Headline Sorotan   2021/02/21 14:44 WIB

Perhatikan Masker dan Kebiasaan Makan Untuk Menangkal Virus

Perhatikan Masker dan Kebiasaan Makan Untuk Menangkal Virus

"Masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan penggunaan masker dan kebiasaan makan untuk menangkal virus corona covid-19"

enggunaan masker yang benar sebagai upaya disiplin protokol kesehatan terbukti ampuh mencegah masuknya virus ke dalam tubuh. Dan baru-baru ini Centre for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat pada 13 Februari 2021, merekomendasikan cara baru memakai masker, yaitu masker ganda. Yaitu masker medis berlapis masker kain.

"Sebuah penelitian baru yang dilakukan di laboratorium, bahwa kombinasi masker ganda ini memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pemakainya, dan orang lain dibandingkan memakai masker kain saja atau masker medis saja," Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (18/2/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat.

Namun, ada beberapa kombinasi masker yang tidak boleh digunakan secara bersamaan. Seperti menggunakan 2 masker medis secara bersamaan. Sebab, masker medis tidak dirancang untuk digunakan 2 lapis secara bersamaan karena tidak meningkatkan filtrasi atau kesesuaian masker. Lalu, jangan menggabungkan masker KN95 dengan masker lainnya. Karena masker KN95 sebaiknya digunakan sendiri dan tidak diperuntukkan melapisi masker apapun, baik sebagai lapis pertama maupun seterusnya.

Hindari menggunakan masker yang memiliki katup udara, karena berpotensi sebagai celah masuknya virus. Baik masker kain atau masker medis dapat ditingkatkan ketepatannya menangkal virus. Berbagai cari itu, sepeti menggunakan masker yang terdapat kawat menyesuaikan bentuk hidung, penyangga masker dapat digunakan agar masker dipakai sempurna menyesuaikan bentuk wajah.

Cara selanjutnya, mengikat karet telinga dan melipat sisa masker jika ukuran masker lebih besar dari ukuran wajah, sehingga masker dapat dengan tepat menutupi hidung dan mulut dengan sempurna. Dan perlu diperhatikan juga kemampuan filtrasi dalam menyaring masuknya virus. "Mengenakan masker adalah salah satu cara terpenting mengurangi risiko tertular dan menyebarkan Covid-19. Karena memakai masker yang benar lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali," lanjut Wiku.

Masyarakat juga diminta konsisten memakai masker saat bersama siapapun yang tidak tinggal bersama termasuk dalam rumah. Dengan kepatuhan memakai masker yang benar dan semakin meningkat, harapannya dapat menurunkan penularan sehingga kasus positif dapat segera turun hingga tidak ada sama sekali. 

Kebiasaan makan

Gejala COVID-19, salah satunya adalah hilangnya penciuman dan rasa di lidah. Hal ini membuat penderita COVID berkurang nafsu makannya. Gejala COVID-19 berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi kesehatan, penyakit penyerta dan susunan genetiknya. Sedangkan beberapa gejala COVID-19 juga bisa menyebabkan gangguan pada kebiasaan makan dan pencernaan.

Penurunan kemampuan mengenali rasa bisa menjadi tanda tubuh sedang tidak baik. "Perubahan kemampuan mengecap rasa dapat menjadi tanda berbagai penyakit. Salah satu yang paling sering dari perubahan kemampuan mencium bau, sangat dekat kaitannya dengan mencicipi rasa," ujar Rachel Kaye, seorang asisten profesor di Rutgers University, New Jersey, AS dalam Livestrong.

Dilansir dari detik, disebutkan beberapa gejala COVID-19 yang berhubungan dengan pencernaan dan kebiasaan makan:

1. Gejala gastrointestinal
Tiga rumah sakit di China pernah melakukan studi tinjauan yang menunjukkan satu dari lima persen virus corona mengalami gejala gastrointestinal termasuk muntah, diare dan sakit perut. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan dampak COVID-19 pada mikroba usus dan viral load yang ada dalam kotoran manusia.

