Headline Sorotan   2022/07/13 16:49 WIB

Polemik di Sekolah Dasar Soal Pengangkatan Kepsek, 'Bagaikan Bom Waktu yang Meledak Tiap penjuru'

Polemik di Sekolah Dasar Soal Pengangkatan Kepsek, 'Bagaikan Bom Waktu yang Meledak Tiap penjuru'
Sepanduk penolakan pengangkatan Plt Kepsek SDN 105 Pekanbaru.

"Pagi itu Senin 11 Juli 2022 para guru terkonsentrasi menyoroti sekaligus menolak jabatan penetapan Plt Kepala Sekolah [Kepsek] Sekolah Dasar (SDN) 105 Pekanbaru karena terkesan Ibu dan anak jadi pejabat"

ara guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 105 di Pekanbaru itu menggelar protes terkait penunjukan pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah. Aksi protes dilakukan karena Plt yang ditunjuk adalah anak kandung kepala sekolah lama.

"Polemik di SDN 105 Pekanbaru karena diduga ada pesanan dalam penetapan Plt Kepala Sekolah."

"Tindakan ini terkait penunjukan Plt kepala sekolah yang bakal masuk ini adalah anak kandung kepala sekolah lama, Nur Hasmi," kata Maisu Indra, guru SD 105 Pekanbaru, di lokasi, Senin (11/7).

Ia menduga ada sesuatu terkait dengan penunjukan itu. Sebab, masih ada kandidat lain yang bisa menjadi pemimpin di SD tersebut.

"Dugaan buruk kita ada sesuatu, atau ada apa-apa ya, kenapa harus dia. Padahal kan masih ada yang lain, ada tujuh orang bisa jadi Plt," kata Indra.

Spontanitas kantor sekolah jadi sepi para guru di SDN 105 pagi itu menggelar aksi demonstrasi, meminta pihak disdik transparan dalam melaksanakan seleksi calon kepala sekolah.

Tetapi Indra kembali menyebutkan, pihaknya telah mengantongi bukti fisik kelalaian sacara administrasi dalam proses seleksi tersebut. 

Dia menduga, ada kecurangan dalam proses seleksi calon Kepala Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru ini.

"Kami meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru tidak asal main unjuk, demi hukum," kata dia.

Menurut dia, seharusnya dalam menguji kompetensi para calon Kepala Sekolah dipertontonkan di ruang publik. 

Sehingga publik bisa menilai para calon Kepala Sekolah yang nantinya akan jadi pemimpin di satuan Pendidikan.

Pelaksanaan seleksi harus terbuka dan tidak terkesan hanya mengambil berkas diatas meja sesuai selera dan pesanan.

"Ini kan era digitalisai dimana teknologi bisa di manfaatkan untuk mengguji kompentensi calon kepala sekolah, yang dapat disaksikan dan dinilai secara langsung oleh masyarakat luas, nah  itulah yang disebut dengan transfaran," tuturnya.

Hal yang sama disampaikan Wakil Kepala Sekolah SD 105, Susianti. Susi menyebut persoalan di sekolah tersebut sudah ada sejak lama dan bagaikan gunung es yang meledak hari ini.

"Sebelum ini juga sudah ada anak-anak dia. Di TU (Tata Usaha) itu anak dia, guru BMR (budaya melayu Riau) itu masih anak, guru kelas II keponakan, guru PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan) cucunya. Ini apa mau ditambah lagi anaknya jadi Plt," tegas Susi.

Susi menyebut anak keponakan Nur Hasmi masuk di sekolah sejak menjabat sekitar 5 tahun lalu.

Bahkan hal itu sudah mendapat protes dari majelis guru karena dinilai tidak memberi contoh.

"Sudah banyak persoalan di sini, ya kita tak mau Plt ini tetap ada bayang-bayang dia di sini. Kami guru-guru minta yang lain, sudah jangan dia-dia lagi. Itu intinya," imbuh Susi.

Bukan satu atau dua kali saja, Susi sebagai wakil sudah sering menyampaikan keluhan mejelis guru. Namun Susi justru dimarahi oleh Nur Hasmi yang baru pensiun 11 Juni lalu.

Dalam keluhan itu, majelis guru menolak usulan Nur Hasmi agar anaknya menjadi penggantinya setelah pensiun.

Spanduk penolakan Plt Kepsek SDN 105 Pekanbaru.

"Beliau ada bilang dari mulut ke mulut. Ada saya bilang anaknya mau gantikan, ya saya bilang 'jangan lagi bu. Kalau dia bagus, tapi ada penolakan program juga tidak berjalan nanti'. Akhirnya saya dimarahin juga," kata Susi pada wartawan, Senin (11/7)

Susi mengaku sekolah di jalan protokol HR Soebrantas tesebut adalah sekolah negeri. Bukan sekolah swasta atau yayasan yang bisa dipimpin secara turun temurun.

"Sekolah ini kan sekolah negeri. Jangan sampai anak keponakan saudara semua jadi orang dia mengisi sekolah ini, saat itu dia bilang 'ya sudah saya pindahkan anak saya ke SD 43. Semua guru senang. Eh ternyata dia lagi yang dilantik menjadi Plt," katanya.

