Internasional   2023/02/16 21:26 WIB

Ratusan Pekerja WNI di Inggris Kabur, 'Lebih dari Ribuan Pekerja Terancam Batal Merantau'

Ratusan Pekerja WNI di Inggris Kabur, 'Lebih dari Ribuan Pekerja Terancam Batal Merantau'
Sebagian pekerja gelombang pertama pulang sesuai jadwal dan berniat untuk kembali bekerja di Inggris sesuai prosedur.

INTERNASIONAL - PT Al Zubara Manpower Indonesia yang menangani penempatan pekerja musiman ke Inggris mengatakan pihaknya mencari operator pekerja musiman lain sesudah lisensi mitranya, PT AG Recruitment, dicabut pemerintah Inggris sehingga lebih dari 1.200 pekerja terancam batal berangkat tahun ini.

Kepastian itu disampaikan oleh direktur PT Al Zubara sesudah menunggu kabar dari PT AG Recruitment mengenai pemberangkatan tahun kedua, mengingat musim panen akan segera tiba.

"PT Al Zubara sedang mencari mitra baru di Inggris untuk pemberangkatan tahun ini," kata Yulia Guyeni seperti dirilis BBC News Indonesia pada Selasa malam (14/02).

Dikatakan PT Al Zubara telah mendapat pemberitahuan dari AG Recruitment bahwa perusahaan itu tidak bisa menjadi sponsor lagi tahun ini berdasarkan skema pekerja musiman. Alasannya yang disebutkan adalah "keadaan yang tidak diduga."

Ini berdampak langsung kepada sekitar 1.200 pekerja migran Indonesia (PMI) yang telah menyelesaikan kontrak tahun pertama pada musim panen 2022 dan sedianya ditempatkan kembali secara bergelombang pada musim petik tahun ini mulai April. 

"Kami mohon kepada teman-teman untuk bersadar, menunggu dan berdoa supaya ada solusi," pinta Yulia Guyeni kepada para pekerja yang semestinya diberangkatkan tahun ini.

Penempatan pertama dilakukan pada 2022 dengan mengirim sekitar 1.400 PMI, namun sebagian kabur dan tidak pulang ke Indonesia meskipun terikat kontrak. 

Berdasarkan data terbaru, menurut Yulia Guyeni, sekitar 200 pekerja asal Indonesia kabur dari perkebunan atau mangkir pulang, bertambah dari jumlah yang telah kami laporkan dalam tulisan WNI mantan pemetik buah menjadi imigran gelap dan pencari suaka di Inggris.

BBC News Indonesia telah menghubungi AG Recruitment untuk menanyakan apakah pencabutan izin berkaitan dengan para pekerja yang tidak pulang ketika masa berlaku visa sudah habis.

Kursus bahasa Inggris sepulang dari Inggris

Di antara PMI yang terancam batal berangkat lagi adalah Rifai - bukan nama sebenarnya. Seorang mantan pemetik buah tersebut sedang mengasah kemampuan bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.

Dia berguru selama tiga bulan di perkampungan yang mempunyai banyak lembaga pendidikan bahasa Inggris tersebut. Padahal dia baru saja pulang dari Inggris, tempatnya mencoba mencari nafkah di sektor pertanian.

Tapi dia tidak bisa bekerja selama enam bulan penuh sesuai masa berlaku visa pekerja musiman.

"Pengalaman saya pribadi, visa saya sudah hangus dua bulan sebelum berangkat. Visa sudah turun tapi petugas tidak cepat mengurus persyaratan ID. Jadi terlambat berangkat," jelas Rifai.

Sesampai di perkebunan di Inggris pada bulan September 2022, dia mendapat tugas memetik stroberi dan raspberry. Batang buah yang terakhir itu berduri dan buahnya rentan memar.

Bekerja di alam terbuka waktu memasuki musim dingin dengan angin kencang, Rifai merasa tidak siap.

"Saya mendapat perkebunan yang kurang bagus. Waktu saya sakit, bukannya saya dibawa ke rumah sakit atau diberi pengobatan, tapi malah dipecat," ungkap Rifai.

Kendati demikian, dia mengaku tidak jera merantau ke Inggris. Oleh karenanya, dia sekarang giat mendalami bahasanya dan mengidam-idamkan bisa kembali ke Inggris sampai mendengar kabar bahwa izin AG Recruitment telah dicabut.

Baru ada empat perusahaan Inggris yang mempunyai izin untuk mendatangkan pekerja asing dalam skema visa pekerja musiman. Dengan dicoretnya AG Recruitment dari daftar operator skema pekerja musiman, maka kini tinggal tiga perusahaan. Sebagian telah menyatakan tidak mengambil pekerja dari Asia.

