PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemprov Riau menggelar Rapat Koordinasi [Rakor] terkait fasilitas dan tempat penampungan sementara bagi pengungsi rohingnya.
"Pengungsi rohingya sudah meluber tepi jalan."
"Kita bahas permasalahan Rohingya yang ada di Pekanbaru ini. Karena Pemprov riau baru dapat surat dari Kemenkopolhukam untuk pemindahan pengungsi ke tempat aman," kata ," kata Pj Gubri SF Hariyanto, Kamis (16/5).
Sebeblumnya pengusngsi rohingya tinggal di tenda darurat di atas trotoar Jalan Wan Datuk Abdul Jamal atau di sekitaran Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru itu berpotensi menggangu ketentraman masyarakat.
Rakor juga menyoroti berbagai persoalan yang terjadi pada Pengungsi Rohingya tersebut. Mulai dari tempat tidak layak hingga angka kelahiran yang tinggi.
"Jadi menggangu ketertiban masyarakat juga, setidaknya 154 pengungsi Rohingya itu juga berpotensi membahayakan keselamatan mereka dari kecelakaan lalu lintas," kata Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto yang membahas Rakor tersebut.
"Mereka itu kan tinggal di belakang MTQ tentu itu mengganggu pandangan dan juga tidak manusiawi. Buat tenda di atas trotoar, mereka banyak anak kecil tentu mengganggu arus lalu lintas, dikhawatirkan akan menyebabkan kecelakaan," sebutnya.
SF Hariyanto menyebutkan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pemko Pekanbaru, Imigrasi dan pihak keamanan untuk mencari solusi terbaik bagi nasib pengungsi rohingya ke depannya.
"Nanti kita carikan tempatnya entah itu gedung atau lapangan, yang penting mereka bisa berteduh. Dan kita akan minta bantu pihak kepolisian, TNI dan lainnya untuk menjaga keamanan," sebutnya.
Pemprov Riau ingin mengambil langkah cepat dalam menyikapi maraknya tenda pengungsian rohingya yang berdiri di atas trotoar Jalan Wan Datuk Abdul Jamal atau tepatnya di belakang Purna MTQ Pekanbaru.
Lantas Pj Gubernur Riau SF Hariyanto akan menggelar rapat koordinasi bersama pihak terkait dan juga Pejabat Tinggi Pratama (PTP) lainnya.
Rakor akan digelar di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah, Kompleks Kediaman Gubernur Riau, Kamis (16/5).
Pengungsi rohingnya di Pekanbaru mengalami luka-luka akibat lemparan batu warga. Aksi ini kerap dilakukan bocah SMA dan geng motor tersebut terjadi siang dan malam.
Tak diketahui apa motif warga melempari para pengungsi. Namun, diduga akibat terpengaruh ujaran kebencian yang menyebar di media sosial.
Sudah 3 bulan lebih berada di camp darurat dengan mendirikan tenda menggunakan terpal, pengungsi Rohingya tersebut belum mendapat kejelasan apapun terkait nasib mereka.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru, Zul fahmi Adrian telah memberikan waktu selama 20 hari untuk para pengungsi untuk membongkar tenda darurat tersebut.
Pasalnya, lokasi yang dihuni oleh 151 orang pengungsi Rohingya itu berdiri di atas trotoar dan berpotensi menggangu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
"8 Mei kemarin sudah kita tinjau. Kami beri mereka waktu 20 hari untuk bongkar (tenda, red) dan cari tempat lain," kata Zul fahmi Adrian.
Dikatakannya, Satpol PP juga akan berkoordinasi dengan IOM, UNHCR, dan kepolisian. Diharapkan, pengungsi Rohingnya ini bisa bergeser ke lahan yang tidak mengganggu pengendara. (*)
Tags : Myanmar, Rohingya, Bangladesh, himalaya, Rohingya di Pekanbaru, Rohingya dilempari batu, Selamatkan pengungsi Rohingya, Riau,