AGAMA - Sebanyak 87 dari 414 jamaah umrah yang telah tiba di Tanah Air pada Senin (17/1) terkonfirmasi positif Covid-19 kini sedang dicari titik penyebabnya.
"Sepuluh di antaranya probable varian omikron.'
“Menjelang kepulangan ke Indonesia (hari ke-9) mereka di-PCR. Alhamdulillah, hasilnya 100 persen atau semuanya negatif. Begitu tiba di Indonesia mereka dites PCR lagi, di sini baru ada yang positif,” kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), Nur Arifin dirilis Republika, Rabu (19/1).
Pemerintah kini masih mencari titik penularan terhadap para jamaah mengingat mereka dinyatakan negatif Covid-19 saat tes PCR di Arab Saudi sebelum kembali ke Indonesia. Ia enggan berspekulasi apakah jamaah tertular saat masih di Arab Saudi atau ketika perjalanan kembali ke Indonesia. Namun, dia memastikan, seluruh jamaah dinyatakan negatif Covid-19 saat tes PCR di Arab Saudi sesaat sebelum kembali ke Tanah Air.
Sekitar 1.731 jamaah telah berangkat dengan sistem one gate policy atau kebijakan satu pintu. Pemberangkatan seluruh jamaah itu terbagi atas empat kelompok, yakni pada tanggal 8, 10, 12, dan 15 Januari. Sebanyak 414 jamaah umrah yang telah tiba di Indonesia tersebut merupakan kelompok pertama yang berangkat pada 8 Januari lalu.
Arifin mengatakan, selama perjalanan umrah, jamaah melakukan tes PCR beberapa kali. Tes pertama dilakukan 414 jamaah di Asrama Haji Pondok Gede pada 8 Januari. Hasilnya, semua jamaah dinyatakan negatif Covid-19. Tes berikutnya dilakukan sesampainya mereka di Saudi.
Sesuai aturan Otoritas Bandara Saudi atau GACA, jamaah melakukan karantina selama lima hari. Pada hari keempat, mereka menjalani tes PCR dengan hasil 100 persen negatif. Karena negatif semua, kata Arifin, mereka bisa melaksanakan umrah.
Dia meminta penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) terus memantau kepatuhan jamaah terhadap protokol kesehatan (prokes). “Seluruh penyelenggara umrah yang menyertai jamaah senantiasa kita titip pesan untuk mengawal dan mengawasi jamaah agar disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ujar dia.
Ketua DPD Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPUH) Jawa Timur, Ajeng Retnaning Puri, meminta jamaah umrah untuk tidak lengah dalam mematuhi prokes, termasuk penggunaan masker. Dia mengingatkan, umrah kali ini merupakan ujian yang akan dijadikan patokan dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. “Umrah ini kan memang sebagai acuan untuk haji. Jadi, prokes terutama penggunaan masker itu harus ketat,” kata dia.
Ajeng merupakan salah satu perwakilan dari asosiasi yang berangkat ke Saudi pada 23 Desember 2021 atau disebut tim advance. Tim ini memetakan dan mempersiapkan pelaksanaan umrah dengan prosedur yang ditetapkan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Sebanyak 11 dari 25 orang tim advance diketahui positif Covid-19 varian omikron saat tiba di Indonesia.
Selama berada di sana, kata Ajeng, prokes dari masyarakat masih kurang disiplin. Berdasarkan pengalamannya, ia menyebut banyak warga yang patuh menggunakan masker hanya saat berada di dalam masjid. Begitu keluar dari rumah ibadah, penggunaan masker sudah tidak sebagaimana seharusnya.
“Kalau kita menuruti orang Saudi, prokesnya kurang. Kalau orang Indonesia terlena dengan mereka, otomatis kita akan lengah, ikut buka masker,” ujar dia.
Ajeng menambahkan, pemeriksaan PCR terhadap jamaah dilakukan berkali-kali selama di Saudi. Tes dilaksanakan pada hari kedua dan keempat karantina, serta satu hari sebelum kepulangan.
Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Budi Darmawan menduga, penyebab jamaah terpapar Covid-19 saat tiba di Indonesia karena kondisinya lemah. Saat ini, jamaah melaksanakan umrah dan ziarah dalam kondisi musim dingin. Menurut dia, hal tersebut juga memengaruhi kondisi jamaah.
Budi meyakini, semua jamaah umrah komitmen terhadap protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia maupun Arab Saudi. “Jangan terlalu forsir diri. Tetapi susah, karena ibadah umrah semua merupakan ibadah fisik,” kata dia.
Pihak berwenang Arab Saudi meminta Muslim dari luar negeri yang merencanakan perjalanan umrah untuk mendaftarkan vaksinasi lengkap Covid-19 mereka secara daring sebelum kedatangan. Dalam pernyataan yang diunggah Kementerian Haji dan Umrah di Twitter, pendaftaran melalui platform Qodum adalah suatu keharusan bagi peziarah luar negeri.
Hal ini dilakukan 72 jam sebelum kedatangan untuk memeriksa apakah sesuai dengan vaksin yang diakui di Arab Saudi. Sampai saat ini, vaksin yang disetujui di Arab Saudi adalah Astrazeneca, Pfizer, Johnson&Johnson, Moderna, Sinopharm, dan Sinovac.
Pada Oktober 2020, Arab Saudi memulai kembali umrah setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena pandemi Covid-19. Awal pekan ini, otoritas Saudi mengatakan, keputusan baru-baru ini yang membatasi pengulangan umrah dengan jeda 10 hari juga berlaku untuk Muslim di luar negeri. Keputusan tersebut diambil mengingat Kerajaan Saudi mengalami lonjakan infeksi Covid-19. (*)
Tags : umrah, jamaah, covid-19, omicron, omikron, vaksin,