Internasional   2023/03/08 16:20 WIB

Lebih dari Tiga Tahun Covid-19 Masih Misteri, 'Asal-usulnya juga Ditentang'

Lebih dari Tiga Tahun Covid-19 Masih Misteri, 'Asal-usulnya juga Ditentang'

INTERNASIONAL - Lebih dari tiga tahun setelah Covid-19 dideteksi di kota Wuhan, China, pertanyaan tentang asal-usul virus itu masih menjadi misteri.

Namun pada 28 Februari 2023, klaim kontroversial bahwa pandemi itu bisa jadi disebabkan oleh kebocoran di sebuah laboratorium di China - sempat ditepis banyak orang sebagai teori konspirasi - mencuat kembali karena komentar Direktur FBI Christopher Wray bahwa biro investigasi AS itu percaya bahwa Covid-19 "kemungkinan besar" berasal dari "laboratorium yang dikontrol pemerintah China".

Ini adalah konfirmasi publik pertama akan penilaian rahasia FBI tentang asal-usul virus penyebab pandemi itu.

Jadi, apa yang kita ketahui tentang banyak teori asal-usul Covid - dan mengapa perdebatan tentang ini penting?

Apa itu teori kebocoran-lab?

Virus corona dicurigai lolos, secara tidak sengaja atau bukan, dari sebuah laboratorium di pusat kota Wuhan, China, tempat virus pertama kali ditemukan.

Para pendukung teori ini menyoroti kehadiran fasilitas riset biologi besar di kota itu. Institut Virologi Wuhan telah mempelajari virus corona di kelelawar selama lebih dari satu dekade.

Institusi ini berjarak 40 menit perjalanan dari pasar hewan liar Huanan, tempat klaster pertama infeksi muncul.

Mereka yang serius menanggapi teori ini mengatakan virus tersebut bisa saja bocor dari laboratorium IVW dan menyebar ke pasar hewan liar. Kebanyakan berargumen itu kemungkinan besar merupakan virus yang dikoleksi dari alam liar dan belum direkayasa.

Teori kontroversial ini muncul sejak awal pandemi, dan turut disebarluaskan oleh presiden AS waktu itu, Donald Trump. Beberapa orang bahkan berspekulasi virus itu mungkin telah direkayasa sebagai senjata biologis.

Sementara banyak di kalangan media dan politik saat itu yang menepis teori-teori ini sebagai teori konspirasi, banyak juga yang mengatakan kemungkinannya perlu dipertimbangkan. Ide ini terus bertahan, walaupun banyak ilmuwan menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukungnya.

Sebuah laporan rahasia intelijen AS - yang mengatakan tiga peneliti di laboratorium Wuhan dirawat di rumah sakit pada November 2019, tak lama sebelum virus Covid-19 mulai menginfeksi manusia di kota tersebut - mulai beredar di media AS pada 2021.

Namun dilaporkan bahwa pemerintahan Biden telah menutup investigasi departemen luar negeri, yang dibuka oleh Presiden Trump, terhadap teori kebocoran lab.

"Kemungkinan itu pasti ada, dan saya sepenuhnya mendukung penyelidikan penuh apakah itu memang bisa terjadi," kata Anthony Fauci, kepala penasihat kesehatan Presiden Biden, kepada sidang dengar pendapat komite Senat AS pada Mei 2021.

Presiden Biden berkata ia telah meminta laporan tentang asal-usul Covid-19 setelah mengambil sumpah jabatan pada 2020, "termasuk apakah ia muncul akibat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium".

Pada Mei 2021, Biden memerintahkan pejabat intelijen untuk "melipatgandakan" usaha mereka dalam investigasi ini.

Apa kata para ilmuwan?

Isu ini masih jadi bahan perdebatan sengit di kalangan para ilmuwan.

Investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dimaksudkan untuk mengungkap misteri ini, namun banyak pakar percaya itu malah menghasilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Sekelompok ilmuwan yang ditunjuk WHO terbang ke Wuhan pada awal 2021 dengan misi menyelidiki sumber pandemi. Setelah menghabiskan 12 hari di sana, yang mencakup kunjungan ke laboratorium IVW, mereka menyimpulkan bahwa teori kebocoran lab "kemungkinannya sangat kecil".

Namun sejak itu banyak yang mempertanyakan temuan mereka.

Sekelompok ilmuwan ternama mengkritik laporan WHO karena tidak menganggap teori kebocoran-lab dengan cukup serius - teori itu dibahas di beberapa halaman saja dalam laporan yang terdiri dari ratusan halaman.

"Kita harus menganggap hipotesis tentang limpasan alam maupun laboratorium sama seriusnya, sampai kita punya data yang cukup," tulis para ilmuwan di Science Magazine.

Bukan hanya sekelompok pakar itu yang meminta supaya teori kebocoran lab diselidiki lebih lanjut.

Bahkan direktur jenderal WHO sendiri, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan agar dilakukan investigasi baru. "Semua hipotesis masih terbuka dan memerlukan studi lebih lanjut," ujarnya.

Dan Dr. Fauci mengatakan pada 2021 ia "tidak yakin" bahwa virus memiliki asal-usul yang alami. Pendapatnya berubah dari setahun sebelumnya, ketika ia berpikir bahwa kemungkinan besar Covid telah menular dari hewan ke manusia.

Apa kata China?

China telah merespons spekulasi bahwa virus Covid mungkin telah bocor dari laboratorium dengan menyebutnya sebagai pencemaran nama baik. Media pemerintah telah rutin menuduh pemerintah AS dan media AS menyebarkan rumor tentang sumber pandemi.

Menanggapi komentar Wray, juru bicara kementerian luar China menuduh badan intelijen AS mempolitisasi investigasi tentang asal-usul virus.

