Headline Riau   2021/09/10 16:55 WIB

Sebulan Pasca Alih Kelola Produksi Blok Rokan Naik, Kata Julius Wiratno

Sebulan Pasca Alih Kelola Produksi Blok Rokan Naik, Kata Julius Wiratno

Sebulan pasca alih kelola produksi Blok Rokan mengalami tren meningkat.

PEKANBARU - Wilayah Kerja (WK) Rokan telah mencatatkan peningkatan produksi meski baru sebulan pascaalih kelola WK Rokan. Diketahui, produksi di WK Rokan saat ini berada di kisaran 158 ribu BOPD (barel minyak per hari).

"Dalam kurun waktu 1 bulan ini, sudah ada kenaikan produksi sebesar 1.000 - 2.000-an BOPD dengan tren yang terus meningkat. SKK Migas bersama PHR (PT Pertamina Hulu Rokan) terus berkoordinasi agar target lifting WK Rokan di 2021 dapat tercapai," kata Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno dalam keterangan pers, Kamis (9/9).

Adapun target lifting dari WK Rokan dalam APBN 2021 adalah 165 ribu BOPD. "Akhir tahun nanti, akan ada 17 rig yang melakukan pemboran, kami tetap optimis target dari WK Rokan pada 2021 akan tercapai," kata Julius.

Sementara itu, Direktur Utama PHR, Jaffee A Suardin menerangkan, pada Selasa (7/9, pihaknya mulai mengoperasikan rig ke-13 di Sumur Pungut P04, Lapangan Pungut, yang masuk wilayah Kabupaten Bengkalis. Jaffee menambahkan Rig Airlangga-55 tersebut dioperasikan oleh PT Asia Petrocom Service. Menurutnya, sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu hingga saat ini, PHR telah mengebor 23 sumur.

"PHR terus berupaya menambah jumlah rig, dengan adanya penambahan rig tentu dapat mempercepat penambahan jumlah sumur secara eksponensial guna mendukung pencapaian target pengeboran pada tahun ini," jelasnya.

Jaffee mengungkap pihaknya berkomitmen mencanangkan program kerja yang masif dan agresif untuk menjaga, bahkan menaikkan, tingkat produksi WK Rokan. Ia mencontohkan, dalam program pengeboran, pihaknya akan berupaya memenuhi target pengeboran 161 sumur hingga akhir tahun. "Dukungan semua pemangku kepentingan sangat penting bagi kelancaran program pengeboran, termasuk dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar," tuturnya.

Selain program pengeboran yang agresif, lanjutnya, PHR juga berupaya menjaga kinerja base business. Adapun upaya yang dilakukan pihaknya, antara lain menambah jumlah rig kerja ulang hingga 29 rig, meminimalisasi potensi kehilangan produksi atau Loss Production Opportunity/ LPO, menjaga keandalan peralatan untuk mengurangi downtime, serta menekan kasus pencurian minyak mentah maupun peralatan penunjang operasi migas.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus pun menyampaikan, SKK Migas Perwakilan Sumbagut terus memantau perkembangan realisasi pemboran yang masif di WK Rokan agar tetap berjalan lancar dan aman. Menurutnya, perkembangan ini tersebar di 7 Kabupaten/Kota. "Kami bersyukur atas dukungan penuh dari semua elemen masyarakat, Pemda/Polri/TNI-AD beserta jajarannya, bahwa kondisi seamless transition terwujud sehingga PHR bisa lebih fokus pada kegiatan operasional di lapangan WK Rokan. Semoga kondisi ini terus terjaga dan produksi WK Rokan terus meningkat," terangnya.

Menurutnya, kelancaran operasional WK Rokan menjadi cermin kesuksesan proses transisi yang berjalan secara sistematis dan terstruktur. Ia mengatakan koordinasi dari pihak terkait telah berjalan dengan baik, bahkan dimulai sejak dua tahun sebelum kontrak WK Rokan berakhir. Ke depan, proses alih kelola WK Rokan juga dinilai layak untuk menjadi salah satu rujukan bagi blok-blok terminasi lainnya di Indonesia.

Julius Wiratno juga menyatakan produksi Blok Rokan meningkat berada di kisaran 158 ribu BOPD (barel minyak per hari), sebulan pasca alih kelola. Target lifting dari WK Rokan dalam APBN 2021 sebesar 165 ribu BOPD. "Dalam kurun waktu 1 bulan ini, sudah ada kenaikan produksi sebesar 1.000 - 2.000-an BOPD dengan tren yang terus meningkat. SKK Migas bersama PHR (Pertamina Hulu Rokan) terus berkoordinasi agar target lifting WK Rokan di 2021 dapat tercapai,” kata Deputi Operasi SKKMigas ini.

Dia mengatakan jika pada akhir tahun nanti, akan ada 17 rig yang melakukan pemboran. Pihaknya pun yakin target WK Rokan pada 2021 akan tercapai. Pada Selasa 7 September 2021, PHR mulai mengoperasikan rig ke-13 di Sumur Pungut P04, Lapangan Pungut, yang masuk wilayah Kabupaten Bengkalis. Rig Airlangga-55 tersebut dioperasikan PT Asia Petrocom Service.

Sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu hingga saat ini, Pertamina Hulu Rokan telah mengebor 23 sumur. “PHR terus berupaya menambah jumlah rig, dengan adanya penambahan rig tentu dapat mempercepat penambahan jumlah sumur secara eksponensial guna mendukung pencapaian target pengeboran pada tahun ini,” ungkap Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.

PHR berkomitmen mencanangkan program kerja yang masif dan agresif untuk menjaga, bahkan menaikkan, tingkat produksi WK Rokan. Dalam program pengeboran, misalnya, PHR berupaya keras untuk memenuhi target pengeboran 161 sumur hingga akhir tahun. ”Dukungan semua pemangku kepentingan sangat penting bagi kelancaran program pengeboran, termasuk dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar,” ungkap Jaffee.

Selain program pengeboran yang agresif, PHR tetap berupaya menjaga kinerja base business. Berbagai upaya yang dilakukan di antaranya menambah jumlah rig kerja ulang hingga 29 rig, meminimalisasi potensi kehilangan produksi atau Loss Production Opportunity/ LPO; menjaga keandalan peralatan untuk mengurangi downtime. Serta menekan kasus pencurian minyak mentah maupun peralatan penunjang operasi migas. Pemerintah telah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok minyak dan gas (migas) Rokan‎ setelah 2021. Keputusan ini merupakan kado pemerintah untuk rakyat Indonesia menjelang hari kemerdekaan ke-73. (*)

Tags : SKK Migas, Riau, Sebulan Pasca Alih Kelola Produksi Blok Rokan Naik,