Pendidikan   2020/08/05 09:11:00 AM WIB

Sekolah 'Misbar' Jadi Solusi Ditengah Pandemi Covid-19

Sekolah 'Misbar' Jadi Solusi Ditengah Pandemi Covid-19

PENDIDIKAN - Mungkin sekolah Misbar [sekolah terbuka] merupakan solusi bagus bagi sekolah-sekolah di India yang kesulitan melakukan proses belajar-mengajar secara online saat pandemi memaksa mereka untuk tutup. Tapi sebuah kota di Kashmir yang dikelola India menemukan solusi baru.

Setiap pagi, para siswa di Doodpathri, sebuah kota di distrik Budgam, berjalan melewati sungai dan jembatan, lalu menaiki bukit ke ruang kelas mereka yang baru: tempat terbuka yang indah berlatar belakang Himalaya yang tertutup salju. Sekolah tanpa atap membuat orang tua dan anak-anak bisa bernapas lega setelah berbulan-bulan menjalani lockdown untuk menekan infeksi Covid-19. 

Negara bagian itu telah melaporkan lebih dari 19.000 kasus dan sekitar 365 kematian. "Jauh lebih baik anak-anak kita bersekolah di sekolah itu daripada bosan di rumah, tempat mereka seringkali menjadi frustrasi," kata Mushtaq Ahmad, yang putranya bersekolah di sekolah terbuka.

Para pejabat harus berkolaborasi dengan penduduk setempat untuk mendirikan lebih banyak sekolah seperti itu, imbuhnya. Kendati hubungan Kashmir yang bermasalah dengan India - dan momok kekerasan yang menghantui lembah itu - kawasan ini telah lama menjadi tujuan wisata populer karena keindahannya.

Dan Doodpathri sendiri adalah bukit yang terkenal. Tapi karena tidak ada wisatawan yang berkunjung pada musim panas ini, penduduk setempat meminta para pejabat untuk menggunakan berbagai tempat wisata di daerah itu untuk keperluan lain. "Kelas-kelas diadakan dengan mempertimbangkan langkah-langkah keselamatan," kata Mohammad Ramzan Wani, petugas pendidikan zona, yang membantu mendirikan sekolah rakyat itu.

"Karena cuaca yang tidak terduga di hulu, kami juga berusaha mendirikan tenda supaya kelas-kelas ini bisa berjalan dengan mulus."

Siswa-siswa India, terutama mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan sekolah-sekolah negeri dengan fasilitas minim, kesulitan menghadiri kelas daring karena konektivitas buruk dan kelangkaan telepon genggam di rumah. Bahkan di sekolah swasta, peralihan ke kelas daring telah menampakkan kesenjangan digital antara siswa yang memiliki banyak perangkat – dari laptop hingga iPad hingga smartphone – di rumah dan yang tidak.

Jadi di pedesaan Kashmir, ruang kelas terbuka menjadi pilihan yang melegakan. "Kebanyakan anak ini berasal dari komunitas Gujjar-Bakarwal di Kashmir," kata seorang guru yang menjadi relawan untuk sekolah komunitas ini. 

"Antusiasme mereka telah membuat seluruh konsep ini cocok, dan menciptakan permintaan serupa di tempat lain," sang guru menambahkan.

Langkah ini terutama membantu karena anak-anak di wilayah ini tidak bisa bersekolah bahkan sejak sebelum pandemi dimulai. Pada Agustus 2019, pemerintah federal India mencabut status khusus Kashmir, yang memberinya lebih banyak otonomi daripada sebagian besar negara bagian lain, sehingga memperparah keretakan antara Delhi dan Srinagar. Langkah itu disertai karantina dan penangguhan layanan telepon dan internet, hal yang tak pernah terjadi sebelumnya. Meskipun penangguhan internet telah dikembalikan sampai tingkat tertentu, internet berkecepatan tinggi atau 4G masih dilarang.

Kehidupan di lembah mayoritas Muslim itu masih belum normal dalam setahun terakhir. Para pejabat mengatakan sekolah tanpa atap mengikuti semua protokol terkait Covid-19, misalnya mengenakan masker dan penjarakan sosial. Guru-guru mengatakan otoritas berkunjung untuk melakukan inspeksi secara rutin, dan memastikan apapun yang diperlukan untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas tersedia.

Satu-satunya kekurangan sekolah ini ialah tidak ada tempat berteduh bila hujan alias misbar (gerimis bubar). Ketika awan berubah mendung, anak-anak berlarian mencari naungan, suara hujan pun diselingi tawa dan teriakan mereka. (*)

Tags : sekolah misbar, sekolah terbuka, india, pendidikan,