Komunitas intelijen AS memiliki riwayat "kesalahan" yang meliputi "pemalsuan dan penipuan", kata Mao Ning dalam jumpa pers. Karena itu, ujarnya, kesimpulan mereka terkait asal-usul Covid-19 tidak punya kredibilitas.

China telah mendorong teori lain, menduga virus corona mungkin telah masuk ke Wuhan dalam pengiriman daging beku dari daerah lain di China atau Asia Tenggara.

Pemerintah China juga menyoroti penelitian yang dipublikasikan oleh salah satu virolog terkemuka di negara itu tentang sampel yang dikoleksi dari kelelawar di sebuah bekas tambang yang terpencil.

Prof Shi Zhengli - sering disebut sebagai "Batwoman-nya China" - seorang peneliti di Institut Wuhan, menerbitkan sebuah laporan pada 2021 yang mengungkapkan bahwa timnya telah mengidentifikasi delapan galur virus corona yang ditemukan pada kelelawar di tambang tersebut di China pada tahun 2015.

Makalah tersebut mengatakan bahwa virus corona dari trenggiling lebih merupakan ancaman langsung bagi kesehatan manusia daripada jenis yang ditemukan oleh timnya di tambang.

Ini ditambah teori konspirasi tak berdasar yang sudah lama didorong oleh para propagandis China - dan diulang oleh Mao Ning pada jumpa pers kementerian luar negeri 1 Maret 2023 - yang menduga bahwa virus corona dibuat dan bocor dari Fort Derick di Frederick, Maryland, sekitar 80 kilometer dari utara Washington DC.

Fort Derick pernah menjadi pusat program senjata biologis AS, dan saat ini memiliki laboratorium biomedis yang meneliti berbagai virus termasuk Ebola dan cacar.

Apakah ada teori lain?

Ya, itu disebut teori "asal usul alami".

Teori ini berargumen bahwa virus Covid-19 menyebar secara alami dari hewan, tanpa campur tangan ilmuwan atau laboratorium.

Pendukung hipotesis asal-usul alami mengatakan Covid-19 muncul pada kelelawar dan kemudian melompat ke manusia, kemungkinan besar melalui hewan lain, atau "inang perantara".

Gagasan itu didukung oleh laporan WHO, yang mengatakan "ada kemungkinan besar hingga sangat besar" bahwa Covid bisa sampai ke manusia melalui inang perantara.

Hipotesis ini diterima secara luas pada awal pandemi, tetapi seiring berjalannya waktu, para ilmuwan belum menemukan virus pada kelelawar atau hewan lain dengan susunan genetik yang mirip Covid-19. Ini membuat beberapa orang meragukan teori tersebut.

Namun demikian, menyusul pernyataan Direktur FBI Wray, banyak saintis yang telah mempelajari virus Covid-19 menekankan bahwa tidak ada bukti ilmiah baru yang mengarah ke kebocoran laboratorium.

Asal usul alami masih menjadi teori yang lebih mungkin, kata Profesor David Robertson, kepala genomik virus dan bioinformatika di Universitas Glasgow.

"Ada akumulasi bukti (apa yang kita ketahui tentang biologi virus, varian dekat yang beredar di kelelawar dan lokasi kasus pertama pada manusia) yang dengan kuat mengarah pada asal usul alami yang berpusat di pasar Huanan di kota Wuhan," katanya.

Prof Alice Hughes dari University of Hong Kong sepakat. Ia mengatakan kesimpulan Departemen Energi AS bahwa virus itu kemungkinan besar merupakan hasil dari kebocoran laboratorium di Wuhan "tampaknya tidak didasarkan pada bukti baru, dan masih lebih lemah dari dua hipotesis utama tentang asal-usul virus".

Mengapa ini penting?

Mengingat jumlah korban manusia yang sangat besar dari pandemi Covid-19 - dengan kematian yang tercatat sekitar 6,9 juta orang di seluruh dunia - sebagian besar ilmuwan berpikir memahami bagaimana dan dari mana virus itu berasal sangat penting untuk mencegahnya terjadi lagi.

Bila teori "zoonosis" terbukti benar, itu dapat mempengaruhi kegiatan seperti pertanian dan eksploitasi satwa liar. Di Denmark, kekhawatiran tentang penyebaran virus melalui pertanian cerpelai telah menyebabkan jutaan cerpelai dimusnahkan.

Tetapi juga akan ada implikasi besar bagi penelitian ilmiah dan perdagangan internasional jika teori yang terkait dengan kebocoran laboratorium atau rantai makanan beku ternyata terbukti benar.

Konfirmasi tentang kebocoran lab juga dapat memengaruhi cara dunia memandang China, yang telah dituduh menutup-nutupi informasi yang penting pada awal pandemi, dan semakin menambah ketegangan hubungan AS-China.

"Sejak hari pertama China sudah terlibat dalam upaya besar-besaran untuk menutup-nutupi," ungkap Jamie Metzl, seorang peneliti di Dewan Atlantik yang berbasis di Washington yang telah mendorong supaya teori kebocoran laboratorium diteliti lebih jauh, kepada BBC pada tahun 2021

"Kita harus menuntut penyelidikan penuh dari semua hipotesis asal-usul yang diperlukan."

Tetapi pihak lain telah memperingatkan agar kita jangan terlalu cepat menuding China.

"Kita memang perlu sedikit bersabar tapi kita juga perlu diplomatis. Kita tidak dapat melakukan ini tanpa dukungan dari China. Ini harus menjadi lingkungan yang bebas dari saling-menyalahkan," ungkap Prof Dale Fisher, dari National University Hospital Singapura. (*)

Tags : covid-19, virus corona, lebih tiga tahun covid-19, virus corona masih misteri, asal-usulnya virus corona ditentang,