JAKARTA - Keikutsertaan Prof Anies Rasyid Baswedan PhD dalam konvensi calon presiden yang diadakan oleh Partai Demokrat bukanlah hasil lobi, apalagi menawarkan diri.
Ketika diundang sebagai peserta konvensi, ada dua pilihan bagi Rektor Universitas Paramadina ini: mau ikut bertanggung jawab atau tidak.
Mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat Anies tidak berpikir soal posisi atau jabatan apa pun.
Dia melihat ini lebih kepada tanggung jawabnya sebagai anak bangsa untuk memastikan yang dicita-citakan republik berjalan dengan lancar.
”Ketika saya ada panggilan untuk ikut bertanggung jawab maka saya akan terima panggilan itu,” kata Prof Anies Baswedan pada media di Kantor Indonesia Mengajar, Jakarta.
"Tanggung jawab di sini adalah lebih dalam konteks mengurus negara, bukan mengurus partai."
Dia menyadari, untuk menjadi pemimpin di negara ini memang prosesnya harus melalui partai.
”Harus dimulai dari sekarang. Jangan menunggu negara ini bersih dulu baru turun tangan. Haruskah kita diam dan tidak berbuat apa-apa, apakah yang akan saya katakan kepada anak-anak dan cucu-cucu saya,” kata pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini.
"Prof Anies Rasyid Baswedan PhD dinilai sebagai salah satu anak kandung dari pergerakan mahasiswa. Karier aktivis Anies Baswedan dimulai sejak belia."
"Anies Rasyid Baswedan dinilai anak kandung pergerakan mahasiswa juga mampu hadapi krisis dan geopolitik dunia."
Tetapi aktivis mahasiswa Muhammad Fauzan Irvan mengakui Anies pernah menjadi Ketua OSIS Seluruh Indonesia dan Ketua Senat Mahasiswa UGM sekitar 1994 yang pada saat itu mempelopori aksi demonstrasi di Yogyakarta, katanya saat berbincang dengan media di Jakarta, Sabtu (13/11).
Aksi tersebut merupakan protes terhadap kekuasaan rezim orde baru yang melanggengkan sistem keterbelakangan kediktatoran otoriterianisme militer yang korup dan nepotisme.
"Sebagai akademisi dan intelektual Anies mampu memecahkan problem sosial-ekonomi dan kebudayaan dengan terus memahami situasi dan kondisi yang terjadi secara langsung di akar rumput," sebutnya.
Anies juga disebutkannya sebagai katalisator dari gerakan restorasi pendidikan yang selama ini mengalami kemunduran dengan ditandai pembentukan gerakan relawan Indonesia Mengajar.
Program ini mengorientasikan pada wilayah pedesaan dan daerah yang masih tertinggal jauh pemahaman akan pentingnya pendidikan sebagai tumpuan kemajuan suatu bangsa.
Menurut Fauzan, Indonesia sebagai negara penyumbang PDB terbesar dan populasi umat Muslim terbanyak di dunia tentunya mampu menjadi katalisator kebangkitan negara-negara yang ada di ASEAN.
Kepemimpinan politik Indonesia tentunya, kata dia, sangat berpengaruh signifikan bagi Kebangkitan negara ASEAN yang saat ini di perebutkan dan dipertaruhkan poros imperialis baik Amerika Serikat maupun tiongkok beserta sekutunya.
"Anies secara politik luar negeri tentunya mempunyai modal yang kuat untuk menjalankan peran politik bebas aktif dan tidak memihak pada dua poros Amerika-Tiongkok dengan berbagai macam proposal yang ditawarkan melalui kerja sama multilateralnya di kawasan Indo-pasifik," kata dia.
Dia menyatakan, Anies sebagai seorang nasionalis mempunyai genealogi pahlawan nasional dari kakeknya juga sebagai negosiator ulung tentunya mempunyai tindakan yang tepat dalam mengkonsolidasikan persoalan geopolitik, seperti dilakukan Bung Karno atas pertentangan dua poros kekuatan politik dunia pada masa lalu.
Fauzan menilai, kepemimpinan Pemerintah Jokowi merupakan estafeta kepemimpinan politik dari zaman ke zaman. Anies sebagai tokoh restorasi Indonesia tentunya akan melanjutkan legacy pembangunan atas pemerintah sebelumnya dengan semangat restorasi melalui prinsip kebangsaan dan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Saat ini, situasi kondisi republik kita mengalami degradasi yang sangat parah dengan di tandainya tindakan monopoli atas kekuasaan aset oleh segelintir elite,” kata Fauzan yang merupakan mahasiswa Pascasarjana Universitas Inodnesia ini.
Fauzan menegaskan sosok Anies disebutkannya sebagai manifestasi dari ide besar yang akan menjadi tumpuan kepemimpinan politik gerakan mahasiswa dan intelektual di Republik Indonesia.
"Anies adalah kemungkinan dari harapan yang bisa mengakomodasi pikiran-pikiran dan gagasan politik maju di Republik Indonesia," ujar dia. (*)
Tags : anies baswedan, anies baswedan capres, capres 2024, pemilu 2024, pilpres 2024, geopolitik,