"Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terus menerima keluhan dan ocehan warga melihat proyek jaringan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang sudah berlangsung lama dan menjengkelkan"
eluhan datang bertubi-tubi, proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang sudah berlangsung lama tak juga ada tanda-tanda penyelesaian hingga menimbulkan kejengkelan sampai keubun-ubun.
Hasil pantauan pihak DPRD soal proyek Ipal ini tak ada masalah anggaran, tetapi pencemaran lingkungan dan jalan menjadi rusak mengular disetiap sudut kota.
Pagi tadi diselusuri jalan satu persatu proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) masih berlangsung. Proyek yang berpencar disetiap lokasi jalan di kota Pekanbaru masih terdapat kerusakan jalan bekas penggalian.
"Setiap kali saya melalui jalan Pelajar, mungkin penilaian saya sama ya dengan warga lain. Lokasi ini cukup berbahaya dan menjengkelkan, kita pun melintasinya harus hati-hati," kata Gito, salah satu warga yang mengendarai mobil Inovanya menyelusuri jalan itu.
Masyarakat di Pekanbaru sudah pada banyak mengeluhkan proyek IPAL ini.
"Kontraktor seharus memastikan proyek di tengah kota itu dalam penyelesaiannya."
"Tetapi sejak awal pandemi corona hingga memasuki tahun kedua, soal gali menggali tanah ini tak ada tanda-tanda selesainya, ucap Gito setengah menggerutu.
Mengingat proyek IPAL Kota Pekanbaru dikerjakan oleh dua kontraktor, PT Wijaya Karya (Wika) dan Hutama Karya (HK). Khusus area selatan masuk ke paket SC1 dikerjakan Wika-Karaga KSO dan SC2 dikerjakan oleh PT HK-Rosa KSO seharus selesai pada akhir Desember 2021.
"Kami mohon maaf dan juga mohon pengertian masyarakat Kota Pekanbaru yang terdampak pekerjaan IPAL ini," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, Ichwanul Ihsan, Rabu (6/10).
"Sesuai kontrak, maka untuk paket SC1 dan SC2 di daerah Sukajadi akan selesai di Desember mendatang," sebutnya lagi.
Manager Project PT Wijaya Karya (Wika), Lutfi Bina juga menyatakan hal sama. Lutfi memastikan proyek akan selesai di akhir Desember mendatang dan saat ini sedang menggesa untuk tahap penyelesaian.
"Pembangunan Perpipaan Air Limbah di Pekanbaru khususnya Paket SC-1 di area Sukajadi saat ini terus mengejar target penyelesaian proyek di beberapa jalan," imbuh Lutfi.
Informasi yang diperoleh saat ini progres pembangunan jaringan sudah mencapai 92%. Namun progres masih terus digesa agar selesai sebelum akhir Desember ini.
"Progres masih terus digesa penyelesaian 100% agar sebelum akhir Desember 2021 sudah selesai. Saat ini pekerjaan jaringan Paket SC-1 telah memasukkan tahap akhir konstruksi," kata Lufti.
Progres yang sudah memasuki tahap akhir berada di Jalan Semangka, Jalan Durian, Jalan Dagang, Jalan Mangga, dan jaringan utama di Jalan Ahmad Dahlan. Di mana selama pelaksanaan konstruksi di lokasi perlu ada penutupan akses dan pengalihan jalur, jelasnya.
"Penutupan dan pengalihan jalan ini untuk mencegah masuknya kendaraan ke lokasi pekerjaan yang cukup berbahaya bagi pengendara akibat aktifitas alat berat yang ada. Untuk itu dimohon kesabaran warga sampai dengan proses pengaspalan dapat dilakukan," kata Lufti.
"Sebagai tindak lanjut terhadap jalan-jalan yang sudah digali dan dipasang jaringan pipa, secepatnya bakal segera dilakukan pengaspalan bertahap.
"Pengaspalan ini untuk memastikan akses lalu lintas dapat dibuka kembali."
Proses pengaspalan dilakukan setelah pengetesan jaringan pipa yang dipasang. Termasuk memastikan bahwa jaringan air limbah tersebut layak digunakan nantinya.
"Jalan Semangka, Jalan Durian, Jalan Dagang merupakan beberapa lokasi yang akan dilakukan pengaspalan pada periode Oktober 2021 ini," sebut Lufti.
