi Visi dan Misi perusahaan secara keseluruhan.
"Saya kok ragu ya, setelah mendapat pengelolaan 100 persen di Agustus 2022 ini, kemungkinan Ia tergeser dari kedudukannya," perkiraan Azwir.
Jadi salah satu tugas direktur utama menyusun, mengomunikasikan, dan menerapkan visi, misi, serta arah yang akan ditempuh perusahaan kepada para karyawannya.
Sementera sebelumnya, H. Darmawi Wardhana Bin Zalik Aris, Ketua Umum (Ketum) Lembaga Melayu Riau (LMR) Pusat Jakarta, lebih mengusulkan para pelaku di industri migas (BSP) seperti perlu membentuk Departemen Drilling (pengebor).
"Tujuan pendirian BUMD sepertinya kan begitu, memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah."
Darmawi mengusulkan Departemen Drilling diperlukan bilamana petugas khusus yang diunjuk untuk memantau sekaligus mengetahui sumber-sumber minyak yangmenjadi target pengeboran.
"Intinya untuk melakukan pemantauan dan peningkatan lifting migas di perusahaan seperti di BSP," kata dia.
Namun Ir Iskandar, Direktur PT Bumi Siak Pusako (BSP) dikonfirmasi soal adanya usulan pembentukan Departemen Diriling ini tidak menjawab.
Tetapi Darmawi kembali menyebutkan, Pemerintah optimis untuk meningkatkan produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD melalui berbagai upaya dengan tetap mengedepankan keselamatan migas.
Industri hulu migas khususnya Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako (BSP) yang merupakan BUMD di Riau masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan, "mulai dari terus menurunnya produksi minyak dan gas bumi hingga belum menggeliatnya investasi di sektor ini," kata dia.
"Selain tantangan seperti adanya peralihan dari energi berbasis fosil ke energi baru terbarukan (EBT), adanya persaingan yang lebih keras karena munculnya produsen migas konvensional dan non konvensional, serta menurunnya permintaan migas akibat pandemi Covid-19," sebut Darmawi. (*)
Tags : PT Bumi Siak Pusako, BSP Kejar Target Pengeboran Minyak dan Gas, BSP Perlu Bentuk Drilling Migas ,