Sosial   2023/07/15 17:20 WIB

KNPI Riau dan Pendeta GBI Sama-sama Mengkhawatirkan Kondisi Pergaulan Bebas Anak Muda Saat Ini 

KNPI Riau dan Pendeta GBI Sama-sama Mengkhawatirkan Kondisi Pergaulan Bebas Anak Muda Saat Ini 
Pendeta Hendra Pasaribu bersama Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau.

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Riau dan Pendeta Gereja Betel Indonesia [GBI] sama-sama mengkhawatirkan kondisi pergaulan bebas anak muda.

"Kondisi pergaulan bebas saat Ini sudah mengkhawatirkan."

"Kekhawatiran pergaulan bebas bukan tidak beralasan, bahkan pergaulan dikalangan anak muda sudah menjurus ke penggunaan obat-obat terlarang," kata Hendra Pasaribu, Pendeta GBI dalam percakapannya dengan Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] I Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Riau, Larshen Yunus, tadi Sabtu (15/7).

"Saya pikir kondisi saat ini satu tingkat di atas mengkhawatirkan. Sudah ada sinyal awas bahkan peredaran obat-obat terlarang," sambungnya.

Ia menyatakan kondisi pergaulan bebas remaja saat ini satu tingkat di atas mengkhawatirkan.

Menurutnya, segala upaya harus dikerahkan untuk meminimalisir dampak buruknya di masa depan.

Jadi pembinaan ahklak disamping pendidikan agama harus lebih kuat, sebutnya.

Selain itu, peran orang tua di rumah harus tetap lebih memperhatikan anak-anaknya, "jangan hanya sibuk dengan kerja, tetapi anak-anaknya terabaikan," pesan Hendra yang juga meramalkan kondisi pengaruh lingkungan yang begitu besar hingga mencapai 80 persen pada tingkatan keburukan. 

Sementara Larshen Yunus, Larshen Yunus,  Ketua DPD I KNPI Riau dalam komentarnya menyebut bukannya tokoh agama, masyarakat tidak melihat dan merasakan kekhawatiran ini, tetapi menyadari bahwa pihaknya harus ada dan berpikir bagaimana menyelesaikannya.

"Maka mungkin 5 atau 10 tahun ke depan tidak akan ada yang tahu bagaimana generasi akan seperti apa," sebutnya.

Untuk meminimalisir dampak buruknya, KNPI terus membahasnya di setiap pertemuan, baik saat bersama tokoh masyarakat, organisasi-organisasi maupun forum berbagi dengan pemuda.

Hal ini berpatokan pula pada salah satu dari 10 perintah Allah, yaitu jangan zina.

"Upaya untuk ke sana itu ada, tapi dengan perkembangan teknologi yang cepat, kita tidak bisa menyaring semua dengan 100 persen," lanjut dia.

Karena itu, ia menilai peran dari keluarga juga sangat penting untuk hal ini. Generasi muda akan lebih banyak berinteraksi di rumah, sebelum mereka keluar dan bergaul dengan masyarakat.

Menurutnya, langkah yang akan dilakukan KNPI [organisasi terbesar di Indonesia] dalam waktu dekat akan melakukan seminar-seminar dalam pembahasan terkait pergaulan remaja dan larangan-larangan penggunaan narkoba.

"Seminar yang akan dilakukan hingga ke desa-desa. Ini penting pemuda-i agar juga mengetahui pembahasan yang dilakukan nanti," kata Larshen.

Dia juga menitipkan pesan kepada perempuan-perempuan muda untuk memprioritaskan dirinya. Terkadang, perempuan disebut paling cepat terbuai dengan kata-kata manis dan tindakan kecil sederhana dari lawan jenis.

"Peran orang tua juga selalu menyampaikan ke anak-anak muda utamanya perempuan, jangan dulu pacaran. Mengenal sebanyak mungkin tipe pria itu baik, tapi kalau bisa jangan dulu pacaran."

"Kalau bisa perempuan untuk fokus pada pendidikan dan impiannya terlebih dahulu. Ketika hal ini sudah tercapai, maka mereka tidak perlu mencari pasangan, karena nanti merekalah yang akan memilih," sebut Larshen.

Dia menilai, banyak skali anak muda yang jatuh pada pilihan yang salah dan tidak bisa apapun lagi, karena berpikir hidupnya sudah selesai di situ. Padahal tidak. (*)

Tags : komite nasional pemuda indonesia, knpi dan pendeta gbi khawatir kondisi anak muda, pergaulan bebas anak muda di riau,