Lonjakan kasus Covid-19 diprediksi akan mengalami gelombang yang tinggi dengan seiring munculnya varian baru Covid-19 jenis omicron.
PEKANBARU - Indonesia diprediksi akan mengalami gelombang ketiga kasus Covid-19 dalam waktu dekat ini.
Begitupun Riau yang telah mulai tampak adanya munculnya varian baru Covid-19 jenis omicron. Varian baru tersebut sangat cepat menyebar sejak pertama kali terdeteksi.
Menanggapi ini Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati juga mengakui kasus baru Corona varian Omicron mengalami lonjakan belakangan ini dan terdapat kasus di Riau.
"Dinas Kesehatan hendaknya mempercepat pelaksanaan vaksinasi guna mencegah penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron."
"Ya kita meminta pemerintah memastikan seluruh masyarakat Riau sudah divaksinasi dalam waktu dekat. Untuk itu, seluruh stakeholder fokus melakukan akselerasi vaksinasi. Vaksinasi harus terus digesa karena targetnya seluruh masyarakat sudah divaksinasi terutama lansia dan anak-anak. Untuk tahun ini kan sudah masuk vaksinasi anak," kata Ade, Sabtu (5/2/2022) kemarin.
Dia mengungkapkan, pekan lalu pihaknya telah menggelar rapat dengan Dinkes terkait tata kelola vaksinasi, khususnya membahas distribusi vaksin secara merata. Dia meminta pihak terkait saling berkoordinasi agar tidak terjadi lagi vaksin yang kedaluwarsa seperti tahun lalu.
"Jangan sampai ada lagi vaksin yang kedaluwarsa, maka pemerintah harus pastikan distribusi vaksin sampai ke kabupaten/kota terutama daerah yang sulit terjangkau," kata Ade.
"Kalau di Pekanbaru mungkin untuk akses vaksin kan banyak tersedia, tapi diperhatikan juga distribusi di daerah itu," sebutnya.
Tetapi seperti disebutkan Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman yang memprediksi puncak kasus omicron bakal lebih tinggi dibandingkan varian delta.
Kasus positif di Indonesia, menurutnya, diprediksi bisa mencapai angka 300 sampai 500 ribu pada saat puncak gelombang ketiga Covid-19 akibat varian omicron ini. Pemerintah dan masyarakat diminta untuk lebih waspada dan antisipasi.
"Jadi kalau misalnya delta ketemu sampai 50 ribu, ini bisa sampai 2 atau 3 kalinya pada periode puncaknya, itu bukan berarti kasusnya cuma segitu, enggak, kita itu bisa sampai 300 sampai 500 ribu pada saat puncak," kata Dicky seperti dirili okezone, Minggu (6/2/2022).
Kalaupun nantinya angka positif Covid-19 tidak mencapai ratusan pada puncak gelombang ketiga, Dicky meyakini, ada keterbatasan testing dan tracing yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab, tren pada varian omicron ini menginfeksi banyak orang.
"Tren dari gelombang omicron ini pertama, bahwa dia akan menginfeksi banyak orang, empat kali bahkan lebih banyak dari delta, ini mau yang resminya maupun tidak resminya, maksudnya yang ketemu oleh tes pemerintah dengan kemampuannya," ungkap Dicky.
Meskipun angka kasusnya diprediksi bakal lebih tinggi dari delta, diprediksi Dicky, masa periode varian omicron tidak akan berlangsung lama. Hanya saja, sambungnya, bakal ada perbedaan tren puncak kasus di setiap daerah.
"Omicron ini cenderung wilayah-wilayah bisa memiliki budaya yang berbeda. Bahkan di beberapa negara, kota atau provinsi berdekatan bisa berbeda puncaknya ada selisih satu minggu," katanya.
Dicky meminta agar pemerintah lebih bisa mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 ini. Meskipun varian omicron tidak terlalu fatal, tapi bisa menyebabkan keruntuhan (collapse) pada seluruh aspek pelayanan publik, termasuk rumah sakit. (*)
Tags : Lonjakan Omicron Bakal Lebih Tinggi, Riau, News, DPRD Minta Dinkes Percepat Vaksinasi,