AGAMA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar setiap Muslim menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. Masyarakat diminta memilih pimpinan, baik eksekutif maupun legislatif yang memenuhi syarat ideal kepemimpinan pada Pemilu 2024.
Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh mengatakan, kewajiban setiap Muslim adalah memimpin pemimpin yang memenuhi syarat ideal dalam menjaga agama dan mengurusi urusan kemaslahatan publik.
“Setiap Muslim yang memiliki hak pilih wajib menggunakannya secara bertanggung jawab. Dengan memilih pemimpinan, baik ekskutif maupun legislatif yang memenuhi syarat ideal kepemimpinan, sehingga dapat mengemban tugas kepemimpinan dengan amanah," ujar guru besar UIN Jakarta tersebut seperti dirilis Republika, Senin (18/12/2023).
Menurut dia, kewajiban tersebut, yaitu dengan berpartisipasi menggunakan haknya untuk memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (shiddiq), tepercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), serta mempunyai kemampuan (fathanah). Hal ini sebagaimana telah ditetapkan melalui Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia Tahun 2009.
Keputusan tersebut secara lengkap, yakni menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Umum. Pemilu dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.
Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah (kepemimpinan) dan imarah (pemerintahan) dalam kehidupan bersama.
Sementara itu, Imamah dan imarah dalam Islam menghajatkan syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama agar terwujud kemaslahatan dalam masyarakat.
Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (shiddiq), tepercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathanah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib.
Adapun memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan atau tidak memilih sama sekali, padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.
MUI pun merekomendasikan umat Islam untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar.
Di samping itu, pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu meningkatkan sosialisasi penyelenggaraan pemilu agar partisipasi masyarakat dapat meningkat, sehingga hak masyarakat terpenuhi.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga menyinggung Pemilu 2024 dalam enam poin hasil acara Ijtima Ulama Wisuda Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan XVII di Cibinong, Sabtu.
Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji, setelah kegiatan itu, menjelaskan ijtima ulama wujud bahwa ulama turut mengawal dan mengawasi berbagai persoalan di masyarakat.
Poin terkait pemilu, yakni menjelang musim politik tahun 2024, para ulama mengimbau masyarakat Kabupaten Bogor mengedepankan asas persatuan dan kesatuan, menghindari konflik dan perselisihan, serta mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
Ulama kerap menjadi faktor pendukung dalam kontestasi politik lima tahunan. Semua pasangan calon presiden-wakil presiden mencitrakan dirinya sosok yang didukung ulama.
Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang biasa disingkat Amin menyampaikan dukungan dari kalangan para ulama makin deras hingga saat ini. Hal itu dinilai tindak lanjut dari pakta integritas ijtima' ulama yang ditandatangani Anies dan Cak Imin pada November 2023.
Terbaru, pasangan Amin mendapatkan dukungan secara resmi dari Ustaz Abdul Somad (UAS) pada Rabu (13/12/2023). Co-Capten Timnas Pemenangan AMIN, Yusuf Martak, menyebut dukungan yang bergulir dari para ulama merupakan kelanjutan pakta integritas ijtima' ulama.
"Sokongan para ulama untuk pasangan Amin itu datang usai penandatanganan pakta integritas ijtima' ulama," kata Yusuf dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (15/12/2023).
Paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran juga mencitrakan diri sebagai kandidat yang dekat dengan ulama. Terbaru, Ketua Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani menyebut, tekad Habib Lutfhi bin Yahya sejalan dengan visi-misi pasangan nomor urut 2. Ulama Nahdlatul Ulama (NU) itu dan pasangan Prabowo-Gibran sama-sama ingin menjaga persatuan Indonesia.
Hal itu disampaikan Rosan dalam acara deklarasi dukungan Relawan Nderek Guru (Ndaru) untuk pasangan Prabowo-Gibran, di Sekretariat DPP Nderek Guru, Jakarta Selatan, Ahad (17/12/2023).
Relawan Ndaru diinisiasi oleh sejumlah murid Habib Luthfi. Rosan menjelaskan, Habib Lutfhi adalah ulama yang punya tekad menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Tekad itu sejalan dengan visi dan misi yang diusung paslon nomor urut 2. Karena itu, Rosan mengajak semua pihak turut serta mewujudkan kesatuan dan kesatuan bersama Prabowo-Gibran.
"Karena saya melihat dan meyakini visi misi dan tujuan yang mulia untuk selalu menjaga persatuan menjaga kesatuan dari negara yang kita cintai ini ada di dalam benak dan pikiran kita semua, terutama di guru kita juga di Pak Prabowo dan Mas Gibran," ujar Rosan, dikutip dari keterangan tertúlis.
Di sisi lain, Rosan menilai Habib Lutfhi sudah memberikan dukungan penuh kepada Prabowo-Gibran sebagai pemimpin yang layak didukung pada Pilpres 2024. Habib Luthfi diketahui merupakan anggota Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran.
Upaya pencitraan diri sebagai sosok yang dekat dengan ulama dan pesantren juga tidak lepas dari paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud. Belum lama ini, Ganjar berziarah ke makam ulama ahli pertanian sekaligus pendiri pesantren K.H. R. Ma'shum saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'shum, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Ahad.
Mantan gubernur Jawa Tengah tersebut mengatakan bahwa Ma'shum merupakan ulama karismatik karena memiliki sejarah perjuangan di tengah masyarakat.
"Alhamdulillah, bisa sowan ke pesantren dan bisa berziarah ke makam K.H. R. Ma'shum. Beliau ini pejuang untuk masyarakat di sini," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
Berdasarkan cerita masyarakat setempat, lanjut dia, Ma'shum dapat mengubah wilayah Magelang yang kesulitan mendapatkan air menjadi wilayah yang subur untuk pertanian. "Jadi, dahulu ceritanya di sini wilayah yang kering. Oleh Kiai Ma'shum dilakukan sistem-sistem pertanian yang menjadikan daerah sini subur," katanya.
Maka itu, menurut Ganjar, cerita-cerita perjuangan dari pesantren harus terus dilanjutkan melalui perhatian terhadap pendidikan santri. "Pesantren dan santri juga harus mendapat perhatian sehingga ilmu para ulama terus mengalir ke generasi penerus," kata dia. (*)
Sumber: Republika.co.id
Tags : MUI Minta Setiap Muslim Gunakan Hak Pilih Secara Tanggung Jawab,