Internasional   2020/08/22 04:02:00 PM WIB

Popularitas Mantan Raja Spanyol Hancur, Gara-gara 'Kekasih Gelap'

Popularitas Mantan Raja Spanyol Hancur, Gara-gara 'Kekasih Gelap'
Raja Spanyol Juan Carlos dan zu Sayn-Wittgenstein dalam satu acara di Barcelona pada 2006.

INTERNASIONAL - Mantan Raja Spanyol, Juan Carlos, disorot tak hanya soal kasus dugaan korupsi yang membelit dirinya, tapi juga soal kisah asmaranya dengan seorang perempuan dan "hadiah" US$100 juta, atau sekitar Rp1,4 triliun, untuk perempuan tersebut yang diklaim sebagai tanda cinta.

Kini muncul seruan agar uang tersebut disita untuk negara dan dialokasikan untuk penanganan wabah virus corona. Pada awal Agustus, Juan Carlos mengatakan meninggalkan negaranya, di tengah kasus dugaan penyalahgunaan keuangan. Saat itu, ia tidak mengatakan di negara mana ia akan bermukim. Ia hanya mengatakan siap kapan saja jika aparat penegak hukum memerlukan informasinya darinya.

Belakangan diketahui raja yang berkuasa mulai 1975 dan turun takhta pada 2014 tersebut memilih tinggal di Timur Tengah, di Uni Emirat Arab. Kasus dugaan korupsi ini membuat jarak mantan raja dan publik di Spanyol makin jauh. Popularitasnya, oleh banyak pihak, diyakini makin luntur di mata rakyat Spanyol. BBC News merilis, hubungan antara Juan Carlos dan publik Spanyol tak lagi harmonis sejak 2012, ketika terbongkar kasus liburan Juan Carlos ke Botswana.

Di negara Afrika ini, Juan Carlos ikut kegiatan berburu dan menembak mati seekor gajah berusia 50 tahun. Saat liburan ini, ia terjatuh, yang membuatnya harus kembali ke Spanyol untuk menjalani perawatan. Rincian safari di Botswana diungkap oleh seorang perempuan kelahiran Denmark yang besar di Jerman, Corinna zu Sayn-Wittgenstein.

Kekasih Juan Carlos antara 2004 hingga 2009

Ketika itu, publik Spanyol sama sekali tidak mengetahui hubungan asmara di antara keduanya. Yang mereka tahu, Juan Carlos menikah dengan Ratu Sofia sejak 1962. Liburan ke Botswana, menurut zu Sayn-Wittgenstein, adalah hadiah untuk anak laki-lakinya, yang ia gambarkan sebagai bagian dari upaya Juan Carlos "merebut hatinya".

Ketika itu, badai sedang menerjang keluarga kerajaan. Menantu Juan Carlos, Inaki Urdangarin, diselidiki dalam kasus korupsi. Di luar itu, kondisi ekonomi sedang lesu. Angka pengangguran mencapai 23%. Jose Antonio Zarzalejos, mantan pemimpin redaksi koran kanan ABC mengatakan Spanyol dilanda krisis. "Pertama, raja secara terbuka tidak setia dengan Ratu Sofia. Kedua, saat ekonomi memburuk, raja liburan ke Botswana, di mana Spanyol tak punya hubungan diplomatik ... ketiga, adalah liburan mahal, kita tak tahu siapa yang membiayai. Ini semua membuat citra raja menjadi buruk," kata Zarzalejos.

Siapa zu Sayn-Wittgenstein?

Zu Sayn-Wittgenstein adalah konsultan politik yang punya kantor di London. Ia bertemu dengan Juan Carlos pada 2004, di acara pesta untuk mereka yang suka berburu binatang di alam liar. Juan Carlos sangat terkesan dengan zu Sayn-Wittgenstein yang tahu banyak soal senapan. Dari sini, Juan Carlos sering menelepon zu Sayn-Wittgenstein. "Kencan pertama kami adalah awal musim panas [2004]," kata zu Sayn-Wittgenstein. Ia mengatakan, seiring dengan hubungan yang makin dekat, ia merasa menemukan banyak kesamaan dengan Juan Carlos.

"Kami sama-sama menyukai politik, sejarah, makanan enak, minuman anggur...," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Jarak tidak menjadi soal bagi keduanya. Dari London, zu Sayn-Wittgenstein terbang ke Madrid untuk bertemu Juan Carlos. Ketika tidak bisa bertemu secara fisik, keduanya berkomunikasi melalui telepon, satu hari bisa bertelepon sepuluh kali. "Hubungan kami sangat kuat, dalam, dan berarti," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Ia pernah bertanya soal hubungan asmara ini dan kaitannya dengan Ratu Sofia, istri resmi Juan Carlos. Juan Carlos menjawab ia dan istrinya sudah punya pengaturan untuk mewakili tahta kerajaan Spanyol. Tapi, kata Juan Carlos, ia dan Ratu Sofia sudah hidup terpisah.

Saat itu, kata zu Sayn-Wittgenstein, Juan Carlos juga baru saja mengungkapkan bahwa selama 20 tahun, ia punya hubungan khusus dengan seorang perempuan lain. Hubungan zu Sayn-Wittgenstein dengan Juan Carlos menjadi makin dekat. Ia bertemu kawan-kawan Juan Carlos dan anak-anaknya. Pada 2009, Juan Carlos secara pribadi menemui ayah zu Sayn-Wittgenstein dan mengatakan bahwa ia telah jatuh dengan zu Sayn-Wittgenstein.