Disebut sebagai operator visa pekerja musiman, perusahaan itu berperan sebagai sponsor para pekerja di Inggris dan penyalur mereka ke perkebunan yang memerlukan. Untuk mendatangkan pekerja asing, mereka menjalin kerja sama dengan perusahaan negara asal pekerja. 

Adapun di Inggris, operator visa pekerja musiman, berada di bawah kendali GLAA atau otorita yang menangani buruh dan pelanggaran hak-hak buruh.

"Semua operator visa pekerja musiman diharuskan memegang lisensi dan diawasi oleh Gangmasters and Labour Abuse Authority (GLAA). GLAA bisa mencabut atau menolak memberikan izin jika tidak dapat memenuhi standar-standar kondisi kerja," tegas Kementerian Dalam Negeri Inggris menanggapi pertanyaan BBC News Indonesia.

Kini operator visa pekerja musiman boleh merekrut dari puluhan negara.

Di samping Indonesia, juga ada pekerja dari Nepal, Uzbekistan, Kirgistan dan Kazakhstan. Namun perekrutan dari Nepal oleh AG Recruitment telah lebih dulu dihentikan untuk musim panen 2023 menyusul kasus jeratan utang yang dialami pekerja dari negara itu.

Sebagian dari mereka juga memutuskan menjadi tenaga kerja gelap atau mencari suaka di Inggris, seperti yang dilakukan oleh sebagian pekerja dari Indonesia.

Pemberitahuan dari AG Recruitment datang ketika PT Al Zubara Manpower Indonesia mengaku telah melakukan berbagai perbaikan setelah dalam pengiriman perdana diwarnai masalah, seperti keterlambatan pemberangkatan dan pekerja kabur dari perkebunan sebelum kontrak berakhir.

Direktur PT Al Zubara Manpower Indonesia, Yulia Guyeni, mengatakan hal itu terjadi karena waktu yang singkat antara pemberitahuan lowongan dari Inggris dan pengiriman.

"Karena singkatnya waktu kita tidak bisa selektif. Jadi semua datang, kita terima saja. Yang tadinya mau berangkat ke Polandia tidak jadi berangkat, mau ke Australia tidak bisa, mau ke Selandia tidak berangkat. Akhirnya ada visa UK ini mereka daftar," kata Yulia.

Rantai percaloan

Persoalan waktu pula membuat perusahaan tidak sempat menerjunkan tim aju guna meninjau situasi lapangan. Konsekuensinya antara lain menyebabkan perusahaan tidak bisa membuat persiapan mental dan fisik calon pekerja.

"Di situ saya akui memang selektifnya tidak ada. Seharusnya ada interview dulu, kita periksa dulu CV-nya. Kalau yang kedua ini kita mempersiapkan diri untuk lebih selektif lagi.

"Jadi jangan sampai seperti kemarin yang niatnya tidak betul-betul kerja cuma ingin ke Inggris, dia berangkat. Sampai sana, baru seminggu-dua minggu sudah bilang kerjanya berat, tidak sesuai akhirnya kabur," papar Yulia.

Mereka mengeluhkan beban utang besar untuk membiaya keberangkatan. Mereka juga mengaku kaget harus membayar transportasi dari bandara di Inggris hingga lokasi tempat kerja.

Banyak pekerja membayar jauh melampaui plafon yang ditetapkan PT Al Zubara, Rp45 juta. Kalau pun lebih, terutama bagi pekerja yang memerlukan transportasi udara dari daerah asal, selisihnya seharusnya dalam batas yang wajar, misalnya Rp5 juta-Rp10 juta.

Sesudah komponen biaya prakeberangkatan tersebut mencuat, banyak kalangan di Inggris merasa tidak nyaman mendengar isu jeratan utang, tak terkecuali investor bidang pangan dan para aktivis.

Direktur Bina P2PMI Kementerian Ketenagakerjaan, Rendra Setiawan, mengatakan pembengkakan terjadi karena PT Al Zubara tidak melakukan perekrutan secara langsung, tapi melalui sponsor atau calo, lembaga pelatihan kerja maupun perusahaan penempatan PMI. Merekalah yang menaikkan biaya penempatan.

"Maka dari itu kami mengambil langkah-langkah konkret dalam penempatan di tahun 2023 proses perekrutan para PMI harus dilakukan secara langsung tanpa melalui pihak ketiga, guna meminimalisir adanya biaya berlebih," jelasnya, sebelum pembatalan penempatan oleh AG Recruitment ini.

Dalam tahap kedua, menurut Yulia Guyeni, pendaftaran telah dilakukan secara daring sebagai salah satu upaya memutus rantai percaloan.

"Karena kita sekarang lewat pasar kerja yang ditangani Kemnaker. Di daerah ada disnaker-disnaker masing-masing nanti kita bisa kita bekerja sama untuk penerimaan musim berikutnya ini."

