AGAMA - Pesantren merupakan pendidikan Islam tertua di bumi nusantara. Sampai sekarang, pesantren telah mencetak jutaan santri dan telah banyak berkontribusi untuk agama dan bangsa. Berbeda dengan sekolah umun, pendidikan yang diterapkan di pesantren lebih ditekankan pada ajaran agama Islam.
Pondok pesantren salaf biasanya menerapkan metode pengajaran sorogan dan bandongan. Kedua istilah ini sangat populer di kalangan pesantren, terutama yang masih menggunakan kitab kuning sebagai sarana pembelajaran utama.
Ada beberapa keunikan pesantren yang tidak biasanya ada di sekolah umum. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama
Pesantren memiliki fokus yang kuat pada pendidikan agama Islam, termasuk pembelajaran Alquran, hadits, fikih, dan tafsir Alquran. Hal ini biasanya tidak terjadi dalam sekolah umum yang memiliki kurikulum yang lebih umum.
Uniknya, referensi utama yang dipakai di pesantren untuk mendidik santri adalah kitab kuning atau kitab turots yang dikarang oleh para ulama dari berbagai belahan dunia Islam. Sementara, di selokah umum tidak pernah mengenal kitab kuning, hanya buku-buku dengan kertas putih.
2. Kehidupan Bersama
Di pesantren, para santri tinggal bersama dalam lingkungan yang sangat terstruktur, di mana mereka belajar dan beribadah bersama. Hal ini menciptakan ikatan sosial dan kebersamaan yang kuat di antara mereka, yang mungkin tidak dijumpai dalam sekolah umum.
Tidak hanya belajar dan beribadah bersama, kaum santri di pesantren juga kerap makan bersama. Tradisi makan bersama ala santri dikenal dengan "Mayoran".
3. Murid Memakai Sarung
Pesantren sering mempertahankan tradisi-tradisi Islam yang khas, seperti penggunaan bahasa Arab dalam pengajaran, penggunaan pakaian khas, dan adat-istiadat tertentu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Saat mengaji, murid yang belajar di pesantren biasanya memakai pakaian khas, yakni sarung. Hal ini juga tidak ditemukan di sekolah-sekolah umum.
Namun, di beberapa lembaga pesantren modern sekarang ini, ada juga santri yang memakai celana saat belajar di sekolah.
4. Pengembangan Diri Holistik
Selain pendidikan agama, pesantren juga sering menekankan pengembangan diri secara holistik, termasuk pembelajaran keterampilan praktis seperti pertanian, kerajinan tangan, dan keterampilan hidup lainnya, yang mungkin tidak diajarkan di sekolah umum. Santri yang belajar di pesantren diharapkan bisa menjadi manusia yang bermanfaat saat hidup di tengah-tengah masyarakat.
Di pesantren, para santri tinggal bersama kiai atau guru mereka dalam suatu kompleks tertentu sehingga tercipta ciri khas kehidupan pesantren seperti hubungan yang akrab antara kiai dan santri, santri taat kepada kiai, kehidupan yang mandiri dan sederhana, adanya semangat gotong royong dalam suasana yang penuh persaudaraan, dan hidup disiplin.
5. Komitmen pada Nilai-nilai Moral
Pesantren juga menekankan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesederhanaan, kerendahan hati, dan kejujuran, yang menjadi bagian integral dari kurikulum dan budaya pesantren. Seorang santri yang belajar di pesantren dituntut untuk memiliki akhlak yang baik.
Keunikan-keunikan di atas menciptakan lingkungan belajar yang unik di pesantren, yang membedakannya dari sekolah umum dan memberikan pengalaman pendidikan yang khas bagi para santrinya. (*)
Tags : pesantren, pondok pesantren, muhammadiyah, nu, santri,