Juan Carlos meminang zu Sayn-Wittgenstein

Namun, terlepas dari perasaan bahagia dipinang oleh raja Spanyol, zu Sayn-Wittgenstein juga melihat "jalan panjang yang sulit membentang di depan mata". "Saya sangat mencintainya. Tapi sebagai konsultan politik, saya juga menyadari hubungan ini tidak mudah. Hubungan saya mungkin juga akan mengganggu keberlangsungan tahta kerajaan Spanyol," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Dan pada 2009, hubungan asmara Juan Carlos dan zu Sayn-Wittgenstein kandas. Yang tidak diketahui zu Sayn-Wittgenstein, Juan Carlos punya hubungan asmara dengan perempuan lain. Ia baru tahu setelah Juan Carlos mengungkapnya. "Hati saya hancur ... ini benar-benar tidak saya perkirakan," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Perkembangan ini terjadi tidak lama setelah ayah zu Sayn-Wittgenstein meninggal karena kanker. Tadinya ia mengira dirinya adalah satu-satunya kekasih Juan Carlos selain Ratu Sofia. Meski hubungan asmara telah kandas, Juan Carlos dan zu Sayn-Wittgenstein tetap berkawan baik.

'Kutukan' berburu gajah 

Skandal berburu gajah mencoreng nama kerajaan dan banyak yang mengatakan kasus ini mempercepat keputusan raja untuk turun tahta. Pada 2014, Juan Carlos menyerahkan takhta ke anaknya, Felipe. Meski tak lagi menjadi raja, Juan Carlos tetap sibuk dengan acara-acara resmi, termasuk melakukan perjalanan internasional ke Timur Tengah.

Perjalanan ke Timur Tengah ini menjadi salah satu fokus penyelidikan hukum setelah seorang perwira polisi diam-diam merekam semua pembicaraan Juan Carlos, dan membuka rekaman-rekaman ini. Pada 2018, media menerbitkan rekaman audio antara Juan Carlos dan seorang perempuan.

Perempuan ini mengatakan, "Bagaimana ia mendapatkan uang? Ia ke negara-negara Arab dengan pesawat ... dan pulang dengan koper-koper berisi uang. Kadang ia pulang dengan membawa uang lima juta. Ia punya mesin penghitung uang. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri."

Namun, jelas ini adalah pengungkapan yang sensasional dan menjadi pemicu investigasi di Swiss dan Spanyol. Salah satu fokus penyelidikan adalah pengiriman uang US$100 juta (sekitar Rp1,4 triliun) dari almarhum raja Arab Saudi ke satu rekening bank di Swiss yang terkait dengan yayasan yang berkantor di Panama yang didirikan pada 2008. Penerima dana ini adalah Raja Juan Carlos.

Aparat penegak hukum menyelidiki tiga orang yang memiliki hubungan dengan raja. Aparat ini ingin tahu apakah pengiriman uang terkait dengan kontrak yang dimenangkan konsorsium Spanyol untuk membangun jalur kereta cepat di Saudi tiga tahun kemudian. Dengan kata lain, apakah uang komisi ilegal untuk raja?

Di Spanyol, Mahkamah Agung membuka kasus ini setelah Juan Carlos turun tahta, situasi yang membuatnya kehilangan kekebalan hukum. Dan pada awal Agustus 2020, ia tiba-tiba mengeluarkan pengumuman yang mengejutkan: ia meninggalkan Spanyol.

Lantas, apa kaitan Corinna zu Sayn-Wittgenstein dengan kasus ini?

Ia adalah salah satu individu yang diselidiki kejaksaan Swiss. Pada 2012, setelah skandal liburan di Botswana, zu Sayn-Wittgenstein menerima kiriman uang dari Juan Carlos. Uang ini diambil dari kiriman US$100 juta dari Saudi. "Saya sangat kaget, nilai hadiah ini sangat besar," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Ia mengatakan Juan Carlos pernah membahas soal surat warisan dan soal keinginan memberi sesuatu untuk dirinya, meski, menurut klaim zu Sayn-Wittgenstein, tidak pernah ada pembicaraan soal besaran nilai warisan. Ia mengatakan ia menerima uang ini setelah apartemennya di Monako dibobol orang.

Setelah proses transfer selesai, zu Sayn-Wittgenstein terbang ke Madrid untuk mengucapkan terima kasih. Dalam kesaksian kepada jaksa Swiss, zu Sayn-Wittgenstein mengatakan bahwa uang ini "adalah tanda cinta dari raja".

"Ini adalah simbol terima kasih karena saya mendampinginya di masa-masa sulit," kata zu Sayn-Wittgenstein.

Pengungkapan bahwa Juan Carlos mengirim uang jutaan dolar ke zu Sayn-Wittgenstein menjadi pembicaraan publik. Berita ini muncul ketika Spanyol tengah kewalahan menghadapi wabah virus corona. Spanyol adalah salah satu negara di Eropa yang paling berat terkena dampak pandemi. Ivette Torrent, pengacara muda dari Barcelona, menggalang petisi daring mendesak uang untuk zu Sayn-Wittgenstein diambil negara dan dialokasikan untuk penanganan wabah virus corona.

Sekitar 250.000 orang mendukung petisi Torrent

Apa tanggapan zu Sayn-Wittgenstein atas petisi ini? "Saya serahkan semuanya kepada kejaksaan Swiss," kata zu Sayn-Wittgenstein. (*)

Tags : Kekasih Gelap, zu Sayn-Wittgenstein, Mantan Raja Spanyol, Juan Carlos, Popularitas Hancur,