Riau   2020/11/24 15:4 WIB

Riau Waspadai Dampak La Nina Berujung Bencana Hidrometeorologi

Riau Waspadai Dampak La Nina Berujung Bencana Hidrometeorologi

Fenomena La Lina dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi, dampaknya sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

PEKANBARU - Berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Lina sudah teraktivasi di Pasifik Timur. Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

"Dampak La Lina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Sehingga, potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai," kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supari menginformasikan saat di konferensi virtual tim intelejen penanggulangan bencana yang dilakukan secara virtual, Kamis 1 Oktober 2020 kemarin.

Menyikapi fenomena yang berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, Riau termasuk salah satu daerah yang akan alami musim hujan di awal Oktober. Supari menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian. Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020.

Supari mengatakan bahwa dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, prakiraan awal musim hujan akan berlangsung pada Oktober dengan wilayah teridentifikasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat. Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur. Sedangkan di wilayah Kalimantan, potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sebagai focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. BNPB Riau juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. "Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana".

Riau siap-siap hadapi fenomena la nina 

La Nina dapat dikatakan sebagai fenomena iklim atau peningkatan curah hujan yang berlawanan dengan El Nino yang merupakan fenomena iklim pemanasan atau kemarau panjang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menyampaikan bahwasanya pihaknya telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi musibah banjir di Riau dalam menghadapi situasi La Nina tersebut.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik akan mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di Tanah Air. "Beberapa daerah yang rawan banjir di Riau sudah dipetakan, terutama di wilayah Riau daratan (Kampar, Rohul, Kuansing). Kemudian ada juga beberapa daerah pesisir di Riau yang dianggap rawan banjir akibat curah hujan deras," jelas Edwar Sanger.

Edwar mengaku telah melakukan upaya-upaya preventif  untuk itu. Termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota (rawan banjir) untuk antisipasi, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. "Untuk kegiatan antisipasi tidak berbeda jauh, karena memang situasinya sama dan bisa diprediksi," ungkap Edwar.

Ia memastikan bahwa penanganan bencana banjir tahun ini akan bergerak secara bersama-sama. Selain itu, penanganan banjir tahun ini akan lebih dipermudah karena Riau sudah memiliki kelengkapan infrastruktur yang cukup memadai. "Khusus tahun ini, kami akan mengoptimalkan perangkat-perangkat untuk mendukung kegiatan penanganan. Seperti kesiapan perahu karet, kapal motor dan sarana lainnya yang sudah ada, itu yang akan dicek kembali kesiapannya, karena hal itu penting," ucapnya.

Koordinasi dengan instansi terkait. Selain itu, beberapa alat berat yang sebelumnya diperbantukan untuk penanganan Karhutla (traktor mini), juga akan dioptimalkan untuk daerah-daerah rawan longsor di Riau. "Secara sarana dan prasarana, Insya Allah sudah mendukung. Tapi kalau kita berbicara cukup, ya pasti tak akan cukup lah," tuturnya.

Banjir sudah melanda daerah
  
Kini banjir sudah melanda beberapa daerah, BPBD Riau mengakui ada sejumlah daerah di Riau yang telah terkena banjir dan hal tersebut di luar perkiraan. "Ini memang di luar perkiraan, maksudnya, sejak awal dibukanya PLTA Koto Panjang, kami telah melakukan antisipasi banjir akibat debit air. Namun akibat hal itu, ada beberapa daerah yang mengalami banjir, dikarenakan meluapnya air sungai akibat hujan dan air pasang," sebut Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, seperti Selasa (24/11) tadi ini.

Menurutnya, daerah terpapar banjir yakni Kabupaten Pelalawan, Inhu dan Kuantan Singingi. Sementara itu, dilaporkan untuk Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing, banjirnya sudah selesai. Terjadinya banjir di Kuansing bukan karena meluapnya Sungai Batang Kuantan, tetapi dikarenakan adanya sungai - sungai kecil lain yang meluap. "Sedangkan di Indragiri Hulu dan Pelalawan, banjir terjadi akibat rob atau pasang besar," jelasnya.

BPBD terus melakukan pemantauan terhadap banjir di Pelalawan. Yang mana sebelumnya dilaporkan terdapat dua daerah di Kabupaten Pelalawan yang terkena banjir, yakni di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Air Hitam. "Kalau pintu waduk PLTA (Koto Panjang) sudah dibuka, dan airnya bisa saja mengisi sungai Kampar terus bermuara ke sungai- sungai di Pelalawan," menurut Edwar.

Upaya penanganan banjir di dua desa di Pelalawan masih bisa ditangani oleh BPBD setempat, dengan tetap berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Riau. "Untuk penanganan banjir di dua desa di Pelalawan tersebut, kami sudah menurunkan tim. Memang, ketinggian air yang menggenangi pemukiman membuat jalan utama di desa tersebut terganggu, tetapi telah dilakukan penanganan," tuturnya. (*)

Editor: Surya Dharma Panjaitan

Tags : Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD Riau Waspadai Dampak La Nina Berujung Bencana Hidrometeorologi,