Sementara untuk pengaspalan di periode September 2021 sebagian besar kondisi jalan setelah pemasangan pipa sudah dikembalikan dengan pengaspalan dan sebagian beton rigid. Tercatat sampai saat ini total panjang jalan sudah direkondisi sepanjang 15 Km.
"Bulan September lalu, juga telah dilakukan pengaspalan di beberapa lokasi seperti di Jalan Semangka, Jalan Nenas, Jalan Kusuma dan di Jalan Murai. Oleh karena itu, masyarakat dimohon untuk bersabar sampai dengan pengaspalan periode selanjutnya masih sekitar 2.6 km kami targetkan akhir Nopember sudah teraspal semua," katanya.
Lutfi mengaku saat ini tantangan pekerjaan di lapangan yang dihadapi karena masuk musim hujan.
"Produktifitas terganggu bahkan banjir pascahujan deras di lokasi pekerjaan tidak bisa dihindari mengingat aliran saluran drainase yang tidak lancar akibat sampah," sebut Lufti.
"Namun demikian konsistensi penerapan clean construction terus dilakukan seperti pembersihan parit, membersihkan pagar rumah warga kotor akibat pelaksanaan pekerjaan, penyisipan jalan akses warga, perbaikan saluran."
"Selain itu ada event kegiatan bersama tenaga kebersihan dari Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru dalam rangka pembersihan saluran. Lokasinya mulai dari Jalan Ahmad Dahlan dengan adanya sampah yang cukup banyak," sebut Lufti.
Proyek IPAL untuk program MSMIP
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaahan Rakyat, Diretorat Jenderal Cipta Karya, Balai Prasarana Pemukiman Permukiman Wilayah (PPBW) Riau, memastikan pengerjaan proyek instalasi pengolahan air limbah (IPAL), di Kota Pekanbaru saat ini masih terus berproses, dan akan bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam mengurangi pencemaran air tanah, dari air limbah domestik. Ditargetkan pada tahun 2022 baru bisa dioperasikan.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan BPPW Riau, Yenni Mulyadi, mengatakan, Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kota yang mendapatkan program Metropolitan Sanitation Management Project (MSMIP), yang merupakan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan air limbah domestik.
"Program ini diharapkan dapat mereduksi pencemaran badan air, dari limbah domestik yang secara langsung dibuang ke lingkungan di Kota Pekanbaru," kata Yenni.
“Air limbah domestik memiliki potensi besar untuk mencemari lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan. Keterbatasan lahan, menyebabkan masyarakat membangun septik tank kurang dari 10 meter dari sumur air tanah dan memungkin septik tank yang dibangun tidak kedap (rembes). Hal ini menyebabkan terkontaminasinya air tanah, oleh bakteri patogen dari tinja yang dapat menimbulkan penyakit,” ujar Yenni Mulyadi, saat eskpose progres pembangunan IPAL di Kota Pekanbaru, Sabtu (25/9) kemarin.
Yenni menjelaskan, dalam kegiatan MSMIP Kota Pekanbaru, saat ini pembangunan IPAL sudah mulai pekerjaan pemasangan pipa, yang merupakan pekerjaan yang paling dominan, karena terkait dengan penyaluran limbah domestik menuju rumah pompa hingga dapat disalurkan menuju IPAL, sampai ke tempat Pompa di Kecamatan Tenayan Raya.
Metode pekerjaan pemasangan pipa yang digunakan pada paket dalam kegiatan MSMIP Kota Pekanbaru adalah Metode Open Trench, Pipe Boring dan Pipe Jacking. Dimana pemasangan pipa dengan melakukan pengeboran tanah di bawah permukaan jalan, lalu mendorongkan pipa dengan menggunakan tekanan hidrolik atau dengan alat hydraulic jack.
“Kegiatan MSMIP meliputi pembangunan IPAL dengan Kapasitas 8.100m3/hari dengan jaringan perpipaan untuk melayani kapasitas 11.000 Sambungan Rumah. Sistem pengumpulan limbah IPAL Kota Pekanbaru, akan dialirkan secara gravitasi menuju rumah pompa, dan selanjutkan akan di pompa menuju IPAL, yang telah dibangun di Sumber Sari, Kecamatan Tenayan Raya, dengan luas lahan 1 Haktar,” kata Yenni.