Untuk itulah seluruh guru memggelar aksi protes dengan membentangkan spanduk dan stop mengajar sementara.

Seluruh guru baru kembali mengajar setelah ada perwakilan Dinas Pendidikan Pekanbaru menemui mereka.

Para guru di Sekolah Dasar (SD) 105 Pekanbaru, Riau itu tak bisa lagi menahan emosi, menggelar aksi protes dengan membentangkan spanduk di halaman sekolah.

Wali murid yang baru datang kaget melihat banyak spanduk berisi penolakan terhadap penunjukan pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah di SD itu.

Sejumlah spanduk pun dibentangkan di pagar pintu masuk SD 105 Jalan HR Soebrantas.

"Setidaknya ada tujuh spanduk dibentangkan di pagar pintu masuk sekolah itu."

Dalam spanduk tertulis guru kompak menolak penunjukan Plt Kepala Sekolah yang baru, yakni Tety Siska Noviani. Tety sendiri ditunjuk sebagai Plt Kepala SD 105 Pekanbaru pada Jumat, 8 Juli pekan lalu.

Dari pantauan, setelah menggelar demonstrasi para guru terlihat kembali tenang dan mengajar diruangan sekolah. 

Namun, persoalan yang terkesan main unjuk tentang jabatan Plt Kepsek SDN 105 Pekanbaru ini mulai menunjukkan titik temu dari hasil protes para guru.

"Disdik tetap memegang teguh aturan seleksi kepsek, penilik dan pengawas. Memang protes para guru sudah ada titik temu. Karena itu segera kita alihkan Plt Tety Siska Noviani kesekolah lain dan sekarang SDN105 sudah memiliki Plt yang lain," kata Drs. H. Muzailis MM, Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Kota Pekanbaru menjawab tuntutan para guru saat dikonfirmasi lewat ponselnya, Rabu (13/7).

"Saya sendiri mengetahui ini dari Kabid SD kita kalau sekolah SDN 105 sempat ribut soal pengangkatan Plt Kepsek," kata Muzailis lagi yang tak menyebutkan siapa pengganti Tety Siska Noviani.

Menurutnya, ini lantaran, perbedaan persepsi saja.

"Kami sepakat dengan para guru untuk ditindaklanjuti karena ini menyangkut aturan main."

Tetapi Muzailis kembali menjelaskan bahwa yang bertanggung jawab atas seleksi calon Plt Kepsek ini adalah Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS).

Dewan: Jangan main tunjuk

Terjadinya kericuhan di SDN 105 Pekanbaru ini sempat ditanggapi anggota Komisi III DPRD kota Pekanbaru, Zulkarnain yang meminta penunjukkan Plt Kepala Sekolah harus berdasarkan aturan yang ada.

Dirinya menyebut jangan sampai memberikan jabatan dengan cara asal penunjukan saja, seperti terjadi pada Tety Siska Noviani sebagai Plt Kepala Sekolah SDN 105 Pekanbaru Kelurahan Sialang Munggu yang sempat terjadi penolakan dan turut menuai perhatian banyak orang.

"Penempatan seseorang itu harus berdasarkan pangkat, jangan main tunjuk saja," sebut Zulkarnain, Rabu (13/7).

"Ada yang boleh, tapi harus memenuhi kriteria dan aturan pengangkatan Plt kepala sekolah. Tetapi jika penunjukan Plt kepala sekolah itu sebuah kehendak dan kepentingan apalagi KKN, itu tidak boleh," sambungnya.

Polemik penunjukan Plt Kepala Sekolah SDN 105 ini diharapkan tidak terjadi lagi.

"Jika terjadi kekosongan seperti yang terjadi di SDN 105 karena kepala sekolah yang sebelumnya pensiun kan Disdik bisa lakukan penyesuaian yang bisa diterima banyak pihak. Kedepan tentunya kita berharap hal ini tidak terjadi lagi," sebut Zulkarnain.

Jadi Tety Siska Noviani semula sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kepsek SD Negeri 105 dicopot oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

Muzailis juga membenarkan ini, "Tety dicopot sebagai Plt setelah adanya tuntutan dan aksi mogok puluhan guru di sekolah tersebut."

Para guru SD Negeri 105 ini mogok mengajar karena menolak Tety Siska Noviani sebagai Plt kepala sekolah yang baru saja dilantik Jumat lalu.

Aksi guru juga memasang spanduk penolakan di pagar sekolah yang menyatakan menolak Tety Siska Noviani sebagai Plt.

Ada dugaan Tety Siska Noviani adalah anak kandung dari Kepala Sekolah yang lama Nur Asmi yang memasuki masa pensiun.

Muzailis berkata; bahwa yang bersangkutan telah dicopot dari jabatannya. Tetapi Tety Siska Noviani sendiri sebenarnya belum sempat masuk ke sekolah tersebut pasca ditunjuk sebagai Plt. (rp.sul/*)

Tags : guru protes, guru protes penunjukan kepsek, sd 105 pekanbaru, dinas pendidikan, pekanbaru, riau,