JAKARTA - Pemerintah telah membuka kembali keran ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai 23 Mei 2022 lalu. Namun, ekspor belum bisa langsung dilakukan begitu saja karena ada penetapan rasio alokasi ekspor agar kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi.
Akan tetapi, saat ini ekspor sudah bisa dilakukan. Pemerintah juga telah menerbitkan izin untuk ekspor 302 ton CPO. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Maves), Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers yang digelar virtual, Minggu (5/6/2022) sore kemarin.
Dalam jumpa pers itu, Luhut mengakui bahwa ekspor menjadi sangat penting dan berpengaruh sangat besar terhadap penerapan petani kelapa sawit.
"Ketika ekspor meningkat, maka semua mata rantai produksi dan distribusi bisa kembali berjalan. Jadi dengan demikian kita berharap nanti harga TBS bagi petani nanti akan membaik," kata dia.
Dengan demikian, alat Luhut, kementerian dan lembaga terkait juga terus melakukan upaya percepatan penyelesaian regulasi agar ekspor dapat kembali berjalan.
"Kami telah membuka peluang lebih dari 1 juta ton ekspor, dan secara bertahap ini sudah berjalan. Dengan menggunakan basis kontribusi realisasi domestik pada program SIMERAH, saat ini jumlah PE yang terbit sudah mencapai 251 persetujuan dengan CPO yang bisa diekspor mencapai 302 ribu ton," kata dia.
Luhut mengatakan, pemerintah akan terus memantau kinerja ekspor ini, terutama dampaknya terhadap harga TBS di tingkat petani.
"Langkah-langkah percepatan akan diambil jika nanti harga TBS di tingkat petani nanti dirasa masih terlalu rendah. Pemerintah akan terus, secara nonstop menggodok kebijakan terkait hal ini. Kita berharap nanti harga TBS itu tidak kurang dari 2.500 dan lebih dari itu," tambahnya.
Tags : Pemerintah Buka Kembali Izin Ekspor CPO, crude palm oil, Kebutuhan CPO Dalam Negeri, News,