PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Mantan Bupati Siak H. Arwin AS SH ikut menyoroti harga beras yang naik belakangan ini.
"Dibalik harga beras yang naik ada menimbulkan beberapa masalah."
"Riau banyak daerah potesial untuk menjadi lumbung beras, banyak bupati yang tidak serius menanganinya. Malah suka membangun gedung, mobil dinas dan hal hal yang tidak produktif," kata Arwin AS menanggapi melalui Whats App [WA] nya, Kamis (19/10/2023).
Atas terjadinya perubahan harga beras akhir-akhir ini, Ia menduga ada beberapa penyebab dan masalahnya yang terjadi.
"Kalau sudah demikian tentu, perlunya tiap kabupaten harus dipantau terus oleh dinas terkait supaya jeĺas keberhasilannya. Yang berhasil diberi reward, yang gagal umumkan ke publik dan harus diganti kadisnya," usulnya.
Seperti tercantum pada data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 17 September 2023, harga beras premium di tingkat konsumen sudah melonjak 22,58% dibandingkan tahun lalu, dan beras medium naik 23,56%.
Menurut Arwin AS ada tiga aspek yang menjadi penyebab kenaikan harga beras itu.
Permasalahan iklim seperti kemarau panjang atau kekeringan, lalu permasalahan di hulu, serta permasalahan di hilir, "ini menggambarkan permasalahan kenaikan harga beras begitu kompleks," sebutnya.
Jadi menurutnya, masalah di hulu terkait luas lahan pertanian yang terus menurun. Tetapi Ia berpendapat, kalau tidak ada pencetakan lahan baru, tidak ada inovasi dalam meningkatkan atau mengintensifkan tanaman maka akan menggerus pencapaian peningkatan produksi pertanian yang terjadi di setiap daerah.
Sementara pihak BPS menilai ada sebanyak 200 ribu hektare (ha) setiap tahun luas lahan pertanian menurun. Selain itu masalah di hulu lainnya juga ada keterbatasan sarana produksi pertanian hingga persoalan subsidi pupuk.
"Tidak adanya induk yang jelas dalam permasalahan teknis di pertanian juga turut andil dalam menyumbang persoalan."
"Selain itu BPS menilai belum ada yang menjamin benih padi yang berkualitas bagi sekian juta petani pangan."
Mantan Bupati Siak dua priode ini membenarkan masalah lain juga mulai terdapatnya pengalihan lahan sawah menjadi tanaman lain, harga bahan bakar minyak (BBM) hingga harga pupuk yang naik.
"Pada akhirnya permintaan terhadap gabah naik, dan mulai dirasakan sekarang. Dampaknya terjadi rebutan antara penggilingan kecil dan penggilingan besar."
Jadi permasalahan di hilir, produksi beras yang turun, ketidakpastian atau keterlambatan impor beras, serta pasokan beras menjadi tidak terantisipasi. "Untuk lahan yang bergambut tentu disesuaikan, mungkin yang lebih cocok tanam sayur sayuran, buah buahan dan budidaya ikan air tawar di Riau ini," tutupnya. (*)
Tags : harga beras melabung tinggi, masalah beras, harga beras di riau, News Daerah,