"Pembangunan IPAL di Kota Pekanbaru, terutama telah berjalan di lima Kecamatan, yakni Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Lima Puluh, Tenayan Raya, Senapelan, dan Kecamatan Pekanbaru Kota," sebutnya lagi.
"Saat ini pembangunan IPAL terus berjalan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan terhadap pekerja di lapangan. Lokasi yang dibangun berada pada jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Selatan (SC1)."
Jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Selatan (SC2). Jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Utara (NC) dan pembangunan IPAL Kota Pekanbaru (B1).
“Pembangunan IPAL ini seharusnya selesai ditahun 2021 ini, namun dikarenakan terjadi pemotongan anggaran disetiap Kementrian termasuk pembangunan IPAL di Pekanbaru, dikarenakan revocusing yang mencapai 30 persen, untuk penanganan Covid-19. Sehingga terjadi keterlambatan pembangunan, dan ditargetkan pada akhir tahun 2022 pembangunan selesai,” ungkap Yenni.
Dia minta maaf kepada masyarakat Pekanbaru, atas keterlambatan pembangunan IPAL ini. "Saat ini pengerjaan tetap berjalan," sebut Yenni.
"Kami perlu sampaikan bahwa pembangunan IPAL sangat bermanfaat bagi Kota Pekanbaru. Dan setiap pengerjaan penggalian IPAL di lokasi-lokasi, kami pastikan jalan yang di geruk, kembali akan di perbaiki seperti semula,” tambah Yenni.
Proyek ini dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-Karaga KSO dan PT Hutama Karya-Rosaliska KSO. Kontrak awalnya pada bulan November 2018 sampai 2020 melalu proyek multi years, bersama kontraktor HK dan WIKA.
Dalam pelaksanannya, dalam kondisi covid-19, Kementrian keuangan melakukan relaksasi anggaran, dan proyek IPAL di Pekanbaru terkena dampaknya, dan dilanjutkan hingga tahun 2022.
Pagu anggaran pembangunanya mencapai angka Rp800 Miliar lebih. Dimana untuk surat perjanjian kontrak atau SC 1 dan 2 ditandatangani pada tanggal 1 November tahun 2018 antara Peringkat Kinerja Penataan Lingkungan Perusahaan (PKPLP) dan pihak dari Hutama Karya serta Widya Karya.
Adapun nilai kontrak SC 1 adalah Rp203 Miliar dan untuk SC dua adalah Rp141 Miliar. Untuk NC pagunya sebesar Rp274 Miliar lebih, dan untuk pagu B1 nta Rp175 Miliar lebih. Nilai kotrak awal SC 1 Rp203 Miliar lebih, dan SC 2 Rp141 Miliar lebih.
“Pada Kota Pekanbaru ini, kegiatan MSMIP meliputi pembangunan IPAL dengan Kapasitas 8.100m3/hari dengan jaringan perpipaan untuk melayani kapasitas 11.000 Sambungan Rumah,” jelasnya Yenni.
"Sistem pengumpulan limbah IPAL Kota Pekanbaru, akan dialirkan secara gravitasi menuju rumah pompa, dan selanjutkan akan di pompa menuju IPAL, yang telah dibangun di Sumber Sari, Kecamatan Tenayan Raya, dengan luas lahan 1 Haktar.
"Pembangunan IPAL di Kota Pekanbaru telah berjalan di lima Kecamatan, yakni Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Lima Puluh, Tenayan Raya, Senapelan, dan Kecamatan Pekanbaru Kota."
Lokasi yang dibangun berada pada jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Selatan (SC1). Jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Selatan (SC2). Jaringan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru area Utara (NC) dan pembangunan IPAL Kota Pekanbaru (B1), terang Yenni.
“Pembangunan IPAL ini seharusnya selesai ditahun 2021 ini, namun dikarenakan terjadi pemotongan anggaran disetiap Kementrian termasuk pembangunan IPAL di Pekanbaru, dikarenakan revocusing yang mencapai 30 persen, untuk penanganan Covid-19. Sehingga terjadi keterlambatan pembangunan, dan ditargetkan pada akhir tahun 2022 pembangunan selesai,” ungkap Yenni lagi.
'Banjir keluhan'
Pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Pekanbaru sampai kini belum selesai. Kondisi jalan rusak dan ditutup dikeluhkan sejumlah warga dan pengendara.
