Headline Bisnis   2020/10/29 12:14 WIB

PT Astra Agro Lestari Punya Tiga Varietas Kelapa Sawit Produksi Tinggi

PT Astra Agro Lestari Punya Tiga Varietas Kelapa Sawit Produksi Tinggi

JAKARTA - Direkorat Jenderal Perkebunan Kementan melepas tiga varietas kelapa sawit teranyar dari PT Astra Agro Lestari. Ketiga benih memiliki potensi produksi tinggi dan pertumbuhan meninggi lambat.

“Kelapa sawit calon varietas DxP AAL Lestari disetujui dilepas dengan nama DxP AAL Lestari,” kata Saleh Mokhtar yang juga Direktur Perbenihan Perkebunan, Kementan pada hasil Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester II Tahun 2020 yang dibacakan Ketua Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan di Bogor, Selasa (27/10).

Selain itu, dua varietas yang diusulkan PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi juga disetujui dilepas, masing-masing varietas DxP AAL Sejahtera, dan DxP AAL Nirmala. Ketiga varietas itu memiliki potensi produksi tandan buah sawit (TBS) sangat tinggi. Pemulia tanaman PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi Cahyo Wibowo mengatakan, ketiga varietas DxP AAL memiliki keunggulan produksi TBS, minyak total, dan rendemen tinggi serta pertumbuhan meninggi lambat.

Cahyo menyebutkan, varietas DxP AAL Sejahtera memiliki potensi produksi TBS rata-rata 31,16 ton per hektar (Ha) dan produksi minyak totoal 9,20 ton/Ha dengan rendemen 29,54 persen. “Varietas ini memiliki pertambahan tinggi 40,27 centimeter per tahun,” ujarnya.

Usulan varietas kelapa sawit dari Astra Agro Lestari Group ini merupakan yang kedua kali. Pada sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan 2019 lalu, usulan ketiga benih ditolak karena kurang data pendukung.

Sawit dan Hilirisasi Takkan Berhenti Walau Pandemi

Sementara Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto, mengaku optimistis sawit masih akan menjadi komoditas ekspor andalan di Indonesia sepanjang tahun ini. Seperti halnya tahun lalu, nilai ekspor sawit sepanjang tahun 2020 diproyeksikan akan mencapai US$20 miliar (atau sekitar Rp300 triliun). Lebih lanjut Airlangga menyebutkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, komoditas sawit masih mampu bertahan. Tidak hanya itu, sektor pertanian pun menempati peringkat pertama dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. "Peringkat pertama untuk memulihkan ekonomi nasional. Jadi, komoditas hilirisasi sudah berjalan," jelasnya.

Komoditas hilirisasi dari kelapa sawit yang sudah berjalan adalah program biodiesel 30 persen (B30). Menurutnya, program biodiesel ini akan terus dikembangkan hingga tahun 2021 mendatang yang serapannya akan mencapai 9,2 juta kiloliter dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME). "B30 tahun depan terus dilaksanakan. Artinya, dipersiapkan tahun depan 9,2 juta kiloliter," jelasnya. Lanjutnya, pada Juli 2021 mendatang, pemerintah Indonesia akan mengembangkan program biodiesel 40 persen (B40).

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional, Budi Santoso Syarif, mengatakan, campuran pada B40, yakni B30 ditambah dengan D100 sebesar 10 persen. "Strategi sudah jelas dari pak Menteri dan lainnya. B40 Komposisi B30, D100 10 persen," ungkapnya dilansir wartaekonomi. Lebih lanjut Budi menyebut, berjalannya proyek biodiesel ini merupakan bentuk ketahanan energi serta dapat menekan defisit transaksi berjalan. Dampaknya, secara mikro, harga untuk sawit akan menjadi stabil. "Juga disampaikan pungutan US$55 per ton. Program ini akan terus berlanjut. Sebelum tahun 2015 diperuntukkan untuk oleochemical, tetapi ke depan lebih ke biodiesel, ke depan D100, bisa sejahterakan 16 juta jiwa petani," jelasnya. (*)

Tags : PT Astra Agro Lestari, Varietas Kelapa Sawit Produksi Tinggi,