KESEHATAN - Beberapa hari pertama dalam bulan Ramadan akan menjadi masa tersulit karena tubuh menyesuaikan keadaan tetap lapar dalam waktu yang lebih lama.
Di Ramadhan tubuh dalam menyesuaikan keadaan. Tetapi apa yang terjadi pada tubuh ketika berpuasa?
Setiap tahun, pada bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia berpuasa dari sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam selama 30 hari.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ramadan berlangsung pada bulan-bulan musim panas di belahan bumi utara.
Tahun ini, Ramadan dimulai pada musim semi, yaitu 11 atau 12 Maret 2024.
Itu artinya, lama puasa dalam satu hari akan memakan waktu 12 hingga 17 jam di beberapa negara.
Di Indonesia, umat Islam terbiasa berpuasa selama 13 jam karena Indonesia berada di garis khatulistiwa.
Akan tetapi, bagi umat Islam di Eropa, berpuasa 12-17 jam jauh lebih pendek jika dibandingkan ketika puasa pada musim panas yang bisa berlangsung 19 hingga 22 jam dalam sehari.
Apakah berpuasa bagus untuk tubuh dan kesehatan? Inilah yang terjadi pada tubuh ketika Anda berpuasa selama 30 hari.
Secara teknis tubuh belum memasuki "keadaan puasa" sampai sekitar delapan jam setelah makan terakhir Anda.
Keadaan puasa berlangsung saat usus Anda selesai menyerap nutrisi dari makanan.
Segera setelah delapan jam, tubuh kita akan mengambil glukosa yang disimpan di hati dan otot untuk menyediakan energi.
Belakangan, setelah simpanan glukosa habis, lemak menjadi sumber energi berikutnya bagi tubuh.
Tatkala tubuh mulai membakar lemak, bobot tubuh akan berkurang, tingkat kolesterol akan menurun, dan risiko diabetes akan berkurang.
Akan tetapi, penurunan kadar gula darah akan menyebabkan tubuh lemah dan lesu.
Anda mungkin juga mengalami sakit kepala, pusing, mual, dan bau mulut.
Ini adalah saat tingkat rasa lapar Anda berada pada titik paling intens.
Saat tubuh Anda mulai terbiasa berpuasa, lemak dipecah dan diubah menjadi gula darah.
Berkurangnya asupan cairan selama puasa harus segera diisi kembali pada saat sahur dan iftar. Jika tidak, berkeringat dapat menyebabkan dehidrasi.
Makanan Anda harus mengandung 'makanan energi' yang sesuai, seperti karbohidrat dan sedikit lemak.
Penting untuk memiliki pola makan dengan nutrisi yang seimbang, termasuk protein, garam, dan air.
Pada hari kedelapan hingga ke-15, Anda akan melihat peningkatan suasana hati saat tubuh Anda menyesuaikan diri sepenuhnya dengan puasa.
Dr Razeen Mahroof, Konsultan Anestesi dan Pengobatan Perawatan Intensif di Rumah Sakit Addenbrooke di Cambridge, mengatakan ada keuntungan lain juga dalam berpuasa.
“Dalam kehidupan normal sehari-hari, kita sering mengonsumsi terlalu banyak kalori. Ini dapat menghalangi tubuh melakukan tugas lain secara memadai, seperti memperbaiki diri.”
“Hal ini diubah saat puasa, sehingga tubuh teralihkan perhatiannya ke fungsi lain."
"Jadi, puasa dapat memberikan manfaat bagi tubuh dengan memfasilitasi penyembuhan serta mencegah dan melawan infeksi."
Selama paruh terakhir Ramadhan, tubuh Anda sudah beradaptasi sepenuhnya dengan proses puasa.
Usus besar, hati, ginjal dan kulit Anda akan melalui masa detoksifikasi pada masa itu.
“Dalam kesehatan, pada tahap ini, fungsi organ seharusnya sudah kembali ke kapasitas maksimal. Ingatan dan konsentrasi Anda mungkin meningkat dan Anda mungkin memiliki lebih banyak energi,” kata Dr Mahroof.
"Tubuh Anda tidak boleh beralih ke protein untuk mendapatkan energi. Ini terjadi saat tubuh masuk ke mode 'kelaparan' dan menggunakan otot untuk keperluan energi. Ini terjadi lantaran puasa terus menerus dan berkepanjangan selama beberapa hari hingga berminggu-minggu."
“Karena puasa Ramadan hanya berlangsung dari fajar hingga senja, ada cukup kesempatan untuk mengisi ulang diri kita dengan makanan dan cairan yang memberi energi. Hal ini menjaga otot tetapi juga membantu penurunan berat badan.”
Apakah puasa baik untuk kesehatan?
Dr Mahroof menjawab, ya. Tapi ada ketentuannya.
“Puasa baik untuk kesehatan kita karena membantu kita fokus pada apa dan kapan kita makan. Puasa selama sebulan bagus-bagus saja, namun tidak disarankan untuk berpuasa terus-menerus.”
“Puasa terus-menerus bukanlah cara yang baik untuk menurunkan berat badan dalam jangka panjang karena pada akhirnya tubuh Anda akan berhenti mengubah lemak menjadi energi, dan malah beralih ke otot."
"Ini tidak sehat dan membuat tubuh Anda memasuki 'mode kelaparan'."
Di luar bulan Ramadan, dia menyarankan Anda untuk puasa secara berkala – atau diet 5:2 (puasa selama dua hari dalam seminggu dan sisanya menyantap makanan sehat).
Kebiasaan ini, menurutnya, akan menjadi alternatif yang lebih sehat daripada berpuasa terus menerus selama berbulan-bulan.
“Puasa Ramadan, jika dilakukan dengan benar, akan memungkinkan Anda mengisi kembali persediaan energi Anda setiap hari, yang berarti Anda menurunkan berat badan tanpa membakar jaringan otot yang berharga”. (*)
Tags : Diet dan Nutrisi, Islam, Muslim, Kesehatan,