Kampar   2021/10/12 8:41 WIB

Peternak Sapi Masih Manfaatkan Rumput di Perkebunan Sawit

Peternak Sapi Masih Manfaatkan Rumput di Perkebunan Sawit

KAMPAR - Sejumlah peternak sapi Kabupaten Kampar, Provinsi Riau masih memanfaatkan rerumputan di sekitar areal perkebunan kelapa sawit sebagai pakan untuk penggemukan dan pengembangan usaha hewan tersebut.

"Kita sejak dulu hingga kini mengembala sapi di sekitar areal perkebunan kelapa sawit , karena banyak rerumputan hijau," kata Imran (60) seorang warga Rimba Makmur, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar.

Peternak sapi milik masyarakat dilepasliar sekitar kawasan areal perkebunan kelapa sawit untuk penggemukan dan pengembangan usaha. Selama ini, usaha ternak sapi di di desa itu cukup membantu ekonomi keluarga.

Mereka peternak sapi bisa membangun rumah hingga melaksanakan ibadah haji ke Mekkah. Masyarakat yang lokasinya dekat dengan perkebunan kelapa sawit dipastikan memiliki sapi. Para peternak hewan besar itu juga sangat diuntungkan untuk peningkatan ekonomi. Namun, pihaknya mengembangkan usaha peternak secara tradisional tanpa penerapan teknologi.

Karena itu, dirinya lebih memilih memakai pakan rumput perkebunan dibandingkan menggunakan kosentrat dan rumput gajah. "Kami sudah 20 tahun usaha sapi bisa menjual sekitar lima ekor hingga menghasilkan pendapatan Rp 100 juta per tahun," ujar dia.

Kurniadi (65), warga desa yang sama ditanya juga mengaku dirinya hingga kini masih mengandalkan ekonomi keluarga dari usaha ternak kerbau karena lokasinya berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit.

"Peternak sapi di desa ini setiap hari mengembalanya di sekitar areal perkebunan kelapa sawit. Saat ini, populasi sapi miliknya sebanyak 5 ekor dan bisa menjual dua ekor per tahun. Jika kami menjualnya maka bisa menghasilkan Rp 12 juta," katanya menjelaskan.

Warga Desa Rimba Makmur mengaku, mengembangkan usaha sapi sebagai usaha sampingan sudah 35 tahun dan hingga kini masih bertahan karena menjadikan andalan ekonomi keluarga. Pengembangan usaha ternak sapi bisa menghasilkan pendapatan ekonomi tahunan.

Bahkan ada juga warga desa memiliki ternak sapi ini sebanyak 20 ekor dan bisa menjual delapan ekor per tahun dengan harga Rp 20 juta/ ekor. "Kami bisa memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak hingga Perguruan Tinggi dari hasil usaha ternak sapi ini," kata Hermawan.

Dinas Peternakan Kampar, melalui Kepala Bidang Peternakan, Muhammad Ali, S.Pt, menilai pengembangan dan pembibitan ternak di Kampar sendiri untuk mendorong populasi sapi meningkat sehingga dapat menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. "Pengembangan pembibitan tersebut untuk pelestarian populasi ternak agar tidak hilang di masyarakat. Saat ini, jumlah populasi sapi di Kabupaten Kampar menurun drastis dari semula 33.200 kini menjadi 19 ribu ekor.

Disnak ke depan akan mengembangkan teknik budidaya peternakan sapi dengan pembibitan unggul, gunanya bisa meningkatkan kesejahteraan warga," katanya. (rp.rom/*)

Tags : Peternakan Kampar, Peternakan Sapi, Budidaya Peternakan Sapi,