PEKANBARU — Tim PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus melakukan pengeboran sumber minyak Blok Rokan, Riau dalam mencapai target 161 sumur baru periode Agustus hingga Desember 2021. Dalam upaya pencapaian target tersebut, PHR mengebor dengan efisiensi waktu lebih cepat.
"Dalam pengerjaannya ada beberapa sumur di mana awalnya itu diperkirakan mencapai 20 hari, sekarang sudah selesai dalam waktu 9 hari. Di kegiatan yang lain ada juga pengeboran dari 7 hari menjadi 5 hari, yakni di lapangan Duri. Jadi kita terus mengefisiensikan durasi dari drilling (pengeboran) tersebut," kata Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin pada media, Rabu (25/8).
Dai mengatakan tim pengeboran berhasil melakukan efisiensi waktu pengeboran Rig BN-18 di Lapangan Bangko, Rokan Hilir. Menurutnya, dari target waktu yang ditetapkan selama 20 hari, tim berhasil melakukan pencapaian pengeboran dalam waktu 9 hari.
Jaffee mengatakan, keberhasilan tersebut dicapai melalui beberapa improvisasi pekerjaan di lapangan, siantaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (offline activity) dan meningkatkan keandalan peralatan pemboran (improve rig reliability). "Selain itu, tim juga melakukan defensive drilling dengan mengatur drilling parameter di daerah yang berpotensi kehilangan sirkulasi. Tim juga melakukan perencanaan yang matang sehingga menghindari terjadinya waktu menunggu service atau material," kata Jaffee.
Ia menambahkan, sejak alih kelola Blok Rokan oleh PHR pada 9 Agustus 2021 hingga kini, PHR telah berhasil melakukan pengeboran 10 sumur. Bahkan, kata dia, hingga Senin 23 Agustus 2021 tercatat ada dua rig pengeboran yang sedang moving ditambah 1 rig yang sedang persiapan pengeboran di WK Rokan. Dari jumlah sumur tersebut, terdapat 8 sumur dengan tingkat produksi yang juga melebihi target. "Total produksi 8 dari 10 sumur yang sudah dibor sebanyak 3.196 BOPD dari 2.000 BOPD yang direncanakan," kata Jaffee.
Atas progres ini, Jafffee yakin target pengeboran 161 sumur yang dicanangkan dapat terpenuhi. "Kami sangat optimis, karena sebelum alih kelola pun kami sudah menyiapkan rig dan materialnya serta kru yang dibutuhkan agar pengeboran ini bisa tercapai," imbuhnya.
Sementara Ketua Komisi III, Husaimi Hamidi menilai pergantian pengelolaan minyak di Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina dipandang anggota DPRD Riau haruslah mampu menambah pendapatan daerah. "Selama ini migas Riau bagi hasil ke pusat semua. Setelah diserahkan ke Pertamina, ada tidak objek PAD untuk Riau selain PI 10 persen berdasarkan undang-undang tersebut," kata Ketua Komisi III, Husaimi Hamidi.
Ia mengatakan nantinya akan memanggil Dirut Pertamina Hulu Rokan membicarakan soal pengelolaan minyak itu agar bisa menambah pendapatan daerah. Termasuk agar BUMD bisa ambil bagian. Menurutnya bila BUMD ini bisa mengelola secara busines to busines secara pendapatan akan jauh lebih besar untuk pendapatan daerah. "Kita dorong BUMD yang diberi fasilitas untuk Business to business lebih dari PI. Kita ingin Riau menikmati migas yang ada di Riau. Kita ingin ada BUMD kita yang spesial untuk mengelola, baik kabupaten kota, atau provinsi," ucapnya. (*)
Tags : Blok Rokan, Sumur Pengeboran, Riau, Minyak dan Gas,