Pekanbaru   2022/06/16 17:39 WIB

Pekanbaru Masih Bergantung Daerah Lain Butuh 8 Ribu Ekor Hewan Kurban, 'Ditengah Ancaman PMK Sapi'

Pekanbaru Masih Bergantung Daerah Lain Butuh 8 Ribu Ekor Hewan Kurban, 'Ditengah Ancaman PMK Sapi'

PEKANBARU - Kota Pekanbaru masih bergantung dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban setidaknya diperkirakan butuh 8 ribu ekor di momen Idul Adha 2022.

"Pekanbaru masih bergantung daerah lain untuk hewan kurban ditengah ancaman Penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi'

"Sementara untuk pasokan hewan kurban ini, banyak berasal dari berbagai wilayah di Provinsi Riau maupun di luar Riau. Pasokan hewan kurban pun sudah mulai berdatangan jelang hari Raya Idul Adha," kata Kepala Distankan Pekanbaru, Muhammad Firdaus pada wartawan, Kamis (16/6). 

Muhammad Firdaus menyebut kebutuhan hewan kurban pada hari Raya Idul Adha tahun 2022 ini sama dengan kebutuhan hewan kurban tahun lalu.

Berkaca pada tahun lalu sumber pasokan hewan terbanyak berasal dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali.

"Namun untuk saat ini karena lalu lintas ternak terbatas adanya karantina, kemungkinan sumber ternak terbanyak dari daerah Lampung, Bengkulu, dan Palembang," ujarnya.

Menurutnya, setiap hewan ternak yang masuk ke Kota Pekanbaru diawasi. Mereka mengawasi terkait kesehatan hewan ternak. Ada 2 tim yang turun langsung melakukan pengawasan ke lapangan.

Satu tim terdiri dari 7-8 orang yang melakukan pengecekan. Mereka juga turun langsung ke penjual hewan ternak.

"Kita cek ke tempat penampungan dan penjual di lapangan seperti di pinggir jalan. Sumber ternak dari masuk, kita cek surat izin masuk, kita cek ulang kesehatan hewan ternaknya," terang Firdaus.

Firdaus juga memastikan, hingga saat ini belum ditemukan hewan ternak di Pekanbaru yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dirinya menilai hewan ternak yang ada di Pekanbaru masih aman dan layak di konsumsi.

"Tapi kalau ada ternak yang masuk langsung, dari daerah langsung diantar ke masjid, diharapkan memiliki surat izin masuk dan kesehatan hewan dari asal. Kita kirimkan surat ke kementerian agama, ditembuskan ke KUA," pungkasnya. 

Sementara Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho meminta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengantisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) jelang Hari Raya Idul Adha tahun ini.

"Distanak Riau diminta memperketat pengawasan distribusi sapi dari luar daerah karena kasus PMK pada sapi masih banyak ditemui sejumlah kabupaten/kota."

"Kita mendorong dinas terkait memastikan ternak yang ada di Riau bebas dari penyakit," kata Agung Nugroho.

Agung juga menyarankan Distanak Riau mengkarantina sapi-sapi yang sudah tertular PMK guna mengantisipasi penyebaran yang lebih luas jelang pemotongan hewan kurban nanti.

"Ini sebagai bentuk pencegahan jelang Hari Raya Idul Adha," ujar dia.

Selain itu, Ketua DPD Partai Demokrat Riau ini mengimbau para pedagang memperhatikan kesehatan hewan yang akan dijual.

"Untuk itu, Pemprov Riau kita minta memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para pedagang bagaimana agar sapi tidak tertular wabah ini," imbuh Agung.

Dia juga meminta Pemprov Riau melakukan monitoring kesehatan hewan yang akan disembelih saat kurban.

"PMK ini membuat masyarakat khawatir, untuk itu perlu dilakukan langkah komprehensif untuk melakukan pencegahan," kata dia.

Sementara itu, menanggapi kondisi harga sapi kurban di sejumlah provinsi melonjak naik dampak PMK ini, menurutnya, di Riau harus ada langkah antisipatif yang dilakukan agar harga sapi harga sapi tetap stabil. "Jangan sampai masyarakat diberatkan dengan harga yang seketika melonjak naik," katanya. (*)

Tags : Pekanbaru Masih Bergantung Daerah Lain Kebutuhan Sapi, Pekanbaru Butuh 8 Ribu Ekor Hewan Kurban, Ancaman PMK Sapi, News,