Kementerian Dalam Negeri Inggris menyatakan biaya yang dikenakan kepada pekerja musiman hanyalah visa £259 atau sekitar Rp4,8 juta dan tiket pulang pergi. Mengenai pungutan di luar biaya itu yang terjadi di negara asal pekerja, pemerintah Inggris tidak mempunyai kewenangan.

Dalam praktiknya, calon pekerja harus membayar banyak biaya tambahan dan menembus birokrasi panjang untuk mengurus rekomendasi dari daerah, paspor, asuransi, biaya pembekalan dari dinas tenaga kerja dan sebagainya. Peraturan di Indonesia mengharuskan semua itu.

Penempatan kedua semula akan dibatasi

Meski begitu, peminat lowongan kerja di Inggris ini menarik minat banyak orang. Jika pada tahun pertama PT Al Zubara mengirim 1.400 PMI, setidaknya 3.800 orang telah mendaftarkan diri tahun ini sebelum pendaftaran ditutup.

Sebagai bagian dari pembenahan - sebelum izin AG Recruitment dibatalkan - Direktur Bina P2PMI Kemnaker Rendra Setiawan mengatakan pengiriman kali ini semula dibatasi bagi mereka yang telah menjalani penempatan pertama. Mereka terikat kontrak selama dua tahun.

Sejauh ini pemerintah Inggris baru membuka sektor pertanian bagi pekerja musiman dari luar negeri.

Petani telah lama tergantung pada pekerja dari luar negeri, utamanya untuk merawat, memanen buah dan sayur. Kebutuhan pekerja musiman tinggi akibat Brexit dan perang Ukraina.

Sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa, banyak pekerja datang dari negara-negara Eropa timur. Demikian juga sebelum pecah perang Ukraina, banyak warga negara itu mengisi lowongan di sektor pertanian.

Data Kementerian Lingkungan Hidup, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) menyebutkan sektor pertanian menyedot 476.000 tenaga kerja, setidaknya 55.000 di antaranya merupakan pekerja musiman.

Tahun 2023 ini Inggris menyedikan kuota 45.000 visa bagi pekerja musiman, meningkat 15.000 dari jumlah yang disediakan tahun sebelumnya.

Dalam keterangan kepada BBC News Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Inggris, yang membawahi urusan imigrasi, mengatakan kuota itu dapat ditambah hingga 10.000 jika diperlukan untuk musim panen tahun ini.

Penambahan kuota dapat dilakukan dengan syarat, "tergantung pada upaya sponsor dan petani untuk memperbaiki dan memenuhi standar kesejahteraan pekerja, termasuk memastikan pekerja mendapat jaminan jumlah jam kerja minimum yang dibayar setiap minggu."

Selain itu, terdapat kuota terpisah sebanyak 2.000 lowongan kerja di sektor peternakan. Kesempatan kerja di peternakan lebih singkat dibanding pertanian karena hanya berlaku mulai Oktober hingga Desember.

Pelatihan diberikan di masing-masing perkebunan, para pekerja praktis tidak memerlukan keterampilan khusus. Menurut mereka yang telah bekerja, dengan bahasa Inggris terbatas sekalipun mereka bisa menjalankan pekerjaan.

Inggris tercatat sebagai negara tujuan baru penempatan PMI, suatu kesempatan yang pada umumnya dianggap potensial.

"Kami menyambut baik adanya peluang lapangan kerja sektor hortikultura di Inggris yang mana hal ini berdampak positif bagi skema/proses penempatan PMI yang sebelumnya belum pernah dilaksanakan penempatan di sektor tersebut ke negara Inggris.

"Hal ini merupakan peluang atau kesempatan kerja yang bisa dimanfaatkan oleh para pencari kerja Indonesia," kata Direktur Bina P2PMI Kemnaker, Rendra Setiawan kepada wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir. 

Skema pekerja musiman baru yang berlaku sekarang diluncurkan pada Maret 2019. Semula berkuota 2.500, skema ini diperluas setiap tahun.

Ketika roda pemerintahan masih berada di bawah kendali Perdana Menteri Boris Johnson, skema pekerja musiman direncanakan setidaknya akan berlaku sampai akhir 2024.

Kajian independen tentang kekurangan tenaga kerja dalam rantai pangan ditargetkan rampung dalam bulan-bulan ke depan. Hasil penelitian itu akan dijadikan pijakan bagi kelangsungan skema pekerja musiman sesudah tahun 2024.

Sampai sekarang pemerintahan pimpinan PM Rishi Sunak belum mengeluarkan ketetapan apakah skema akan dilanjutkan atau tidak. (*)

Tags : Ratusan Pekerja WNI, Inggris, Ratusan Pekerja WNI Kabur, Ribuan Pekerja WNI Terancam Batal Merantau, Imigrasi,