Menurut laporan Times of India, pasien dengan gejala gastrointestinal mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan viral load dibandingkan mereka yang tidak memiliki gejala tersebut.

2. Kehilangan selera makan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hilangnya bau dan rasa adalah sinyal kuat dari infeksi COVID-19. Hilangnya rasa juga menyebabkan kesulitan pencernaan, muntah dan lain-lain. Ini cenderung mengecilkan pola makan pasien COVID-19.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di China, ditemukan bahwa lebih dari 80 persen pasien positif COVID-19 dilaporkan tidak nafsu makan beberapa hari setelah terinfeksi.

3. Sakit tenggorokan
Gejala COVID-19 lainnya yang terbukti adalah sakit tenggorokan yang terjadi karena tenggorokan yang meradang. Gejala ini menyulitkan seseorang untuk makan dan minum karena menyebabkan rasa gatal, iritasi atau nyeri saat makan.

4. Mual
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti China di Wuhan, dikutip dalam laporan Times of India, pada 138 pasien menunjukkan bahwa 10 persen pasien positif COVID-19 menderita mual dan diare, ini dua hari sebelum perkembangan demam.

5. Kekurangan nutrisi
Menurut The Consultant Pharmacist, kekurangan sejumlah nutrisi dapat berdampak pada perubahan kemampuan mengenali rasa makanan. Kekurangan vitamin B12 berfungsi pada sel-sel saraf yang bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Kekurangan nutrisi dapat dicegah dengan konsultasi rutin ke dokter untuk mengetahui asupan makanan apa yang perlu dipenuhi. Menurut Dr. Del Signore, COVID-19 bisa berdampak pada saraf olfactory di hidung yang mengganggu indra penciuman. Dr. Kaye juga menambahkan bahwa beberapa pasien COVID-19 ada yang mengalami gejala kehilangan kemampuan merasakan makanan tanpa kehilangan kemampuan penciuman. 

Kasus baru covid-19 

Pemerintah melaporkan penambahan 8.054 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (20/2/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.271.353 kasus COVID-19. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi yakni 2.872, disusul Jawa Barat dengan 975 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 805 kasus. Sementara Riau sumbang 133 kasus baru.

Detail perkembangan virus Corona Sabtu (20/2/2021), adalah sebagai berikut: Tercatat sebanyak 69.479 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 79.395. Sebaran 8.054 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (20/2/2021).

DKI Jakarta: 2.872 kasus
Jawa Barat: 975 kasus
Jawa Tengah: 805 kasus
Jawa Timur: 601 kasus
Kalimantan Timur: 552 kasus
Bali: 202 kasus
Sulawesi Selatan: 202 kasus
DI Yogyakarta: 201 kasus
Kalimantan Selatan: 183 kasus
Nusa Tenggara Timur: 176 kasus
Riau: 133 kasus
Bangka Belitung: 132 kasus
Papua: 118 kasus
Sumatera Utara: 99 kasus
Lampung: 98 kasus
Kalimantan Tengah: 95 kasus
Sumatera Selatan: 88 kasus
Sumatera Barat: 81 kasus
Banten: 73 kasus
Sulawesi Utara: 56 kasus
Sulawesi Tengah: 45 kasus
Nusa Tenggara Barat: 39 kasus
Kalimantan Barat: 35 kasus
Sulawesi Barat: 29 kasus
Papua Barat: 28 kasus
Jambi: 20 kasus
Kalimantan Utara: 20 kasus
Bengkulu: 19 kasus
Maluku Utara: 19 kasus
Kepulauan Riau: 17 kasus
Sulawesi Tenggara: 15 kasus
Maluku: 12 kasus
Aceh: 8 kasus
Gorontalo: 6 kasus. (*)
 

Tags : Masker, Penggunaan Masker, Kebiasaan Makan, Menangkal Virus,