"Kita bukan berbicara tahun depan, atau dua tahun ke depan. Tapi kita berbicara 5 sampai 10 tahun ke depan," kata Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ginda Burnama menyebut, meski waktu pengerjaan IPAL ini sempat molor karena Covid-19, dampak adanya IPAL sangat bagus untuk masyarakat Kota Pekanbaru.Ginda, Kamis (21/10).
Dia mengaku ada Peraturan Daerah (Perda) akan membuat pengelolaan air limbah ini menjadi maksimal dan retribusi dalam pengambilan hak-hak dari masyarakat akan dinikmati oleh masyarakat Kota Pekanbaru ke depan.
"Insya Allah dengan adanya sistem yang sudah kita buat dengan Perda dan acuan kita bekerja nantinya air limbah ini akan maksimal dalam pengelolaannya," ucapnya.
Ginda mengatakan pengolahan air limbah atau IPAL ini akan sangat bersinergi ke depannya. "Ini menunjukkan arah ke mana Kota Pekanbaru menjadi kota yang cerdas. Insya Allah ini bisa menjadi sebuah progres yang luar biasa ke depannya untuk masyarakat Pekanbaru," katanya.
Terkait proses pengerjaannya, Ginda menjelaskan akan memakan waktu yang panjang untuk pelaksanaannya. Soal jalan yang belum diaspal, kata dia, butuh proses agar tanah bekas galian menjadi padat.
"Kalau untuk pengerjaan karna itu bagian teknik, itu tentu melihat bagaimana proses pengerjaannya, tidak langsung aspal saja tentu ada ya dalam penyusunan bangunan tentu masalah tanahnya tunggu padat dulu, tidak langsung aspal, dan tentu prosesnya panjang untuk dalam pelaksanaannya," terangnya.
Lain lagi disebutkan anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Roni Pasla. Ia melihat proyek IPAL molor dari jadwal penyelesaian tak ada masalah anggaran, lantas Ia pun mendesak proyek ini segera diselesaikan.
Tumpukan seng pembatas, plat besi berukuran besar dan beberapa bahan yang terbuat dari beton terlihat terbengkalai di proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpasang disetiap ruang-ruang pengerjaan IPAL.
Seperti di Jalan Rajawali, Sukajadi, misalnya pengerjaan proyek ini terkesan asal jadi. "Selesai pengerjaan jaringan, badan jalan hancur tak diaspal kembali," kata Trisno, warga jalan Rajawali ini.
Bahkan Ia pun menyebutkan warga disekitarnya sudah pada geram melihat pihak kontraktor proyek IPAL tersbut dan masyarakat menanami beberapa pohon pisang, hal ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi dari kekecewaan dan kemarahan warga terhadap proyek yang sudah banyak menimbulkan kerugian warga.
Roni Pasla menangapi ini mengakui memang ada beberapa titik yang tersendat atau mangkrak. "Kontraktor wajib mengerjakan sampai akhir 2022 instalasinya, di tahun 2023 diserahkan ke Pemko, dan Pemko membuat UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah PUPR untuk mengeoperasionalkan IPAL ini," katanya.
"Mestinya pembangunan instalasi harus selesai di tahun 2022, dan pada tahun 2023 akan diserahterimakan ke pihak Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru."
"Saya sudah banyak mendengar keluhan warga, selain pekerjaannya menimbulkan kerusakan jalan, banyak dari warga usaha menjadi sepi. Itu, debu yang ditimbulkan dari pekerjaan membuat warga gelisah," sebutnya.
"Banyak juga jalanan rusak yang ditimbulkan, karena jalan yang tidak diaspal kemabali setelah digali. Arus lalulintas yang tersendat, dan material sisa pengerjaan yang memenuhi parit."
"Kemarin kita minta pihak kontraktor untuk membuat papan pengumuman, berapa luas proyek mereka, mereka wajib menyampaikan informasi ini, pengerjaannya dari tanggal berapa sampai tanggal berapa," sebutnya.
Roni berharap, pembangunan IPAL ini dapat dengan cepat diselesaikan mengingat tidak adanya dalam masalah anggaran dana yang dikucurkan. "Pendanaan tidak masalah, tidak terpengaruh refocusing (Covid-19)," singkatnya. (rp.sdp/*)
Tags : jaringan Instalasi Pengelolaan Air Limbah, Proyek Jaringan IPAL, Pekanbaru, Sorotan, Proyek IPAL Dikeluhkan, Proyek IPAL Menjengkelkan,