Artikel   2021/06/03 1:15 WIB

Raeni Anak Tukang Becak Berhasil Ambil S3 di Inggris

Raeni Anak Tukang Becak Berhasil Ambil S3 di Inggris
Reani

RAENI sempat menjadi sorotan pada 2014 lalu. Putri dari seorang tukang becak itu keluar sebagai lulusan terbaik dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan skor IPK 3,96.

Meski berasal dari keluarga dengan penghasilan seadanya, Raeni memiliki semangat untuk menimba ilmu. Wanita inspiratif itu tidak ingin menghabiskan masa kuliahnya dengan sia-sia. Selama 3 tahun, Raeni yang pada saat itu tengah menempuh pendidikan akuntansi di Fakultas Ekonomi Unnes turut bekerja sebagai asisten dosen untuk mendapatkan uang saku. Ia juga aktif mengikuti berbagai macam lomba.

Jerih payah Raeni berhasil mengantarkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia mendapat Beasiswa Lanjutan Magister ke Doktoral LPDP, Kementerian Keuangan RI untuk studi S2 di University of Birmingham, Inggris.

Raeni menamatkan studi S2 pada Desember 2016 lalu. Tak Sampai di situ, ia kembali mengambil program studi selanjutnya. Ia mengikuti program studi S3 di kampus yang sama.

Lewat akun Istagram, Raeni bercerita saat ini ia tengah memasuki tahun ajaran baru. Tak memungkiri, ia mendapatkan sejumlah tantangan ketika belajar di tengah pandemi COVID-19.

"Tidak terasa minggu ini telah memasuki tahun ajaran baru. Sebagai mahasiswa, belajar di saat pandemi seperti ini tentu tidak mudah," tulis Raeni di Instagram dirilis detik.

Saat ini Raeni tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan riset budaya. Meski Inggris masih dilanda pandemi COVID-19, hal itu tak menyurutkan dara asal Semarang itu untuk menimba ilmu.

"Ternyata banyak kesempatan yang bisa di optimalkan seperti mengikuti beberapa kelas tambahan, seminar, networking, menghadiri konferensi, plus dapat kesempatan utk presentasi progress riset di ESC CSEAR North America yg seharusnya dilaksanakan di Kanada," tuturnya.

Raeni mengatakan, ikhtiar yang dilakukannya itu merupakan bagian dari menimba ilmu untuk senantiasa mendapatkan berkah dan manfaat. Raeni juga mengucapkan semangat untuk setiap orang yang tengah menjalankan studi.

"Utk teman-teman yang juga sedang menempuh studi, mari kita saling mendoakan dan memberikan semangat yaa," pungkasnya.

Sebelum pergi ke Inggris, Raeni dikenal sebagai sosok anak tukang becak. Simak kisah Raeni di halaman berikutnya.

Saksikan juga video Marissa Hutabarat, hakim wanita Indonesia pertama di Amerika.

Kini dikenal sebagai wanita inspiratif, Raeni sebetulnya dibesarkan di keluarga yang apa adanya. Sang ayah banting tulang dengan bekerja sebagai tukang becak demi mendapatkan rezeki setiap harinya.

Sebelum menjadi tukang becak, ayah Raeni terlebih dahulu bekerja di sebuah pabrik kayu. Raeni sempat berhutang membeli laptop untuk kuliah yang akhirnya dilunasi oleh sang ayah dengan pesangon dari perusahaan tersebut.

Setelah bekerja menjadi tukang becak, ayah Raeni hanya mendapat penghasilan sebesar Rp 10-50 ribu sehari, ditambah upah menjadi penjaga malam di sekolah seharga Rp 450 ribu per bulan. Namun hal itu tak membuat Raeni berkecil hati.

Raeni menjadi sorotan publik ketika ia meraih gelar cumlaude di Unnes. Dengan bangga, Raeni yang memakai baju wisuda duduk di atas becak yang dikayuh oleh sang ayah.

Kedatangan Raeni yang diantar naik becak oleh ayahnya sontak menjadi sorotan. Raeni tak merasa malu. Ia justru bangga karena berhasil meraih mimpinya untuk lulus dengan predikat cumlaude.

"Kalau misalnya punya kemampuan terus berusaha, insya Allah bisa berhasil. Semua memang dari mimpi, tapi karena dikejar dengan ridho Allah dan dengan semangat dan tekad kuat pasti bisa berhasil," ujar Raeni.

Selain giat belajar, Raeni juga dikenal sebagai sosok muslimah solehah. Simak di halaman selanjutnya.

Giat belajar dan pantang menyerah menjadi karakter paling menonjol dari seorang Raeni. Di lingkungan rumah, ternyata Raeni juga dikenal sebagai sosok yang sopan dan rajin beribadah. Ia bahkan dianggap sebagai wanita inspiratif di daerah tempat tinggalnya.

Pemilik kos yang ditempati oleh keluarga Raeni menceritakan bagaimana sosok Raeni di lingkungan rumah.

"Paling berkesan masalah ibadahnya. Kalau ke luar kos ya cium tangan. Kalau mau lomba juga minta doa ke saya. Saya itu dianggap wakil orang tuanya," ungkap Koyimah.

Koyimah sangat terkesan dengan Raeni yang sangat ambisius. Nilai 3,9 dianggap kurang oleh Raeni hingga membuatnya menangis.

"Dia dapat IPK 4.00 itu sering, kalau kurang dari itu dia menangis ke saya," ucapnya.

Selain itu, Koyimah menyebut Raeni sebagai anak yang sangat berbakti kepada orang tua. Raeni selalu menyisihkan uang beasiswa agar tidak perlu meminta uang kepada orang tuanya.

Tags : Raeni anak Tukang Becak, Reani Berhasil Ambil S3 di Inggris ,