Bengkalis   2021/07/31 14:37 WIB

Mahasiswa Pencinta Alam Bengkalis Kibarkan Bendera Putih Darurat Abrasi

Mahasiswa Pencinta Alam Bengkalis Kibarkan Bendera Putih Darurat Abrasi
Mahasiswa Pencinta Alam Bengkalis Kibarkan Bendera Putih Darurat Abrasi

BENGKALIS - Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) bersama bersama masyarakat kibarkan bendera putih dan tanam mangrove di Desa Deluk, Kecamatan Bantan. Selain menyambut hari jadi Bengkalis.

"Pengibaran bendera putih sebagai simbol dari kondisi darurat abrasi di Pulau Bengkalis yang tak pernah di tangani secara serius oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat,” ujar Ketua Umum Keslimasy, Muhammad Iskandar, Jumat (30/7).

Dikatakan, kegiatan ini merupakan upaya sadar masyarakat untuk melakukan rehabilitasi pada hutan mangrove yang tersisa di pulau Bengkalis dengan kondisi abrasi yang cukup parah. Selain pengibaran bendera putih, juga dilaksanakan penanaman bibit mangrove jenis rizhopora aviculata, bruguiera pavilora, bruguiera gimnorrhiza di kawasan abrasi zona dua pantai Desa Deluk, aksi tersebut juga sekaligus memperingati Hari Mangrove Dunia, 26 Juli 2021.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan penanaman di zona satu, namun belum membuahkan hasil. ”Lebih kurang tiga kali penanaman mangrove di kawasan abrasi zona satu dilakukan tapi belum juga berhasil baik kegiatan proyek pemerintah maupun swadaya masyarakat”, kata  Yanto, salah satu ketua kelompok mangrove Desa Deluk.

Penanaman mangrove di kawasan abrasi yang cukup parah ini tentu harus punyai teknik yang tepat paling tidak mengetahui musim angin dan mangrove yang ditanam jenisnya juga harus sesuai dengan jenis mangrove yang tumbuh di zona satu. “Kami berharap ada pendampingan kelompok kami agar kami bias terus dapat menjaga mangrove” ujarnya lagi.

Kegiatan tersebut juga dihadiri ketua Mapala BESTARI STAIN Bengkalis, Taufik Hidayat. Taufik mengatakan kegiatan tersebut sangat baik dan dapat menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya manfaat hutan mangrove untuk dilestarikan sebagai pencegah terjadinya bencana alam maupun untuk ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup di pesisir pulau.

Penanganan abrasi di sebelah utara Pulau Bengkalis tentu harus ditangani secara serius untuk mencegah hilangnya pemukiman masyarakat kawasan pesisir. Abrasi sudah menghilangkan kiloan meter sejak 33 tahun yang lalu. “Kita harus memiliki komitmen kuat serta menemukan teknik yang tepat untuk mengatasi persoalan ini,” kata Iskandar lagi.

Hari Jadi Bengkalis ke-509 merupakan usia matang Bengkalis. "Semoga moto Kabupaten Bengkalis bermarwah, maju dan sejahtera mampu bersinergi erat dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan," tutup. (rilis)

Tags : Mahasiswa Pencinta Alam, Bengkalis, Darurat Abrasi,